#4

3.7K 489 40
                                    

.
.
.
.

"Apa aku akan mati untuk yang kedua kalinya?" pikir (y/n) sambil menatap Muzan dengan takut. Tangannya gemeteran dan ia terus menerus menggigit bibirnya yang terluka tadi.

....

Hening.

Muzan hanya menatapku dengan matanya yang tajam. Padahal aku sangat tegang dengan keberadaan nya, kok bisa-bisanya dia dengan santuy berdiri sambil minum teh.

Emang Muzan minum teh?

Nggak tau deh.

//tabok

Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara. Aku tidak suka dengan suasana yang canggung dan mencekam. Apalagi mengetahui jika sebentar lagi aku akan mati untuk kedua kalinya.

Sebelum membuka mulut, aku keduluan batuk. Keselek rambut Tetsuya makanya jadi gini. 

"Uhukkk!!!"

Muzan menatapku datar, bukannya ngasih air minum ehh cuma diliatin doang.

Mana batuknya nggak elit lagi.

"ELAH BANG, NGGAK DITAWARIN MINUM NIH?!"

Pengen nya sih teriak kaya gitu didepan Muzan. Tapi keberanianku hanya secuil debu jika berhadapan dengannya.

Tapi kalo beneran teriak gitu paling cuma dibunuh. Coba nggak ya?

//abaikan

Lagian siapa yang nggak kesel coba?

Ngebawa orang kerumah tapi nggak dilayanin. Jangankan dilayanin, ini cuma ditatap doang.

Kan aku jadi dag dig dug serr. Maklum, ditatap cogan jadi gini //tabok.

"A-Anu... Siapa ya?"

Pura-pura nggak tau aja. Siapa tau bakal dilepasin ya kan?

Tapi kalian pasti tau jawabannya. Si doi cuma diem sambil menatap datar.

Oh aku paham sekarang.

Jadi ini mau main tatap tatapan gitu? Yang nggak kuat berarti kalah.

Yasudah, dengan jengkel aku menatap balik. Dia pikir aku bakal takut gitu?

Jelas takut tapi karena dia yang ajakin main yaudh, kita ikutin aja alurnya.

1 menit

5 menit

30 menit

1 jam

Ok!!

"Cukup!!"

Aku menggosok mataku cepat karena kering. Gila, ni orang tahan bgtt tatap tatapan gitu. Nggak pegel apa kakinya gara-gara berdiri terlalu lama?

"Pak! Jalan pulang dimana ya? Saya mau pulang!"

Udahlah, aku nggak peduli lagi sama makhluk tampan yang satu ini. Daku sudah lelah menunggu.

"..."

Di diemin lagi.

Hobi baru Muzan kali ya ngediemin anak orang.

Dengan jengkel aku berjalan menuju nya sambil menghentakkan kaki. Tau nggak peduli lagi, kalo mati ya tinggal mati.

"Minggir air panas lewat!"

Aku menggeser paksa Muzan yang menutupi pintu keluar. Udah pokoknya yang penting sekarang keluar terus makan rendang buatan Soma.

Nggak tau dia belajar dari mana yang pasti dia jago masak. Iyalah di anime sebelah aja dia sukses bikin orang ketagihan.

Brukk!!

"IYAA AMPUN PAK! SAYA NGGAK BAKALAN PERGI KOK!"

Aku langsung menunduk menutup mata dan telinga. Tadi aku mendorong Muzan terlalu keras sampe jatuh.

Takut dibunuh tapi kok berani bgtt ya? Dasar aku.

....

Hening.....

Kok hening? Muzan udah pergi? Atau dia lagi nyiapin sesuatu buat ngebunuh aku?

Takut-takut aku mengintip. Betapa terkejutnya aku melihat apa yang kusaksikan saat ini.

"Ini...."

TBC

Haloo maafkeun Rae yang lama nggak update. Sekali update malah pendek wkwkwk. Tapi Rae usahain buat update secepatnya.

Rae juga nggak terlalu gimana gitu bikin cerita jadi mohon dipahami~

Happy reading~!










Moon Drop Flowers | Kimetsu No Yaiba x Reader |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang