🍁Sepuluh🍁

1K 81 5
                                    

🍁🍁🍁

Wanita muda itu hanya menatap ibu mertuanya yang sedang sibuk memilih-milih jenis bunga yang akan ia rangkai. Sesekali ia menahan keinginan untuk memuntahkan sarapannya. Ya ampun, ia memang sering mendengar jika hamil akan membuat keadaan tubuh menjadi lemas. Rupanya yang dikatakan orang-orang itu memang seratus persen benar, Rhae Hoon mendengus dalam hati.

“Kau pucat sekali, Hoon-ie. Apa perlu kupanggilkan dokter?” Hanna mendekat, ia menaruh bunga mawar yang ia campakan begitu saja di atas meja. Melihatnya, Rhae Hoon menggeleng cepat dan mencoba tersenyum, “Aku tak apa, Ibu. Hanya sedikit mual, sepertinya aku memang harus terbiasa seperti ini.”

Hanna mengernyit, “Ya, kau benar. Cepat katakan kalau keadaanmu memburuk.”

“Ne.”

“Astaga Kyu Hyun kecil, jangan membuat Ibumu kesakitan, heum?”

Rhae Hoon merasakan pipinya menghangat saat Hanna mendekatkan wajahnya pada bagian tengah tubuh dirinya, seolah wanita itu sedang berbicara dengan calon cucunya. Ia kembali meringis, bukankah hidupnya sangat sempurna saat in?. Memiliki suami dan mertua yang sangat menyayanginya, bukankah ia sangat beruntung karena kini Kyu Hyun memperlihatkan bahwa ia mulai mencintai Rhae Hoon?

Memikirkannya membuat Rhae Hoon mengingat kejadian semalam, ia tak bisa tidur dengan benar demi perkataan yang Kyu Hyun sampaikan padanya. Pria itu mencintainya? Benarkah? Lalu, apa Rhae Hoon juga mulai mencintai Kyu Hyun?

“Ibu hamil tidak boleh banyak melamun.”

“Oh? Ahra-ya! Kau baru tiba?”
Wanita bertubuh mungil itu membuat Rhae Hoon tersenyum dan membuyarkan tumpukan lamunannya. Ia hanya diam saja saat Ahra memeluknya lalu gantian mendekap erat tubuh Ibunya. Ahra tak hentinya mengumbar senyum, wanita itu nampak lelah dengan sebuah ransel di punggungnya.

“Cepat sana mandi, kau pasti stres berat. Itu, lihatlah kantung matamu!” ucap Hanna prihatin melihat keadaan putrinya.

Ahra tersenyum, “Aku memang berencana mandi secepatnya, ugh pekerjaan ini membuatku hampir gila, tapi sebelum mandi aku mau menyapa adik iparku lebih dulu. Aigo, Kyu Hyun benar-benar menyebalkan rupanya. Sudah menikah lebih dulu, dan sekarang akan punya anak juga.”

Rhae Hoon tertawa mendengarnya, ia lalu menepuk bahu Ahra, “Eonni juga pasti akan menikah dan punya anak nanti. Bukankah begitu Ibu?”

“Ah –“ Hanna tersenyum gamang, “Ahra-ya, cepatlah sana mandi. Ibu akan siapkan makan siang untukmu.”

Ahra terlihat pucat, namun masih mencoba tersenyum, “Ya, Ibu,” ucapnya sambil berlalu.

Rhae Hoon menatap Ibu Kyu Hyun yang tiba-tiba terlihat salah tingkah, “Apa Kyu Hyun belum pernah cerita padamu, Hoon-ie?”

“Cerita? Tentang apa?” tanya Rhae Hoon, ia berfirasat sudah mengatakan sesuatu yang salah. Wanita itu menunggu Hanna mengucapkan sesuatu, namun ia harus menelan kekecewaannya karena Hanna malah meringis lalu kembali sibuk dengan bunga-bunganya.
***

Begitu banyak hal yang tidak Rhae Hoon ketahui tentang keluarga ini. Tentang Hyun Soo yang sudah meninggal, tentang misteri Ayah Kyu Hyun yang membiarkannya tetap di sisi putranya meski beliau tahu siapa Rhae Hoon sebenarnya. Lalu, ditambah dengan tingkah aneh Ahra dan Ibunya tadi siang. Rhae Hoon memijit keningnya, ia lalu melirik jam dinding di kamar Kyu Hyun, sudah pukul enam sore. Menunggu Kyu Hyun pulang dari kantor benar-benar membuat ia hampir mati bosan.

Wanita itu berjalan menuju sebuah lemari, ia lalu tertarik pada sebuah album foto. Merasa penasaran, Rhae Hoon membawanya ke atas ranjang dan mulai membuka lembar pertamanya.

Bittersweet✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang