"Ma, Pa, Izal izin mau nikahin Lia, boleh?"
Alea masih ingat jelas, beberapa bulan yang lalu Izal tiba-tiba bilang ingin menikahi Julia. Sontak saja membuat Papa dan Mama nya kaget begitu juga Alea, karena memang Izal tidak pernah membicarakan tentang pernikahan, dan tiba-tiba saja laki-laki itu meminta izin untuk menikah.
Dan niat baik Izal pun disetujui oleh kedua orang tua mereka, keesokannya juga semua keluarga besar berkumpul untuk membahas lebih lanjut rencana Izal ini.
Dan puncaknya adalah hari ini, Alea tengah berdiri didepan kamar sang Kakak tercintanya itu sambil membawa kemeja dan jas yang akan Izal kenakan nanti.
"Baaaaang, ini kemeja sama Jasnya udah Ale setrika" teriak Alea pelan didepan kamar Izal
"Masuk aja Le!!"
Perlahan langkah kecil Alea memasuki kamar Izal, ia sempat menatap Kakaknya itu dengan tatapan yang tak bisa ia artikan bagaimana, di satu sisi ia jelas bahagia karena Kakaknya itu akan memulai hidup baru dengan orang yang di cintainya, di satu sisi juga Alea sedih, untung yang satu itu Alea bingung kenapa ia bersedih.
"Dek, kenapa?" Tanya Izal pelan sambil menghampiri adiknya itu.
Alea mengerjap pelan "gak apa-apa Bang, Ale cuma lagi ngerasa sedih aja"
Izal tersenyum kecil lalu mendekap sang Adik "jangan sedih dong, masa kamu sedih sih. Kalo kamu ngerasa gak ada temen dirumah nanti, kan masih ada si Bungsu" Izal merasakan Alea terisak pelan
"Beda aja Bang, gak komplit. Nanti yang temenin Ale makan tengah malem siapa? Yang bantuin Ale beres-beres rumah kalo Mama gak ada dirumah siapa?" Tanya Alea pelan sambil terisak
Izal melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang mengaliri pipi bulat adiknya itu "Jangan gitu dong, Abang jadi sedih juga dengernya. Kalo gitu nanti si Alan atau Bang Ikmal aja yang suruh temenin kamu. Kan nanti Abang juga pasti main kesini sama Teh Lia"
Alea mengangguk pelan lalu menyerahkan jas dan kemeja yang ia bawa pada Izal "nih pake dulu, udah ditungguin juga"
Izal hanya terkekeh lalu menerimanya begitu saja, Alea dengan cepat keluar dari kamar Izal dan menghampiri keluarganya yang sedang menunggu sang calon pengantin bersiap.
Alea mendekat kearah Elang yang tengah mengobrol bersama Diandra, Alan, Ikmal, Sonya dan Rafi yang ikut serta. Tak hanya mereka teman-teman Izal yang lain juga sudah berkumpul didepan.
Elang yang paham akan gelagat Alea langsung merangkul gadis itu sambil mengusap lembut bahunya "Jangan sedih dong harus happy" bisiknya pelan
Alea mendongak lalu tersenyum begitu saja "iya udah enggak" Alea memeperhatikan sekitar sejenak "Di, Kak Fero mana?"
Diandra yang tengah bergosip ria dengan Rafi sontak menoleh "Nanti nunggu disimpang depan katanya, baru mau jemput orangtuanya dulu"
"Kenapa gak barengan aja sih Di?" Tanya Sonya, agak heran juga sebenernya. Diandra dan Fero tuh termasuk pasangan yang gak dipisahkan kalau kata Sonya mah saking seringnya barengan kemana-mana.
"Gue bareng sama Ibu sama Ayah tadi kesini sekalian nyupirin mereka" jawab Diandra sambil menunjuk kedua orangtuanya yang tengah mengobrol bersama orangtua Alea dan Orangtua Elang yang juga tak mau tertinggal.
"Berangkat sekarang, Bang?" Tanya Papa Surya membuat semuanya menoleh kearah Izal yang sudah rapih dan siap.
Izal mengangguk "iya Pa, udah mau jam 8 juga"
Mereka semua sontak mengangguk dan mulai bersiap-siap memasuki kendaraan masing-masing.
Di mobil pengantin yang dibawa Elang ada Alea dan juga Izal tentunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEA-ELANG (COMPLETED)
ЮморBukan tentang Bad Boy atau Bad girl, bukan juga cowok cool yang akhirnya luluh, ini hanya cerita seorang Aleana dan Elang yang bertemu tepat disepertiga malam. *ps: sangat teramat ringan, tanpa ada konflik berat didalamnya :)