15. Alexe Wedding.

1.3K 57 9
                                    

Hari bahagia itu tiba. Alexe sangat tampan mengenakan setelan untuk pernikahan. Laki-laki akan terlihat tampan di hari terbaiknya. Dia sudah bercukurdan merapikan rambutnya.
Diapun ingin terlihat sempurna di mata Tuhan.

Diandra juga cantik mempesona mengenakan gaun yang sudah di pesannya. Penata rias meriasnya dengan sederhana. Diandra tetap terlihat manis walau dengat make up lembut dan rambutnya di ikat. kemudian asesori bunga mawar menghiasinya.
Kerudung tule berwarna putih menyempurnakan penampilannya.

Alexe sudah berdiri altar menunggu mempelainya tiba.
Diandra pasti cantik, Alexe bisa melihat keanggunan mempelainya menghampirinya, cincin biru milik ibunya berkilauan di jarinya.

Hand bouquet yang di genggamnya adalah adalah bunga kesukaannya. Mawar putih. Seluruh tamu undangan berdiri untuk menyambut sang pengantin.

Pendeta memulai pemberkatan, ketika Diandra harus mengucapkan janji sucinya Alexe curiga, wajah bahagianya berubah jadi rasa benci.
Karena tidak sabar dengan apa yang di alaminnya Alexe memberi isyarat untuk berhenti.

Mempelai wanita berhenti mengucap janji suci. Alexe dengan kasar membuka kerudung berbahan tule itu dan pria itu terkejut.

Seluruh tamu undangan terkejut dengan peristiwa itu. Indra Bumi kaget setengah mati sampai dadanya terasa sakit.
Ini sangat mengagetkan. Indra Bumi tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Pelacur jahanam!"

Alexe sangat marah, dia mencari- cari Igo, pria itu berdiri.

"Cari dia sampai ketemu!" teriaknya.

Mendengar itu, seisi gereja jadi riuh, Merry ibu Diandra menangis karena hatinya sakit. Kedua adik perempuannya juga begitu.
Setelah itu dia menatap pendeta, lalu menatap wanita yang jadi mempelainya.

"Pernikahan ini saya batalkan."
Kata Alexe tegas.

"Pernikahan kalian sudah sah."

"Tidak, dia bukan istriku."

Alexe tidak mempedulikan suasana di situ, Alexe meninggalkan acara pemberkatan pernikahannya.
Alexe menarik dasinya hanya dengan sekali sentak karen marah dan putus asa.

Amarahhnya mengubun-ubun. Berani-beraninya Diandra memperlakukan dirinya seperti ini. Bertingkah seperti Alexe ini orang bodoh.

Alexe hampir saja menangis mengingat mempelainya meninggalkannya tanpa seorangpun tahu dia ada di mana.

Anak buah Alexe menggeledah kamar yang di tempati Diandra untuk terakhir kalinya sebelum pernikahan. Mereka tidak mendapatkan petunjuk apapun, termasuk Alexe juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Diandra meninggalkan ponselnya di kamarnya. Pantas saja Alexe tidak dapat menemukannya karena Diandra tidak membawa ponselnya.

"Brengsek!"

Alexe membanting ponsel Diandra sampai hancur berkeping-keping lantai.

"Cari dia kemanapun!"

Alexe berteriak putus asa. Dalam sekejab ruangan sepi.
Alexe putus asa. Tubuhnya melorot kelantai sambil menangis.

Tidak pernah ada bajingan menagis karena rasa marah dan kecewa. Hatinya sakit. Dia tidak pernah sesakit ini ketika merasa kecewa.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Indra Bumi sedang membujuk Merry supaya jangan pergi dulu. Alexe sedang mencari putrinya walaupun belum bertemu juga.

"Tidak pak,saya harus membawa anak-anak saya kembali."

 Bastard In Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang