3rd Person POV.
Bagaikan matahari di malam bolong yang begitu menyilaukan untuk dilihat, mari kita sambut! Seseorang yang menyilaukan ini!
Ughh silau men...
"Pak! Turun aja napa, pegel tau liatin ke atas mulu mana silau kek gini lagi!"
Seakan lupa dengan Muzan, kini (y/n) beralih menatap ke dahan pohon yang ada diatasnya.
Mana pake acara teriak lagi.
Karena saking silau nya, semuanya menjadi hitam.
Eh?
Kok hitam?
Seluruh rasa sakit terpusat ditengkuk (y/n) dan viola! Tentu saja dia pingsan, kan tadi katanya semuanya jadi hitam semua.
Tapi sebelum kesadaran (y/n) sepenuhnya hilang, dia mendengar suara biwa yang berarti....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.(Y/n) POV
Mataku perlahan terbuka, hal pertama yang kulihat adalah langit-langit ruangan yang begitu gelap dan minim cahaya.
Aku menyadari bahwa aku sedang berbaring di futon dan selimut yang menutupi seluruh tubuhku.
Lembut...
Hangat....
Apa aku baru saja bermimpi melihat Muzan sebelumnya? Ah mungkin saja, tapi kenapa itu terasa sangat nyata?
Tidak-tidak, mari kita lupakan mimpi itu. Namun, aku berada dimana sekarang? Ini bukan kediaman Nakagawa.
Aku mencoba bangun dan duduk lalu melihat sekelilingku. Kepalaku sedikit pusing. Sebenarnya dimana ini? Dan kenapa aku berada disini?
J-Jangan-jangan! Aku mati untuk yang kedua kalinya?!
NOOO!
I-Itu tidak mungkin kan? Sontak, aku memeriksa seluruh tubuhku mulai dari detak jantung, nadi, nafas dan yang lainnya. Tapi semuanya normal kok, aku masih bernafas, jantungku juga berdetak.
Aku menghembuskan nafas lega. Yah untungnya sakit kepala tadi sudah hilang. Aku mulai berdiri dan disalah satu sudut ruangan terlihat ada barang yang ditutupi menggunakan kain.
Kakiku menyentuh tatami yang begitu dingin membuatku seketika merinding tak karuan.
Aku berjalan kearah barang tersebut dan membuka nya. Ternyata itu cermin yang cukup besar. Cukup untuk melihat seluruh tubuhku.
Aku berkali-kali berputar-putar memeriksa apakah ada yang aneh denganku. Untungnya tidak ada hehehe.
Saat aku tersenyum lebar, aku tak sengaja menggigit bibirku dan itu berdarah. Hell dude, kenapa sampai tergigit? Beruntung bukan lidah yang tergigit, jika tidak maka welcome to hell, dimana kenikmatan bertebaran!
Aku mendekati cermin itu dan kubuka bibirku, ughh, darahnya cukup banyak.
3rd Person POV
"EXPLOSION!!"
BRAK!!!
Tepat setelah (y/n) berteriak didepan cermin sambil bergaya kaya pengen mengeluarkan sihir dari kedua tangannya, Fusuma tergeser dengan sangat keras seperti dibanting oleh seseorang.
Fusuma : Pintu Geser
Gini nih kalo kalian banyak gaya didepan cermin terus tiba-tiba di jumpscare sama orang lain.
Padahal awalnya (y/n) mengira bahwa dia memiliki sihir yang bisa menghancurkan gedung seperti di anime—nggak perlu disebutin juga pasti kalian tau kan?
Udh malu kaget lagi, mana malu nya minta ampunn.
Seketika (y/n) berbalik dan matanya membulat horror. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Tangan nya gemeteran.
"K-Kibutsuji Muzan.."
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/217635002-288-k72792.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Drop Flowers | Kimetsu No Yaiba x Reader |
FanfictionSebel deh kalau lagi liburan tapi tugas menumpuk. Terpaksa, (Y/n) pergi ke pegunungan untuk menyelesaikan tugas musim panas nya. Tetapi KENAPA DIA MALAH BERADA DI DUNIA LAIN?! TERLEBIH ITU ADALAH DUNIA KIMETSU NO YAIBA! Note : I don't own Kimetsu...