Pemanasan global!
***
Ora melihat penuh teliti kue yang telah selesai dibuat oleh dirinya sendiri. Kali ini pasti berhasil. Ora sangat berharap kue di depannya akan mengembang. Namun hasil yang Ora dapatkan tidak sesuai harapan. Pupus sudah keinginan terbesarnya memberikan kue ulang tahun pada sang Kekasih.
Ora tercengang seseorang menepuk pundaknya. Kepala Ora memutar sedikit ke belakang. "Danias, kau seperti hantu! Aku terkaget."
"Kau sedang apa?" tanya Danias seraya memakan kacang kemasan mini.
Ora melepaskan apron.
"Membuat kue."
"Untuk siapa?"
"Mac. Dua hari lagi dia ulang tahun."
"Lalu apa masalahmu? Kau seperti seorang yang putus asa tidak mendapatkan air di tanah tandus."
"Perumpamaan yang bagus. Aku butuh solusi, Danias. Bukan komentar."
Danias menuju kulkas dan mengambil air dingin lalu menuangkannya di dalam gelas. "Coba cari buku tentang kue di perpustakaan. Mungkin itu bisa membantumu."
Mata Ora berbinar, senyum bahagianya terbit. "Dewasa ini ponsel adalah yang paling terbaik."
"Ponsel kita di tahan Ibu Asrama, jika kau mengingatnya," celetuk Danias. Langkah Ora terhenti.
Ora memutar badan lalu mengembuskan napas putus asa. Harapan terakhir adalah ponsel tetapi itu tidak akan menjadi kenyataan.
"Terima kasih sudah mengingatkanku. Pilihan terakhir memang harus ke perpustakaan," ujar Ora.
"Aku akan menemanimu besok ke perpustakaan. Omong-omong kuemu apa bisa di makan?" Danias beralih memandang ke kue cokelat segi empat buatan Ora. "Sayang kalau dibuang begitu saja."
"Bisa. Silahkan ambil. Aku juga akan membagikannya kepada Miranda."
Danias mengedik lalu mengambil piring dan kemudian memotong kue buatan Ora setengah besar. Walau tidak mengembang dengan baik, Danias bisa pastikan rasanya enak. Danias tersenyum tipis.
"Apa kau yakin Miranda akan memakan kuemu? Kau tahu Miranda adalah anak orang kaya dan orangtuanya adalah penyumbang dana banyak di Northwest School ini. Kualitas makanan para orang kaya itu tinggi dengan kuantitas mahal dan harus terjamin bersih." Danias berkomentar pedas. Terlahir dalam keluarga kecil dan seringkali dijadikan olokan teman-teman ketika masih duduk pada taman kanak-kanak, Danias membatasi pergaulan dengan teman-teman keluarga terpandang. Hanya segelintir orang—hitungan lima jari jumlah teman Danias. Mereka orang-orang dengan gaya hidup sederhana, Danias menyukai orang seperti itu.
"Danias, kita sudah sepakat tidak akan membicarakan hal ini. Miranda kurasa tidak seperti yang kau bayangkan."
"Terserah padamu, Ora. Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."
Ora tidak berkata lagi pada Danias karena Ora tidak senang membicarakan hal buruk orang lain di belakang, terutama Miranda. Ora bahkan tidak tahu dari sudut pandang seperti apa Danias menganggap Miranda orang kaya pemilih. Ora tidak melihat hal itu pada Miranda bahkan Miranda lebih banyak bersisi baik padanya. Danias belum melihat hal itu mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONCE MORE | Novella #2
RomanceNSFW - [D25+] [√ TAMAT] N O V E L L A Once More © 2020, Ennvelys Dover, All Rights Reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover ...................................................................................................... This wor...