Sasaran

39 17 3
                                    

"Bau-bau benih cinta mulai tumbuh nih! " ucap Niko menatap Rafa dan Alika yang kini duduk bersampingan

"Apaan sih lo! " jawab Alika yang sedang menahan rasa gugupnya

Rafa hanya tersenyum sebagai balasan yang di lontarkan Niko.

---

Alika's pov

Di balkon ini Aku duduk menikmati angin malam yang di campur dengan hujan ringan yang memberi kesan sejuk pada tubuhku. Sejenak aku memikirkan hal tadi, Ucapan Rafa yang membuat aku bingung, dari raut wajahnya aku bisa melihat kalau Rafa serius, tidak ada candaan.

Tiba-tiba aku mengingat kejadian singkat pertemuan awal aku dan Rafa yang bisa di bilang aneh. Aku tertawa kecil, memanjat gerbang sekolah gara-gara terlambat masuk, Rafa mengulurkan tangannya dan memberi tahu nama dirinya.

Sebelumnya aku dan Rafa sudah bertemu. gara-gara aku terkena bola basket yang tak sengaja di lempar Rafa mengenai kepalaku.

Apakah Rafa serius atau hanya candaan semata?

Drtt!!

Benda pipih yang sedang aku charger di atas meja belajar kini bergetar dan mengeluarkan suara nada dering lagu boyband Exo, sebenarnya aku malas untuk mengambil tapi yasudahlah takut informasi penting juga.

"Rafa? Ngapain dia telfon malem gini? " gumamku menatap ponsel dan memijit tombol hijau

"Assalamualaikum Alika MSL! "

"Waalaikumsalam, apaan tuh? "

"Alika My Sweety Lovely"

"Apaan sih, najis! "

"Najis-najis tapi sayang kan? "

"Kagak! Lo tuh kepedean banget ya! "

"Baru aja ngomong gini di tolak, apalagi nanti di tembak"

"Ih! Siapa juga yang mau sama lo! "

"Ih siapa juga yang mau nembak lo! cuman perumpamaan doang, cie... baper ya? "

"Lo bisa ngga sih! Sekali aja ngga bikin gue kesel, "

"Oh tidak semudah itu ferguso... ini sudah menjadi ciri khas gue! "

"Terserah lo deh! Ngapain lo telpon gue? "

"Gue mau ngomong"

"Apaan? "

"Coba lo keluar dan liat ke arah langit dan lo pilih bintang mana yang paling bersinar! "

"Oke. Ada Rafa! Kalau dari tempat gue nih dia ada di sebelah kiri dan bentuknya agak lebih besar dari yang lain terus dia bersinar banget"

"Salah"

"Terus yang mana? Lo mau jebak gue? "

"Bintang yang paling bersinar lagi telpon ama gue, dan bernama Alika Nevpriliya"

"Apaan sih ngga jelas! "

"Cie... salting ya?! "

"Kagak! "

Tutt!!

Aku melempar ponselku ke sembarang arah, tidak tahu jika nanti ponselnya akan rusak dan berakhir aku harus menunggu seminggu untuk membeli lagi yang baru. Ingin rasanya aku berteriak melepaskan semua kesenangan ini, entah kenapa ucapan Rafa berhasil membuat jantungku berdetak tak karuan.

Senja dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang