Hilang

23 7 0
                                    


"Wow! You The Best lah honey! " ucap Niko memberi jempol untuk kekasihnya siapa lagi kalau bukan Bella

Memang setelah ada hubungan diantara mereka berdua, mereka semakin menunjukan sikap kasih sayang dan kebersamaan. Setiap Alika chat, pasti Bella sedang bermain di rumah Niko.

"Ih geleh pisan" ujar Nando

Sedangkan Bella tersipu malu, ia hanya menundukkan wajahnya.

"Tepuk tangan dulu dong sama temen kita! " ucap Rafa sembari tersenyum

Alika tersenyum. "Makasih ya udah nyemangatin kita berdua"

"Iya sama-sama Alika... "

"Kita mau liat acara perpisahannya ngga? " tanya Nando menatap satu persatu temannya

Mereka berempat mengangguk dengan kompak. Akhirnya mereka berjalan dan mencari tempat yang kosong agar bisa mereka duduki.

Ada pertemuan pasti ada juga perpisahan. Masa-masa ini masa yang mungkin akan selalu dikenang oleh semua murid, antara ingin bahagia dan sedih tersirat di raut wajah para murid. Suka dan duka mereka lewati bersama-sama selama tiga tahun, hanya cerita dan kenangan yang akan mereka kenang dan simpan di hati mereka. Tidak ada kejahilan atau candaan yang akan mereka buat kembali.

Alika tak sadar jika dirinya terus di perhatikan dan diawasi oleh seseorang pemakai hoodie hitam, wajahnya di tutupi oleh masker dan kacamata hitam hingga orang-orang akan sulit mengenalinya.

"Bel, anter ke toilet yuk! Ada panggilan alam! " bisik Alika tepat di telinga Bella

Bella mengangguk. "Ayo! "

Niko yang tersadar kekasihnya beranjak pergi langsung bertanya. "Mau kemana? " tanya Niko dengan nada lembut

Bella menoleh ke arah kekasihnya dan mengintruksi jika Alika sedang ada panggilan alam, Niko pun mengangguk dan tersenyum.

Sesampai di toilet Alika tanpa ba-bi-bu langsung ke dalam dan meninggalkan sahabatnya yang masih di koridor kelas.

"Bel, lo sekarang udah disini kan? " tanya Alika memastikan ia takut jika Bella meninggalkannya, tapi itu tak akan terjadi Bella tak mungkin meninggalkannya sendiri

"Iya Alika, gue disini! Kok lo bisa-bisanya lagi boker nanya? " jawab Bella dari luar toilet sedang memainkan ponselnya

"Hehehe... ya bisa lah! Kan gue punya mulut dan emang boker pake mulut?! "

"Udahlah gue jijik bahasnya"

Siapa sangka jika kebiasaan buruk Alika adalah memainkan ponsel di dalam toilet. keluarga dan Sahabatnya Bella sudah tahu kebiasaan buruk Alika yang menurut orang lain mungkin itu jijik, membawa ponsel ke dalam toilet.

"Lik! Gue mau beli minuman dulu ya! Gue haus akut... " ucap Bella

"Ngga! Ngga! Lo jangan tinggalin gue... gue takut Bella... " jawab Alika dengan nada takut

"Tck. Lo mau liat nanti kondisi gue mati karena kehausan? "

"Ih! Suruh si Niko beliin atuh! "

"Kalo dia online dari tadi gue udah chat kali lik, udahlah lagian sebentar kok, nanti gue balik lagi! "

"Yaudah iya-iya! Jangan lama-lama! Awas aja! "

"IYA ALIKA... " ucap Bella sebelum pergi meninggalkan Alika seorang diri

Alika kini menyimpan kembali ponselnya dan berkomat-kamit meminta pertolongan agar di lindungi dari bahaya. Akhirnya panggilan alam Alika selesai, ketika Alika ingin membuka pintu ada seseorang yang membuka duluan.

Sontak mata Alika melotot, apakah disana adalah Bella?

"Bel... lo udah dateng? "

Namun, tidak ada jawaban dari luar. Alika berasumsi mungkin Bella sedang mengerjainya. Alika kembali memutar knop pintu dan terbuka, ia melihat ke arah luar tidak ada siapapun disana.

Bukk!!

Alika pingsan seketika, sebuah balok kayu melayang ke arahnya tepat ke arah kepalanya. Seseorang di belakang Alika kini sedang tersenyum lebar yang ditutupi oleh masker.

"Ternyata kamu lemah Alika... "

---

Bella kini sedang kesal, bagaimana tidak ia yang datang duluan untuk membeli minuman malah dilayani terakhir, sungguh! Jika bukan orang tua yang menjualnya Bella ingin berumpat.

Buru-buru Bella berlari ke arah toilet, ia sebenarnya tak tega meninggalkan sahabatnya sendiri disana apalagi Alika bernoteben mengalami trauma gelap dan sepi.

Dengan nafas yang terengah-engah Bella memegangi lututnya dan mencoba menetralkan nafasnya. Matanya terbuka lebar ketika dia tak menangkap sosok Alika di toilet, pintu toilet yang Alika tempati terbuka. Bella berjalan dan membuka satu persatu pintu toilet dan hasilnya nihil tak ada Alika disana.

Pipi Bella kini sudah basah terkena butiran-butiran putih ia kini berlari menuju kekasihnya dan temannya.

"Rafa! Alika hilang! Dia ngga ada di toilet! " ucap Bella dengan tangisannya

Rafa tersentak kaget dan mulai berlari ke arah toilet diikuti oleh teman-temannya dari belakang.

"ALIKA! "

"ALIKA! LO DIMANA?! " teriak Rafa membuka satu persatu pintu toilet dengan kasar

"Coba aja tadi gue ngga ninggalin dia! Dia ngga bakal hilang kaya gini! "

"Sssttt... lo ngga boleh nyalahin diri sendiri, kita sekarang harus optimis cari Alika sampai ketemu oke! " Niko mencoba menenangkan kekasihnya

"Eh! Ini kok ada balok kayu, sebelumnya ada balok kayu ngga? " tanya Nando

Seingat Bella tidak ada balok kayu disana, mungkin orang yang menculik Alika menggunakan balok kayu untuk membuat Alika tak sadarkan diri.

Bella menggeleng. "Ngga ada Nan, "

"Apa orang yang nyulik Alika pakai balok kayu buat Alika biar ngga sadar diri? dan mungkin dia bawa Alika ke tempat yang mungkin orang ngga tau" ucap Niko yang membuat orang segera bepikir

Rafa mengacak rambutnya frustasi, dia tak mau orang yang sedang ia perjuangkan terluka. Dalam hati Rafa berbicara apakah orang yang menculik Alika membenci dan tidak menyukai Alika.

"Bel, ada orang yang ngga suka sama Alika? " tanya Rafa kini menatap Bella yang sedari tadi menangis di pelukan Niko

Bella berpikir sejenak, setahu dia Alika adalah seseorang yang baik dan ramah mana mungkin ada orang yang membencinya.

"Em... iya! Alika pernah ngegagalin rencana Syelia pas itu mau ngebully Hana, saat itu Alika nyindir Syelia habis-habisan. Dan bukannya gue suudzon, siapa tahu Syelia balas dendam ke Alika"

"S**t! Dia tuh emang ngga tahu diri! "

Senja dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang