27

700 57 2
                                    

A/n:
Segera OM akan tamat, yah! Merasakan OM seperti bukan Novella :'( cukup panjang sih ini-harusnya pendek-sama seperti bab sebelumnya aja, dasar terlalu happy (ahahaha). Tapi ... membuat bab pendek itu rasanya tak seru. Okelah sampai sini yah obrolan singkat Ennve.

Pemanasan global!

Semoga kalian suka!
Selamat membaca!

_______________________

Seperti mimpi yang lembut, nyaman, dan sesuatu beraroma menenangkan mengembus masuk ke dalam indera penciuman. Hanya butuh waktu sesaat Ora menyadari sesuatu: rasa nyaman ini tak dapat digambarkan. Dan hanya butuh waktu yang hampir sama cepatnya Ora memutuskan membuka mata, keningnya menaut berbentuk gelombang lipat. Pandangan di depan sedikit buram, berusaha membuat fokus yang memaksakan mengadaptasikan apa yang direkam. "Kenapa ... Mac."

Ora kini tahu apa yang ada di hadapannya.

Ora menarik diri tapi tak bisa. Sesuatu menahan punggungnya. Mata cokelatnya bergulir ke pinggang, ada tangan kekar menahan ruang gerakannya. Ora bergerak tak nyaman, mengeluarkan tangan menghimpit ruang geraknya. "Mac, bangun!"

Mac membuka mata dengan pelan. "Aku masih mengantuk."

"Singkirkan tanganmu dari pinggangku! Dan kenapa aku bisa tidur di sini?" Ora menahan luap-luap emosi yang akan bangkit. Harusnya tadi dirinya tidak di tempat tidur, tidak berada di sisi Mac dalam pelukan yang sangat dekat seperti ini! Ingatan terakhir yang masih ada dalam kepala adalah Mac tidur di ranjang, pria itu kesakitan. Ora membantu memapah Mac ke kamar yang tak ada Al. Ora menidurkan Mac, menjaga pria itu namun berganti-ganti melakukan pekerjaan; Ora harus menidurkan Al, setelah Al tertidur Ora beranjak ke kamar lain yang ada Mac di dalamnya, sekali-kali Ora mengompres dahi pria itu, berharap hal itu dapat menurunkan demam pria itu. Ora tak ingin mendapatkan skenario menakutkan, malam merupakan waktu yang dapat membuat orang sakit menjadi tak tenang ketika tidur. Jadi, Ora berjaga hingga kantuk pelan-pelan memeluknya. Entah bagaimana dirinya dapat tertidur kala itu.

"Aku yang memindahkanmu ke sini. Kau terlihat lelah. Dan, aku tak bisa membiarkan seorang perempuan malam-malam duduk di lantai dan menumpuhkan tangannya sebagai alat pengganti bantal untuk tidur."

Jawaban Mac dapat diterima Ora. Tapi bukan harus tidur bersama dalam satu ranjang yang Ora inginkan.

"Sekarang singkirkan tanganmu," sentak Ora.

"Diamlah dulu seperti ini. Kita sama-sama lelah dan terima kasih sudah merawatku." Mac berbisik lembut dan parau yang terdengar jelas.

"Sama-sama, sekarang lepaskan aku. Sangat sulit aku bernapas."

"Tadi aku bermimpi. Anak laki-laki bersepeda dan anak perempuan yang diganggu beberapa kumpulan anak laki-laki."

Ora termangu. Manik mata cokelat Ora bergerak-gerak gelisah.

Mac merasakan punggung Ora menegang.

"Abel. Aku rasa nama itu terdengar tidak asing bukan?" Mac bertanya pelan. Pria itu belum selesai. Tatapan matanya sama mengarah kepada Ora. "Aku pernah mengalami kecelakaan sewaktu kecil. Beberapa ingatan masa laluku hilang. Tapi sepertinya ingatan itu mulai kembali aku ingat."

"Mac, tolong lepaskan aku." Ora cepat menyahut.

Namun Mac juga cepat menyela. "Kau ingin menghindar dari seorang yang menyelamatkanmu?"

ONCE MORE | Novella #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang