Basecamp

1K 105 0
                                        

Kini mereka tengah berjalan dijalur yang landai, membuat mereka sedikit menghela nafas lega. Didepan mereka juga sudah terdengar suara gemercik air dari air terjun Cipanas.

Berbeda dengan teman-temannya yang sedang menikmati suasana hutan, Alea malah asyik membagikan kwaci pada setiap pendaki yang ia temui, dan itu mengundang kekehan geli teman-temannya.

"Masing-masing satu, inget sampahnya kantongin aja" ujar Alea

Pendaki yang menerima 1 biji kwaci itu tersenyum geli "siapa sih ini namanya? Lucu deh"

"Alea, Kak. Hehe" Alea memperlihatkan cengiran khasnya membuat mereka semakin gemas saja pada gadis berponi rata dan bermata bulat itu.

"Kak Ale, mendadak gemesin gitu ya" celetuk Gania

"Walaupun emang kadang bego, dia bisa jadi sosok gemesin diwaktu-waktu tak terduga" sahut Diandra yang memang jelas mengetahui sifat sahabatnya itu.

Mereka melanjutkan lagi perjalanan, didepan juga ada Izal yang kini sudah kembali beranjak, sepertinya dia baru saja istirahat disalah satu beton yang memang dikhususkan untuk duduk.

"Eh ada roti!!" Seru Okta ketika mendekati tempat yang Izal duduki tadi, ia menemukan sekantung berisi roti gandum dan coklat yang masih utuh

"Jangan dimakan, siapa tahu punya pendaki lain yang ketinggalan" cegah Alan ketika Okta akan membukanya

"Punya si Izal kali tuh, rombongan dia kan tadi duduk disini" sahut Fero, ia Fero yang sejak tadi mulai mengoceh tak sependiam awal bertemu tadi.

"Yaudah makan aja, gapapa kali ya" samber Gania

"Kalo ditanyain bilang aja dimakan sama si Ale" ujar Diandra enteng membuat Alea mendelik

"Enak aja!!" Sahut Alea sewot

Elang memasukkan coklat kedalam mulut Alea "Dah makan aja gausah banyak cingcong" Alea membulatkan matanya, lagi mau protes malah dijejelin coklat.

Mereka mengambil Roti itu tapi tidak dengan Alea, gadis itu kini kembali mengunyah coklat. Ditambah Alan juga memberikan sepotong coklatnya pada Alea. Mereka memakan itu sambil sesekali tertawa dengan obrolan yang tiada hentinya.

"Le mau gak?" Tawar Fero memberikan coklatnya pada Alea "kemanisan banget"

"Ale juga sama Kak, giung ih aslian kebanyakan teuing"

"Yaudah saling sepotong deh" Alea mengangguk dan memegang ujung satunya lagi lalu Fero membaginya menjadi dua. Tanpa diketahui, Elang terdiam memperhatikan itu.

Setelah habis dan hanya menyisakan 2 lembar roti, mereka melanjutkan kembali perjalanan apalagi saat melewati curug Cipanas.

"Hati-hati, licin banget ini" ujar Elang pada Alea yang berada didepannya, ia Elang berada dipaling belakang, sekaligus menjaga gadis didepannya ini agar tidak terjatuh.

Akhirnya mereka bisa melewati jalan berair itu dengan selamat, kini ke 7 orang itu tengah duduk ditanjakan, mengistirahatkan tubuh mereka sejenak sebelum kembali menanjak.

Dan juga, Elang sepertinya tidak bisa jauh-jauh dari Alea, seperti saat ini ia duduk disamping Alea. Dan tingkahnya itu tidak lepas dari pengawasan Alan dan Diandra. Merasa istirahat mereka cukup, kini mereka kembali melanjutkan perjalanan.

"Le!!" Panggil Diandra pelan.

"Apa?" Keduanya berjalan beriringan didepan

"Gue mau ngomong deh" ujar Diandra sambil sesekali melirik kearah belakang.

"Lah ini kan lo lagi ngomong"

"Hilihh, gini lho. Kayaknya Kak.."

Ucapan Diandra terpotong karena Elang yang tiba-tiba meminta air minum pada Alea "Le, minta minum dong. Punya gue abis"

ALEA-ELANG (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang