🍁Tiga🍁

1.4K 108 4
                                    

🍁🍁🍁

“Terbangun di pagi hari, menemukan diriku terlelap di dada bidangmu. Ah, bolehkah aku berkata bahwa ini adalah momen terindah – dan terbaik – yang pernah terjadi di dalam hidupku?”

***

Kyu Hyun memiringkan wajah, pria itu sudah terjaga sejak setengah jam lalu. Namun entah mengapa ia enggan meninggalkan wajah damai yang tengah lelap di atas dadanya. Sekali ini di dalam hidupnya yang pelik, ia merasa begitu bahagia bisa berada di ranjang yang sama, bersama seorang wanita yang senyumnya bahkan baru ia lihat dalam beberapa hari ini.

Rhae Hoon memiliki wajah yang sendu, dan Kyu Hyun sadar bahwa wanita ini sama sekali bukan tipenya. Entahlah, apa yang menarik hingga membuat hati pria itu bergetar, apakah karena mereka baru saja menghabiskan malam berdua?

“Engghh,” Kyu Hyun mengerjap sebentar mendapati wanita itu menggeliat, ia memejamkan matanya kembali. Berpura-pura tidur jauh lebih baik ketimbang tertangkap basah tengah meneliti tiap inchi wajah sang istri yang berlipat ganda kecantikannya saat baru bangun tidur.

Rhae Hoon menatap sekeliling, hal yang pertama tercetak di benaknya adalah saat pria itu mengajaknya berdansa dengan ketukan suara jantung, ciuman pria itu di bibirnya … lalu…

Wajahnya merona seketika, mengingat sentuhan halus yang sudah ia rasakan semalam. Ya Tuhan, apa ia tengah bermimpi? Rhae Hoon melirik ke samping dengan takut-takut, Kyu Hyun masih lelap di atas bantal merah muda. Pria itu lebih mirip seorang bayi tampan ketimbang pria dewasa yang mengagumkan, entah sadar atau tidak Rhae Hoon tersenyum samar. Hatinya menghangat tatkala kedua mata cokelat itu terbuka, dan pemiliknya menyunggingkan sebuah senyum sarat ketulusan.

“Sudah bangun?” tanya Kyu Hyun sembari mendudukkan diri dan menggeliat sebentar, alisnya naik turun tatkala kedua tangan pria itu menutup mulut – menahan kantuk yang tersisa.

“Ah, iya.” Rhae Hoon menarik selimutnya lebih ke atas, tersenyum kaku sebelum menuruti instruksi pria itu.

Kyu Hyun tersenyum kecil, wajah tampannya dipadukan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah lubang udara adalah perpaduan terbaik yang bisa ditemukan di pagi hari.

“Apa kau lelah, tidurmu nyenyak?”

“Eh?”

“Aku ingin menceritakan sesuatu padamu, bisakah kau duduk sepertiku?” pinta Kyu Hyun sambil merapikan anak rambut Rhae Hoon yang terjatuh di kening. Sepertinya pertanyaannya tadi hanya sebuah angin lalu.

“Ah, baiklah. Sebentar.” Meski bingung wanita dua puluh dua tahun itu menurut. Ia menaikkan punggungnya, bersandar pada dashboard ranjang, ia masih sibuk menata detak jantungnya yang menggila sambil menanti cerita yang Kyu Hyun janjikan beberapa detik yang lalu.

“Rhae Hoon-ie?” panggil pria itu, semalam ia sudah meminta pada wanita itu untuk memanggilnya secara tidak formal, supaya lebih akrab. Maka ia juga melakukan hal yang sama, meninggalkan embel –embel ‘ssi’ yang biasa mereka gunakan sejak pertama kali bertemu.

“Ya?”

“Sebenarnya, aku dan Eui Jin … kami belum menikah.”

Pengakuan yang meluncur dengan lancar dari bibir Kyu Hyun membuat Rhae Hoon terdiam, jika boleh jujur dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

“Lalu, kenapa kau menceritakan hal ini padaku?”

Kyu Hyun menoleh, menatap wajah sendu istrinya. Rhae Hoon benar, hal itu sama sekali bukan urusan wanita yang baru saja ia nikahi.

Bittersweet✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang