sendiri

612 115 47
                                    

Seminggu yang lalu. Orang itu kembali. Kembali pulang ke rumahnya.

Setelah bertahun tahun pergi entah kemana, sekarang mendadak singgah dan membuat dada Jaehyun sesak bahkan susah untuk bernapas, menghirup udara yang sama dengan orang itu.

"besok kamu pindah." katanya tegas dan dingin. Suaranya gak pernah berubah. Walaupun sudah bertahun tahun lamanya.

"Jaehyun gak mau,"

"lihat! Gini nih akibat main sama anak yatim piatu,"

"dia bukan yatim piatu, dia punya orang tua,"

"iya. Orang tuanya udah mati, dia kan anak pembawa sial. Coba aja ibunya gak hamil dia waktu itu, mungkin Jinyoung akan jadi sukses besar sekarang. Gak repot besarin anak pembawa sial,"

"papa!" tangan Jaehyun tanpa sadar mengepal kuat. Dia paling benci jika ada yang menyebut Mina anak pembawa sial.

Kematian orang tua Mina murni kecelakaan, bukan karena kehadiran Mina saat itu.

"ck, papa harus bayar mahal untuk nyembuhin otak kamu yang udah dicuci sama Mina,"

"papa gak berhak jelek jelekin Mina!"

"kenapa? Papa bicara faktanya, dia emang udah nyuci otak kamu. Gara gara dia kamu jadi males belajar, nilai ulangan gak pernah sempurna, sekarang malah ngelarang papa jelek jelekin Mina. Kamu siapa? Status kamu gak lebih tinggi dari papa,"

Jaehyun tersenyum miris, "setidaknya Mina punya hati selembut mama dibanding papa,"

"harusnya papa berterima kasih sama Mina. Disaat Jaehyun butuh sandaran, butuh hiburan, cuma Mina yang ada di sisi Jaehyun. Disaat Jaehyun kangen mama, cuma Mina yang ada buat Jaehyun. Disaat Jaehyun butuh seorang papa, bang Jinyoung yang akan mengulurkan tangan buat Jaehyun."

"HARUSNYA PAPA SADAR APA YANG JAEHYUN BUTUHIN SAAT ITU. BUKAN PERGI TANPA KABAR, NGILANG SESUKA HATI. NYURUH JAEHYUN INI ITU TANPA ADA KASIH SAYANG."

"iya. Status Jaehyun lebih rendah, Jaehyun cuma seorang anak yang bisa dipermainkan layaknya boneka patung,"

Harusnya ucapan Jaehyun menjadi tamparan keras untuk papanya. Hanya saja, hati serta jiwa laki laki itu sudah hitam menggelap bahkan mati. Hatinya tak lagi berwarna seperti dulu.

Dia manusia tanpa hati.

Kematian istrinya membuat hatinya tak bernyawa.

"dongeng kamu bikin papa ngantuk. Pokoknya besok kamu pindah," Jaehyun gak habis pikir sama papanya. Bisa bisanya dia menganggap omongan Jaehyun cuma dongeng belaka.

"Jaehyun gak mau dan gak akan pernah pindah!"

"kalo gak mau pindah, jauhin Mina si anak pembawa sial itu," katanya masih menyebut Mina anak pembawa sial.

"papa!"

"papa!"

"pa!"

Lelaki itu seakan tuli dengan seruan Jaehyun. Terus melangkah menjauh, kembali pergi. Berkelana dengan hatinya yang mati.

Papa
Kalo kamu gak mau jauhin mina
Jangan harap kamu bisa ketemu lagi sama dia
Apa perlu papa tutup semua akses mina untuk jadi designer?


PapaKalo kamu gak mau jauhin minaJangan harap kamu bisa ketemu lagi sama diaApa perlu papa tutup semua akses mina untuk jadi designer?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Big Boss | Jaemina✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang