"Aaaaaaaaaa! "
Bugh!!
Alika merasa dirinya tak terbentur apa pun, Alika merasa dirinya di peluk seseorang.
"Alika kamu ngga apa-apa? " tanya Reno yang kini membantu Alika untuk duduk
Alika melamun, dirinya baru bertemu kembali dengan Reno. "Ngga apa-apa kak" jawab Alika dingin
"Pasti kamu marah sama kakak gara-gara cuekin kamu pas itu"
Alika memalingkan wajahnya ke arah lain. Sungguh ia malu jika di tatap oleh Reno.
"Pertama, kakak minta maaf sama kamu udah cuekin kamu. Kedua, ada alasan kenapa kakak cuekin kamu. Dan saat itu kakak lagi ngga kondisi baik-baik. " tutur Reno
"Oke, aku maafin! Alasannya kenapa? "
Reno tampak menunduk. "Kedua orang tua kakak pisah, dan mereka sekarang udah benar-benar cerai. Kakak pusing harus ikut ke siapa. "
Alika merasa bersalah telah bertanya seperti itu pada Reno, Alika baru tahu jika kehidupan keluarganya mulai tak utuh. "Maaf kak, aku ngga tahu"
"Ngga apa-apa Alika" ucap Reno sambil memainkan pipi Alika
"Ih! Sakit kak! "
"Kalau nyebrang tuh liat-liat! Jangan asal nyebrang, untung kakak lihat langsung nyelamatin kamu, kalau ngga... "
"Kalau ngga apa! Meninggal gitu, "
"Kamu ngapain sih lari-larian" tanya Reno
Alika tersadar, ia mencari keberadaan orang tadi di sebrang. Disana tidak ada siapa pun.
"Nyari siapa? " tanya Reno kembali
Alika menggeleng. "Ngga"
"Kakak anterin pulang mau? "
"Iya kak ayo! "
"Sekarang lo bisa lolos Alika! "
---
"Assalamualaikum... " ucap Alika sambil menyeret kakinya dan menyeret tas ransel miliknya
"Waalaikumsalam, kok jalannya kaya gitu sih Alika" tanya Zeline yang berdiri di hadapan Alika
Alika tersenyum dan langsung memeluk Zeline. "Kakak! Aku kangen kak Zeline! "
"Kakak juga sama kangen banget! "
"Ehem... " dehem Arka sambil membawa dua jus alpukat kesukaan dirinya
"Buat adek mana kak? " tanya Alika
"No! Bikin sendiri! " jawab Arka tegas
Alika segera merampas minumannya dan berlari menuju tangga, belum sampai ke tangga ia tersandung dan terpeleset berakhir jus alpukatnya mengenai seragam dan rambutnya.
Arka yang melihat adiknya jatuh hanya berdiri sambil tertawa. "Mampus lo! Noh karma kan! Mangkanya kalau punya orang tuh jangan di ambil, sakit ngga? Rasanya gimana cokelat, Anggur, mangga? Hahaha... " ucap Arka sambil memegangi perutnya yang tak tahan melihat wajah adiknya berlumuran jus alpukat
"Aw! Sakit yang... "
"Itu adik kamu! Ngga boleh gitu dong" tegur Zeline dan berjalan membantu Alika
"Bangun! Manja banget jadi ad-- aw!aw! Sakit dek... "
"Bacot! Ini semua gara-gara kakak!
"Kok kakak? Kamu sendiri"
"Kalau kakak kasih ke aku ikhlas, pasti aku ngga bakalan jatoh! " ucap Alika mempoutkan bibirnya sambil menghentakan kaki dan melangkah ke kamarnya
"Tuh kan, adik kamu marah" ucap Zeline menatap Arka
"Hehehe... gampang dia mah di bujuknya, tinggal kasih album EXO udah dia mah langsung baik lagi" jawab Arka
"Aish! Udahlah ayo katanya mau lanjut kerjain tugas ngga? "
"Ayo yang" ajak Arka sembari merangkul pinggang Zeline
"Apa sih! Lepas ngga, kita belom muhrim! "
"Besok aku halalin! Otw KUA! "
---
Kegiatan Alika malam ini hanya memainkan ponselnya sambil mendengarkan lagu. Zeline sudah pulang dari tadi sore, Alika sempat menyuruh Zeline untuk menginap namun Zeline belum izin kepada orang tuanya. Zeline itu sudah dianggap sebagai kakaknya sendiri setelah Arka, Di tambah Zeline adalah perempuan.
Kini Alika beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hanya lima menit waktu yang di perlukan Alika, ia pun keluar dari kamar mandi.
Alika mulai memejamkan matanya dan memasuki alam bawah sadarnya.
---
"Kamu mau ngapain?! " ucap Alika yang kini sedang ketakutan
"Ayolah Alika! Ngga usah takut! " jawab seseorang di depan Alika, menggunakan topeng putih dan menutupi kepalanya dengan topi
"Kamu siapa! "
"Hahaha! Nanti kamu bakal tahu sendiri! "
Orang itu semakin mendekatkan dirinya kepada Alika, Alika sudah ketakutan keringat dingin menerpa dirinya. Dengan segala kekuatan yang ada Alika menendang perut orang tersebut, hingga tersungkur.
Kesempatan emas ini di gunakan oleh Alika untuk berlari dan bersembunyi, dengan nafas yang terengah-engah Alika berlari tak tau arah, hingga ia menemukan tempat yang menurutnya aman untuk bersembunyi.
Alika memeluk lututnya dan menangis tanpa suara, dari tempat ini Alika masih bisa melihat orang tersebut mencari ke segala arah untuk mencari Alika.
Srek!
Bodoh! Alika menginjak ranting pohon yang berada di depannya, orang tersebut mulai menyadari keberadaan Alika. Alika tak tinggal diam, ia berlari kembali dengan sisa tenaganya.
Alika ambruk, ia pasrah, di belakang ada seseorang yang sudah tersenyum kepada Alika. Alika membalikan badannya yang masih duduk ketakutan menatap seseorang di depannya.
Orang tersebut mengeluarkan sebuah pisau, dan mengarahkan kepada Alika.
"Aaaaaaa! "
Alika terduduk dengan nafas yang terengah-engah, Alika bersyukur itu hanya mimpi. Sungguh ia sangat takut, mimpi itu seperti nyata bagi dirinya.
Alika melirik jam dan menunjukan pukul 4 pagi, Alika turun dari kasur dan melangkah keluar dari kamar untuk melaksanakan shalat subuh.
Ting!
"Yang kemarin belum sepuasnya ya! "
Aku boleh cerita ngga nih?
Nih ya, kemarin-kemarin aku mimpi, mimpinya tuh kaya nyata banget😂sampe aku mikir ini beneran?
Mimpinya tuh gini aku tiba-tiba ada di ruangan yang kosong gitu, terus aku telusurin aja ruangan kosong itu sampai aku nemuin ruangan yang menurut aku gila banget, di ruangan itu tempat dilakuin pembunuhan, aku syok banget:v terus kaya ada yang narik aku buat ngelihat gimana si pembunuh itu ngebunuh satu persatu orang, abis itu hitam semua dan tiba-tiba aku udah ada di ruangan lain.
Disana aku bisa dilihat ama mereka, dan aku kaya dikejar-kejar gitu sama orang bawa pisau, sumpah aku takut banget dan aku sembunyi di Wc dan di wc aku ketemu Sehun exo coba😭😭ini mimpi takut+serem+lucu.
Pas sadar bangun eh aku ngakak banget😂kok mimpinya aneh banget😂
Aku ini bucinnya jaemin tapi kenapa malah mimpiin sehun😭Yok yang punya mimpi yang menurut kalian aneh komen yaa!!
Voment jangan lupa💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Kamu
Teen FictionALIKA NEVPRILIYA, gadis remaja cantik nan ceria, menyukai dunia Kpop dan penikmat senja. Selalu terpancar wajah kebahagian dari dirinya. Trauma kecil yang seakan menghantuinya membuat Alika jauh dari kata bermain, dan tak mempunyai teman. Alika jau...