#9

2.3K 365 67
                                    

"Masalah?"
.
.
.
.
.
.
.

"Kau tidak berubah rupanya."

"Wah, Marjan~ pasti enak tapi nggak deh, takut aku," gumamku berpura-pura ketakutan.

Yang bener dong!

Masa aku beneran ketemu Marjan disini?!

Mana cuaca nggak mendukung kaya gini ya pastilah dia nggak perlu khawatir sama sinar matahari!

Makusdku takut barang nya rusak kalo kena sinar matahari.

//maklum, matahari ikutan lockdown makanya cuaca sekarang rada nggak bersahabat.

"Berubah? Apa maksudmu?" tanyaku sambil menaikkan salah satu alis.

Tidak ada jawaban dari Maemunah membuatku mendengus kesal lalu berbalik.

Palingan ini boneka yang kaya kemarin, yang bikin kesel nya naudzubillah sampe pengen kucium terus kunikahin eh-

Yang benar saja, kapan coba kami pernah ketemu? Seenak jidat Tanjiro aja situ bilang berubah.

Kalo pernah ketemu juga pasti dia ku ajakin makan es kepal new edition Marjan rasa badass.

Udahlah nggak penting juga lagian.

Sekarang prioritas utama cuma pergi dari hadapannya!

Deket-deket tu makhluk satu, nggak baik buat jantung!

Greb!!

Demi kerang ajaib spongebob!!

INI MUZAN MELUK DARI BELAKANG OEII!!

Tapi hangat ya?

Bukan! Daripada bersyukur yang ada sial!

"HUEEE JANGAN MAKAN AKU, AKU MASIH PENGEN NISTAIN BEB GIYUU!"

Siapa yang nggak kaget and takut coba kalo dihadapin situasi kaya gini.

Keucali Tanjiro dan yang lainnya. Tapi aku bukan makhluk super cem mereka jadi wajar lah aku takut.

Kututup rapat-rapat mataku, pengen sih berbalik terus natap Muzan tapi nggak deh, nanti aja olahraga jantung nya.

Eh tapi sekarang aja udh olahraga jantung apanya yang nanti?

Plak!!

Plak!!!

PLAKK!!!

"BANGUN OEI!"

Sebuah teriakkan membuatku membuka mata sejadi-jadinya. Hal pertama yang kulihat adalah mata tajam berwarna merah gelap sedang menatapku seakan ingin membunuhku.

Tapi yang terlihat dimataku malah kaya gini,

Tapi yang terlihat dimataku malah kaya gini,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yap benar sekali, itu mas Sanemi. Eh emang warna mata Sanemi warnanya merah tua? Nggak tau deh

//padahal realita nya Sanemi keliatan kaya gini pas natap (y/n),

//padahal realita nya Sanemi keliatan kaya gini pas natap (y/n),

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lah kok bisa aku disini?

Refleks aku bangun dengan cepat dan malah menghantam kening Sanemi.

"ASTAGA DRAGON! " kagetku menatap Sanemi yang berteriak kesakitan sambil memegang keningnya.

"BISA SANTUY NGGAK SIH BANGUN NYA?!"

Tipikal bgtt!

Suara berisik Sanemi membuatku jadi pengen ngerjain.

"Hilih, gitu aja kok kesakitan. Gimana mau jadi masa depan aku kalo gitu," ucapku mengejek pria ubanan ini.

"MASA DEPAN PALA KAU!" teriak Sanemi kesal.

Hehehe, maaf mas. Aku khilaf pengen ngejahilin kamu. Tapi pas denger kamu bilang gitu kok malah aku yang kesal ya?

"SANTUY GEBLEK!"

Aku menyentil kening Sanemi tepat dimana kepalaku menabrak Sanemi tadi.

Ya pastilah dia langsung memegang keningnya, sambil mengeluarkan kata-kata mutiara.

Untung nggak ginjal kamu mas yang aku sentil.

"Ini dimana?" tanyaku sambil menerawang sekitar tanpa mempedulikan Sanemi yang terus terusan marah-marah nggak jelas.

"Hush, kalau marah-marah uban mu nanti bertambah, ups! Lupa kalo rambutmu udah ubanan semua."

Dengan mulusnya Sanemi memukul kepalaku.

Tenang, nggak sakit kok.

Aku setrong, aku kuad, aku nggak nangid kok kan aku setrong.

Yang bener strong oeii!

Namun entah mengapa hati ini malah berkata lain.

"Hikd, jahad bet dah kamu sama aku, kurang baik apa coba aku ngasih tau kamu," ucapku dengan air mata palsu.

Gelagapan sendiri dong Sanemi. Maklum, dia kan nggak pernah deket sama cewek. Apalagi pas dideket cewek langsung sifat tsundere nya muncul.

Tapi kata-kata terakhirku membuatnya nggak jadi kasihan, malahan kesal.

Sekali lagi Sanemi memukul kepalaku.

Astagay, ini orang demen mukul kepala cewek ya?

Pantesan aja gada yang mau sama dia.

Tapi tenang kok mas, aku masih mau sama kamu.

"Sakit oeii, serius nih. Gimana kalau aku geger otak gara-gara dipukul?!"

Bohong kok, ya nggak mungkin lah. Tapi bisa aja beneran kejadian sih but sebelum itu terjadi paling aku duluan yang nge knock Sanemi.

"Tck, iya-iya maaf deh!" ucap Sanemi memalingkan wajahnya.

Lah ini anak ngeblush? Karena apa? Perasaan aku gada ngapa ngapain deh.

"Apa liat-liat?!"

Seketika pula sikap Sanemi berubah. Nggak deh, kayanya bukan ngeblush. Kayanya cuma nahan marah. Hampir aja aku baper liat kamu mas:)

"Nggak."

Seketika pembicaraan ku dengan Sanemi terhenti karena ada seseorang yang datang.

"Ara~ konichiwa, bagaimana keadaanmu?"

Ha ha ha...

Pantesan aja daritadi aku merasa familiar dengan ruangan ini.

Ternyata....



TBC

Moon Drop Flowers | Kimetsu No Yaiba x Reader |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang