9. Kesempurnaan Cinta

1.9K 71 3
                                    

Alexe membuka pintu kamar Diandra. Wanitanya sudah tidur dengan handphone di tangannya. Diandra mengiriminya pesan, menanyakan apakah dia baik- baik saja?

Alexe baik-baik saja walaupun kenyataannya dia punya luka tusuk di pundaknya. Buku-buku tangannya penuh luka karena memukuli banyak orang.

Beberapa anak buahnya masuk rumah sakit termasuk Igo, tapi Igo bersikeras baik-baik saja dan di perbolehkan pulang.

Beo menelfonnya dan memberi tahunya bahwa Diandra di culik olehnya. Sebetulnya masalahnya cuma gara-gara Alexe tidak menyetujui penawarannya.

Beo memintanya melakukan penyelundupan senjata api ilegal.
Alexe tidak mau mempertaruhkan nama baiknya, juga koneksinya yang orang-orang penting untuk melakukannya.
Alexe menolak karena tidak ingin Ayahnya murka padanya.

Alexe bengong diam di kamar Diandra. Suasana sepi, Diandra bergerak untuk mengubah posisi tidurnya. Tapi gadis itu meringis sambil merintih. Seperti ada yang menyakitinya.

Tadi Wida mengatakan bahwa memang ada beberapa luka di tubuhnya. Sepertinya memang luka itu sangat menyakitinya.

Alexe membungkuk untuk memeriksanya. Pria itu menatap luka gores di wajah cantik Diandra.
Alexe menyentuhnya lembut. Melihat bibir Diandra yang merekah indah membuat Alexe tergoda juga untuk menciumnya.

Alexe melumat bibir merah Diandra, dan desahan lembut keluar dari bibirnya.

"Hmmph..." desahnya.

Alexe memegangi sisi kepala Diandra, lalu di ciumnya lagi bibir Diandra, hingga Diandra menyadari bahwa Alexe telah kembali.

Diandra membuka matanya, meskipun remang-remang  tapi Diandra bisa melihat Alexe, Aroma Alexe yang juga di sukai Diandra.

"Kau baik-baik saja bajinganku?"
Bisik Diandra lembut. Suaranya sangat merdu, Alexe sangat menyukainya.

"Hmmm, apa lukamu menyakiktimu baby?" bisik Alexe tidak kalah lembut.

"Aku tidak peduli, yang penting kau baik-baik saja, terimakasih sudah menolongku."  kata Diandra.

"Kamua tidak tahu apa- apa tentang itu baby, semua salahku." sahut Alexe.

Mereka saling berpandangan, jarak wajah mereka sangat dekat. Diandra bisa merasakan aroma mint dari mulut Alexe dan juga nafasnya yang membelai wajahnya.

"Apa kau terluka juga?"

Perhatian Diandra tertuju pada  perban di pundak Alexe.

"Luka ringan, kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu baby."

Diandra tersenyum, lalu di raihnya wajah Alexe. Alexe menatap Diandra yang tersenyum padanya. Perasaan Alexe  berbeda, dia tidak pernah segugup ini. Jantungnya juga berdegup untuk pertama kalinya.
Alexe tidak pernah merasakan jantungnya berdebar karena seorang wanita.

"Aku mengiginkanmu." desis Alexe.

"Kau terluka." sahut Diandra.

"Aku tidak apa-apa, kamu yang terluka." kata Alexe lembut.

"Aku tidak apa-apa kalau kamu melakukannya dengan hati-hati."

Tidak percaya dengan kata-kata Diandra, Alexe menatapnya tidak percaya. Benarkah Diandra akan melakukannya dengan suka cita?

Diandra mencium Alexe, untuk pertama kalinya Diandra melumat bibir Alexe yang sangat menggiurkan.
Tiba-tiba Diandra mengingikan laki-laki ini.

"Okkhhh..."

Diandra menerima ciuman bertubi-tubi dari Alexe. Alexe juga mengecupi leher Diandra dengan lembut, tidak rakus seperti biasanya.

Alexe menyibakkan selimut yang menutupi tubuh Diandra. Tubuh Diandra hanya memakai  kimono super tipis karena tadi Wida mengolesinya obat. Jadi pakaian itu yang paling mudah di kenakan.

 Bastard In Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang