ketua kelas

1.1K 155 6
                                    

Yang gak kenal Wendy kebacut banget jadi orang.

Satu sekolah juga tahu siapa itu Wendy. Anaknya Papa Eunhyuk, yang suka hura-hura namun baik hatinya. Harta banyak yang dimiliki selalu dibagikan ke orang yang membutuhkan. Membantu sana, membantu sini. Menolong sana, menolong sini.

Dermawan dan bijaksana. Tanpa pamrih tanpa minta imbalan. Melakukan dengan senang hati, rendah diri. Ahlinya surgawi.

Tak heran kenapa Wendy Son punya hati sebaik malaikat. Bapaknya aja sebaik itu, meski tiada istri menemani merawat sang buah hati.

Wendy sendiri juga tidak mempertanyakan kenapa ibunya tidak ada, kemana perginya sang ibu. Lagi lagi, karena Wendy memiliki hati bak malaikat. Dia menyadari bahwa kebahagiaan tidak terpaut pada satu hal saja. Bila ibunya bahagia dengan tanpa Eunhyuk, ia hanya bisa menerima. Bapaknya aja menerima, kenapa Wendy harus meraung-raung untuk tidur di pelukan ibu?

"jadi gimana? Mau?"

Perhatian Wendy teralihkan dengan kehadiran sosok kepala sekolah yang terhormat di sma daun mapel.

Sosok yang friendly dan jokesnya gak pernah garing. Selalu mengundang tawa.

"saya mau pak. Tapi, sebelumnya saya boleh merekrut anggota baru?" tanya Wendy hati-hati.

Jadi seorang junior serta senior membuatnya harus kerja ekstra. Gak boleh leha-leha karena masa depan menanti di balik mentari.

"boleh. Lakukan apa yang kamu mau, semakin banyak anggota pmr, semakin tinggi kepedulian anak bangsa," ujar Pak Shindong, atau yang kerap dipanggil Pak Dewo oleh anak-anak lain.

Senyum Wendy mengembang begitu permintaannya disetujui sama Pak Shindong.

"siap pak!" kata Wendy semangat sambil melakukan gerakan hormat.

"oh iya, Wendy,"

"kenapa pak?"

Pak Shindong nampak berpikir keras. Maklum, umurnya udah hampir setengah abad.

"itu, apa sih bapak lupa, bentar ya," kata Pak Shindong kembali berpikir.

Cukup lama Wendy menunggu hasil buah pemikiran Pak Shindong, hingga lelaki tua itu menatapnya dengan senyuman paling lebar menurutnya.

"jadi?" ujar Wendy meminta penjelasan.

"jadi gini." ucap Pak Shindong menjeda ucapannya sendiri. Memilih duduk di kursi besarnya.

"tadi kalau gak salah Pak Jackson ke saya."

"rencananya mau rekrut anggota baru untuk basket. Kamu sebagai manajer sekaligus ahli medis ekstrakurikuler olahraga bisa bantu Pak Jackson gak? Cuma mendata kualifikasi calon anggota permanen gitu, gak berat kok,"

Wendy cuma haha hehe. Dia tahu banget kalau kepala sekolahnya ini sedang membujuknya dengan iming-iming tugas mendata doang. Padahal aslinya gak cuma mendata, Wendy harus turut andil dalam pembagian waktu perekrutan.

Tidak ingin mengecewakan kepala sekolahnya itu, Wendy mengangguk setuju. Lantas Pak Shindong berdiri menghampirinya dan menepuk pundaknya pelan seraya berkata, "kamu memang andalan daun mapel. Sekolah bangga punya kamu,"


 Sekolah bangga punya kamu,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Big Boss | Jaemina✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang