Ungkapan

54 20 0
                                    

"Alika... "

Alika membalikan badannya ke arah sumber suara yang tadi memanggil namanya. Alika bungkam, seolah-olah mulutnya terkunci, ia tak percaya kepada orang yang barusan memanggilnya.

"Alika... Will You marry me? "

Alika menelan salivanya. "Yes! "

Perlahan langkah Alika mundur sampai ia terbentur tembok, hatinya tak karuan, ia mulai memejamkan matanya.

"ADEK BANGUN! WOY! SUBUH-SUBUH! " teriak Arka tepat di telinga Alika

Alika meremas selimutnya, matanya sudah menatap Arka dengan tatapan tajam. "BEGO KAK! MIMPI GUE ANCUR GARA-GARA KAKAK BANGUNIN! SELANGKAH LAGI SEHUN MAU NYIUM GUE! " teriak Alika tak terima tepat selangkah lagi dirinya dicium Sehun namun, semuanya hancur dan sirna di gagalkan oleh Arka

"Sehun terus... mimpi dek di cium Sehun! realitanya si Sehun amit-amit banget pengen nyium adek yang ileran! Buluk! Bau lagi! " cibir Arka kembali

"Udah lah gue males berdebat sama kakak! Yang mukanya mirip monkey! buang-buang waktu adek! " sahut Alika dan bangun dari duduknya

"Kakak juga males berdebat sama adek! Bisanya ngehalu terus! Ngehayal terus jadian sama si Sehun! Ciuman lah apa lah! Kemarin aja nangis-nangis! Sekarang udah kaya maung kelaparan, pagi-pagi udah teriak-teriak! "

"Biarin terserah adek! Daripada kakak anak orang di gantungin mulu! Kak Zeline tuh geulis! Bageur! Pinter! Kurang apa lagi coba"

"Ada kurang satu lagi! "

"Apa?! "

"Kurang omes! "

Alika melempari satu persatu bantal ke arah Arka dirinya tak terima jika Zeline yang sudah di anggap seperti kakak kandung di katakan seperti itu. Zeline wanita berakhlak baik dan sopan, jauh dari hal-hal yang begitu. Kadang Alika bingung kenapa Zeline mau menjadi wanita yang di dekati oleh kakaknya tersebut. Manusia yang tidak ada akhlak seperti kakaknya.

Arka segera berlari dan keluar dari kamar Alika karena dia habis-habisan di lempari bantal boneka milik Alika, bisa-bisa nanti benda-benda tajam mengenai tubuhnya.

"Punya adik kaya gitu amat ya, gue harus cari rumah sakit jiwa nih, terus daftarin dia"

---

Alika mengambil satu persatu bantal dan boneka yang tadi ia lempar pada Arka. Ada saja pagi-pagi seperti ini ada yang membuat emosinya membludak. Ia hampir lupa, Alika segera berlari ke kamar mandi dan mengambil air wudhu untuk shalat subuh.

Butuh 5 menit Alika melakukan shalatnya, Alika kembali ke tempat tidurnya dan mengambil ponsel miliknya. Ia sedang sibuk mengedit foto Sehun agar menjadi lebih Aesthetic. Setelah kejadian kemarin, Alika kini nampak sadar dan sejenak melupakan masalah tersebut. Ia akan melupakan Reno, tapi dia harus menanyakan alasan dia sibuk. Namun, Alika gengsi untuk bertanya.

Matahari semakin naik dan memancarkan sinarnya melalui celah-celah jendela. Alika segera bangkit untuk membersihkan badannya, Alika melangkah keluar kamar dan menuruni tangga. Alika melihat Riri yang sedang sibuk menyiapkan sarapannya, Alika sebagai anak perempuan tentunya harus membantu, Alika menghampiri Riri.

"Butuh bantuan ngga bun? " tanya Alika ya ng membuat Riri di sampingnya menoleh dan tersenyum

Riri menggeleng. "Ngga usah dek, sebentar lagi selesai lagian kamu udah bawa-bawa handuk pasti mau mandi"

"Iya sih bun adek mau mandi" ucap Alika terkekeh

"Kemarin aja nangis-nangis sekarang udah ketawa lagi" cibir Riri

Senja dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang