Hana?

8 1 0
                                    

"Si Hana kemana? " tanya Nando, namun matanya masih tetap fokus pada layar ponsel

"Eh iya! Pas perpisahan juga dia ngga datang, tapi ngga tau juga sih" sahut Bella, saat perpisahan Bella baru menyadari ketika Kehadiran satu teman barunya ini belum menampakan batang hidungnya. Bella tak terlalu fokus pada teman-temannya, acara perpisahan membuat Bella gugup dan nervous di tambah Alika yang tiba-tiba menghilang

Niko meletakan ponselnya di atas meja. "emang dia udah beneran keluar dari gank itu? " tanya Niko, matanya menatap setiap inci wajah sahabatnya

"Dia emang udah keluar dari gank itu. Tapi, gue masih ragu sifat buruk dia itu juga udah beneran hilang" jawab Nando

Alika yang dari tadi diam kini membuka suaranya, ia sungguh tidak mengerti apa yang sahabat mereka katakan. Gank? Maksud mereka apa?

"Kalian ngomongin apa sih? " tanya Alika dengan wajah penuh tanya sambil menautkan kedua alisnya

"Lo masih bocil! Ngga usah tau Lik" jawab Niko

"Ish nyebelin banget! "

"Ngga usah monyong-monyong gitu, gue cium baru tau rasa lo! " ucap Rafa, ia tertawa ketika Alika langsung menyembunyikan wajahnya di balik gelas minuman dan berpura-pura tidak melihat Rafa

"Gas Rafa! Jangan kasih kendor! "

"Apasih lo! Ngomong tuh yang bener" tegur Bella kepada pacarnya, siapa lagi jika bukan Niko Adijaya Saputra.

"Ih! Kenapa malah nyalahin gue? Lo yang mikirnya begituan terus"

"Kok lo nyolot sih! Dasar ngga ada akhlak! " ucap Bella pergi membawa tas ransel meninggalkan sahabatnya

Nando bertepuk tangan seakan-akan ada pertunjukan hebat di depannya. Ia sangat menyukai ini. "Yeay! Perang dunia akan segera di mulai! " teriak Nando sambil menggebrak meja beberapa kali

"Berisik nyet! Udah ah gue mau balik, gue duluan" sahut Niko pergi, mungkin sekarang ia akan merendam amarahnya dulu. Bella? Setelah amarahnya selesai baru ia akan berbicara pada kekasihnya itu. Bella tak mengerti dan tak tahu jika Niko mempunyai sifat yang mudah emosi, mungkin ini menjadi cobaan pertama mereka

"Lo mau kemana?! " tanya Alika yang membuat Niko membalikan badannya

"Balik"

"Kok lo balik sih! Si Bella lagi datang bulan, mangkanya tadi dia cepet marah. Seharusnya lo ngertiin"

"Iya nanti gue ke rumah dia"

Alika mengacungkan jempolnya. "Kita ngapain disini? "

"Eh iya ya! Udah lah pasangan yang baru jadian kemarin gue balik duluan ya! Tangan gue udah gatel banget pengen ngegame" jawab Nando

"Kita ngapain disini? "

"Pacaran! "

"Udah ah ayo balik Rafa... gue pengen bakso! Beli yuk! " ajak Alika, tangannya seketika bergelayut ditangan Rafa. Rafa tidak bisa menolak kalau sudah begini, senyuman Alika itu bisa membuat suasana hati Rafa seketika senang

---

Wajah dan hidung Alika sudah memerah karena kepedasan memakan bakso. Bagaimana tidak! Lima sendok makan sambal penuh ia masukan ke dalam mangkuk berisi bakso urat kesukaannya. Rafa telah melarang Alika untuk tidak memasukan sambal kembali ke dalam mangkuk bakso tapi apalah daya Rafa malah dia yang di marahi balik.

"Lik, lihat hidung sama wajah lo udah kayak kepiting rebus mateng tau" ucap Rafa khawatir, ia takut Alika tiba-tiba sakit perut karena kebanyakan makan pedas

"Ish! Ini sumpah enak banget Rafa, kuahnya sama baksonya beuh! Mantap surantap! Gue boleh nambah lagi ngga? " jawab Alika malah membuat Rafa memijat pelipisnya

"Nanti lo gendut loh, "

"Iya juga sih... ngga jadi deh. Tapi, nanti beli es cendol dulu ya" ajak Alika sambil mengedipkan matanya beberapa kali mengharapkan Rafa untuk menyetujuinya

Rafa mengangguk. "Iya nanti beli! Udah cepetan abisin atau sama gue abisin"

Alika menggeleng cepat-cepat ia memasukan tiga bakso yang berukuran kecil ke mulutnya yang membuat Rafa terbahak-bahak. Rafa selalu di buat tertawa karena tingkah lucu dan konyol Alika yang seperti anak kecil.

"Udwah Rafwa guwe udwah abwiswin bakswonya Ay-- uhuk... uhuk... " ucap Alika terpotong karena tiba-tiba dia tersedak, Rafa langsung mengambil segelas air dan memberikannya kepada Alika

"Mangkanya kalau makan ya abisin dulu, kalau udah kelar baru ngomong. Lo kalau di omongin susah ya"

"Ya maaf... udah yuk kita beli es cendol! Udah bayar belom?

"Belom, nolongin lo yang mau hampir is dead tadi hahaha... " ucap Rafa sambil tertawa, Alika sudah ambil ancang-ancang mengangkat tangannya, Rafa yang sudah tahu Alika akan memukulnya langsung lari terbirit-birit menuju penjual bakso untuk membayar

Rafa dan Alika melanjutkan perjalanan mereka untuk membeli es cendol yang Alika minta. Mungkin hari ini keberuntungan berpihak pada mereka, mereka berdua akhirnya menemukan tukang es cendol.

"Lo yang beli ya Raf, gue males turun dari motornya"

"Iya! Iya! Berapa belinya? "

"Em... 2 aja buat lo sama gue aja"

10 menit Rafa kembali menghampiri Alika sambil membawa dua es cendol yang di bungkus plastik.

"Nih, abis ini mau apalagi? " tanya Rafa memberikan es cendol pada Alika, tak butuh waktu lama Alika langsung menyeruput es cendol

"Udah ah gue mau pulang aja! Gue capek pengen istirahat" jawab Alika

"Aduh pacar gue kecapean... " ucap Rafa sambil mengelus kepala Alika dengan lembut, Rafa langsung mengendarai motor untuk mengantarkan Alika pulang

---

"Abis ini lo mandi, makan, jangan lupa sholat! Nanti gue chat ya! " ucap Rafa tersenyum

"Iya Rafa! Lo juga jangan lupa mandi sama sholat, satu lagi! Jangan lupa makan gue ngeri liat badan lo kaya lidi mau patah" goda Alika

"Heh! Lo belum tahu sih abs gue nih! Perlu gue tunjukin? "

Alika segera menyekal tangan Rafa yang ingin membuka seragamnya. Alika tidak mau melihatnya bisa-bisa Alika kena serangan jantungan tiba-tiba, Alika juga biasa melihat badan sixpack para idol korea dari ponselnya. Ini Rafa malah ingin menunjukan di hadapannya.

"Udah sana lo pulang gue liatin dari sini! " ucap Alika mendorong tubuh Rafa dan menaiki motornya

"Yaudah gue pulang ya! Assalamualaikum" jawab Rafa sembari memakai helm dan menyalakan motornya

Rafa melambaikan tangannya dan pergi dari hadapan Alika. Disini Alika masih setia berdiri sebelum Rafa menghilang dari penglihatannya. Alika segera masuk dalam rumah dan menutup gerbangnya.

---

Niatnya Rafa ingin membeli mie instan di supermarket sini ia malah melihat Seseorang yang sepertinya familiar di ingatannya. Rafa memakirkan motornya dan melangkah untuk masuk ke dalam supermarket, benar saja seseorang itu adalah Hana. Rafa menautkan alisnya dan berjalan untuk menghampirinya.

"Hana? "

"Rafa... " ucap Hana yang membuat kaget Rafa, Hana langsung memeluknya

Senja dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang