flashback

693 101 7
                                    

Seperti biasa, jam enam tepat Jaehyun keluar dari rumah dengan sepeda kayuh di sampingnya.

Setelah menutup rumah rapat-rapat, ia akan berhenti sejenak. Memandangi bangunan seluas 300 meter persegi di depannya. Nampak besar dan luas. Tetapi, dari dalam terasa kosong, karena hanya Jaehyun yang menghuni rumah mewah itu.

Rumah mewah pemberian papinya. Dimana orang yang memberinya rumah jarang pulang, menjadi bang toyib sejak istri tercinta meninggal.

Sudah jadi kebiasaan rutin seorang Jung Jaehyun menatap rumahnya selama dua menit. Sebagai ungkapan bahwa dia tidak baik-baik saja selama ini. Tetapi mencoba ikhlas dan terlihat baik-baik saja. Ritual sebagai permohonan agar maminya kembali pulang ke rumah dan menghangatkan suhu dingin dalam rumah.

Jaehyun tahu, sampai kapan pun maminya itu gak akan pulang. Lebih tepatnya enggan pulang, karena dia sudah mendapat rumah yang lebih hangat di sana.

"mi, Jaehyun berangkat sekolah dulu ya," ini juga salah satu ritual Jaehyun setiap hari sebelum ke sekolah.

Anak teladan. Meski sang mami sudah tiada, ia tak pernah lupa meminta restu maminya.

Setelah ritualnya selesai dalam waktu dua menit, waktu yang cukup singkat, Jaehyun menaiki sepedanya dan mulai melakukan olahraga kaki.

Setengah jalan ini masih normal, tidak ada kejadian apa-apa.

Hanya saja ketika ia sampai di jalan besar, terjadi sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Bahkan tidak pernah terjadi selama hidupnya.

"apaan neh," Jaehyun menghentikan sepedanya. Ia mengelap mukanya pakai tangan akibat air yang mengenai mukanya.

"ngajak gelud nih mobil, dilarang ngebut main kebut-kebutan," katanya mengomel. Ia melirik hoodienya, basah. Sampai celana.

Jaehyun memejamkan matanya menahan rasa kesalnya, apes mulu gue.

"kalau mau nyabrang lihat-lihat dong," kuping Jaehyun bergetar geli, gak salah denger nih?

"melanggar aturan lalu lintas masih menyalahkan orang lain?"

Gadis asing itu terdiam. Tidak bisa menjawab sebenarnya. Memang sih, tadi supirnya agak ngebut lantaran dia harus ke supermarket dulu sebelum ke sekolah.

"yaudah impas, aku salah kamu salah,"

Gue pun ikutan salah?

Jaehyun memandang gadis ini tak percaya, merasa takjub dengan segala omong kosongnya.

"baju kamu basah, sebentar,"

"emang udah basah," gumam Jaehyun pelan.

Tak ingin membuang waktu, Jaehyun segera pergi. Namun tidak jadi pergi setelah gadis itu menarik tasnya.

"eh, mau kemana?"

"pulang, lo pikir gue bisa sekolah dalam keadaan basah gini?" Jaehyun emosi.

Dia gak suka telat masuk sekolah. Nanti kena denda, siapa yang rugi?

Jaehyun.

Siapa yang senang?

Mina. Dah, males bahas kodok, membayangkan wajahnya yang mengolok-oloknya sudah cukup menjadi tamparan keras.

"ini nih, bawa. Sapu tangan sebagai ganti rugi," ucap gadis itu menyodorkan sebuah kain padanya.

Jaehyun hanya menatapnya tanpa minat, "gak usah, makasih. Gue bisa pulang,"

Saat kaki Jaehyun hendak mengayuh, gadis itu menahan tasnya kembali.

"ambil aja,"

"gak usah, beneran gapapa,"

The Big Boss | Jaemina✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang