10. Yang Tercinta

1.7K 64 3
                                    

Diandra membuka matanya, dia melihat Alexe  masih tertidur, dan juga masih memeluknya. Diandra tersenyum. Ia menatap wajah Alexe sepuasnya. Alexe pasti tidak suka di tatap lama jika dalam keadaan sadar.

Alexe sangat tampan, Diandra jatuh cinta padanya tanpa syarat. Tanpa Diandra tahu kenapa harus jatuh cinta pada pria ini meskipun dia seorang bajingan.

Tidak, dia bukan bajingan, dia hanya seorang pria yang keras. Kehidupan yang menuntut Alexe melakukan itu.

" Sudah puas menatapku begitu?"

Suara baritone Alexe mengagetkannya, jantung Diandra seperti mau copot. Diandra buru-buru memejamkan matanya lagi.
Tubuh Diandra kaku seketika .

Alexe tertawa lalu membuka matanya, melihat Diandra yang terpejam pura-pura tidur membuat Alexe semakin gemas padanya.

"Kau pikir aku tidak tahu, kau mengagumiku?"

Mendengar iru Diandra membuka matanya kembali.

"Anda terlalu percaya diri pak Alexe."

Alexe terbahak lalu bergerak memeluk Diandra yang telanjang. kulit Diandra yang seperti beludru sangat membuat Alex mabuk kepayang.

"Apa aku terlalu tampan?"

"Ya ampun, sangat menjijikkan."

Alexe tertawa, semakin gemas dengan  tingkah Diandra yang munafik tapi lucu. Alexe menyapukan ciuman di bibir Diandra. Gadis itu diam tercekat. Dia bertanya dalam harti, apa Alexe ingat dengan ucapan-ucapan yang di katakan ketika bercinta semalam?

"Sudah waktunya ke kantor." kata Diandra

"Kita berdua sedang libur, Igo bisa mengurus semuamya."  kata Alexe santaim

" Bukannya Igo juga libur? Aku melihat dia sangat hancur kemarin, banyak luka." Diandra Syok.

Diandra ingat Igo juga setengah mati ketika membawanya keluar dari pertempuran berdarah itu.

"Dia sangat kuat, dia menolak di rawat di rumah sakit karena dia merasa baik-baik saja. Justru dia yang menyuruhku untuk libur dan dia bisa menangani semuanya." kata Alexe.

"Igo sepintar itu?"

"Iyalah pintar, kalau cuma membatalkan meeting, anak Tk juga bisa melakukannya."

Diandra cemberut, ternyata Alexe menanggapi omongannya dengan bercanda, Diandra kesal di buatnya. Di cubitnya pinggang Alex yang keras namun ramping itu.

"aduh, sakit tahu." rintihnya.

"Sakit mana dengan di tusuk?"
Seloroh Diandra.

"Aku lebih baik di tusuk dari pada kehilanganmu baby." jawab Alexe lembut.

Diamdra menatap mata Alexe yang bersungguh-sungguh, jadi... Alexe tidah pernah melupakan ucapannya.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Diandra berdandan sangat cantik, meskipun luka gores itu masih terlihat nyata di pipi mulusnya, tapi kecantikan Diandra tidak berkurang sedikitpun.

Wida tersenyum melihat mereka turun bersama. Mereka sangat serasi seperti sepasang suami istri yang sedang di mabuk asmara.

"Anda berdua melewatkan sarapan, tapi kami punya makanan yang enak untuk anda berdua, Tuan muda dan Nona." kata Wida, sikapnya yang kadang terlalu resmi selalu bikin Alexe kesal.

"Mulai dah, kumat." komentar Alexe sebal.
Diandra tersenyum sambil menarik tangan Wida untuk duduk bergabung dengannya.

"Tidak Nona saya tidak pantas duduk bersama anda berdua." tolak Wida.

 Bastard In Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang