Alexe sampai di kamarnya lagi, pria itu menyimpan pistolnya lagi dengan teliti setelah ia membersikan setiap inci goresan yang ada di sana.
Jangan sampai aku memakaimu. Pikirnya.
Alexe menyimpannya di tempat yang aman berkode di ruangannya.
Alexe juga sudah membaca surat yang di tulis oleh Darwin.Alexe mengerti. Dan sepenuhnya Alexe percaya. Tapi setiap melihat wajah Diandra hatinya sakit.
Harga dirinya mengatakan bahwa Diandra adalah lukanya. Alexe tidak punya keberanian untuk meminta maaf.Alexe juga sudah mengancamnya akan membunuh Diandra. Ya ampun sesadis itukah?
Alexe keluar dari ruangannya, dia hendak masuk ke dalam kamarnya, tapi langkahnya terhenti.Pandangannya mengarah pada pintu kamar Diandra yang tertutup rapat. Apa Alexe perlu mengunjunginya? Kemudian minta maaf pada wanita itu karena sudah bersikap egois padanya.
Alexe memutuskan untuk mengunjunginya. Dia membuka pintu perlahan. Ruangan yang remang-remang karena hanya ada lampu tidur di ruangan itu.
Alexe melihat Dindra tidur agak miring. Tangannya ada di atas perutnya seolah sedang memproteksi bayinya.
Apa tidurnya tidak nyaman karena kehamilannya? Perutnya membesar pasti sangat tidak enak tidur dengan pisisi begitu.Alexe duduk di kursi yang terletak di dekat ranjang. Dia memperhatikan wajah cantik Diandra yang bersedih akhir-akhir ini. Wanita itu bahkan menyisakan isakannya kedalam mimpi buruk.
Keningnya mengernyit dan kepalanya bergerak-gerak. Alexe menyentuh pipinya lalu mengelusnya.
"Jangan bunuh aku." katanya pelan.
Ya Tuhan, Diandra sampai memimpikannya akan membunuh.
Air mata Diandra mengalir meskipun terpejam.
Apa Alexe sangat kejam sampai Diandra ketakutan beginia? Dia mengalami trauma yang hebat."Diandra." panggilnya lembut.
Gadis itupun terbangun dengan membuka matanya. Dia terkejut melihat Alexe di hadapannya.
"Alexe, apa sudah waktunya aku mati?" tanyanya.
"Aww!" jeritan Diandra menyusul karena bayi di dalam perutnya menendang.
Diandra bergerak untuk meluruskan tubuhnya. Alexe berdiri membantu Diandra meluruskan punggungnya.
"Aku haus." kata Diandra.
Alexe meraih gelas berisi air lalu memberinya pada Diandra. Diandra meneguknya hingga habis.
"Kamu mimpi buruk" tanya Alexe
"Akhir-akhir ini iya, aku tidak bisa tidur dengan tenang." jawab Diandra.
"Apa semua karena aku?"
Diandra menatap Alexe dengan mata yang berkaca-kaca.
Wanita itu diam tidak menjawab. Kemudian Diandra terisak."Aku telah membuat seorang pria yang kucintai sangat marah padaku, sampai aku tidak tahu bagai mana cara meminta maaf. Tentu saja itu jadi mimpi buruk buatku Alexe."
Alexe memeluk Diandra erat. Tangis Diandra pecah hingga kesegukan.
"Katakan apapun yang ingin kau katakan baby, aku akan mendengarnya." Suara serak Alexe makin membuat Diandra kesegukan dan tidak dapat bicara.
"Darwin tahu aku mencintaimu, dia juga tahu aku mengandung anakmu Kita saling mencintai. Dia tidak pernah menyentuhku, dia menjagaku seperti seorang kakak pada adiknya. Dia hanya takut bu Yulia akan mencelakaiku." isaknya.
Alexe diam tapi tubuhnya bergeter hebat karena luapan emosi. Kenapa dia tidak mau mendengarkannya dari awal? Kenapa dia harus berprasngka buruk dulu hingga timbul salah paham yang akhirnya menyakiti perasaan Diandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard In Him
RomanceWarning! Mungkin akan ada bahasa kasar, frontal dan tidak pantas, jika bacaan ini tidak pantas untuk anda, tolong tinggalkan! SINOPSIS Tentang kisah seorang Bajingan yang luluh bertekuk lutut pada seorang gadis muda belia. "Aku harus memilikimu, a...