🍁🍁🍁"Tiba-tiba merindu padamu. Rasanya aku hilang saat kau tak di sisiku. Cinta? Bolehkah?”
***
Wanita itu hanya terdiam seribu bahasa, sesekali ia melirik ke arah sang suami yang tengah berkonsentrasi mengemudikan mobilnya. Tentu saja Rhae Hoon memilih opsi pertama yang Kyu Hyun ajukan padanya setengah jam yang lalu, kalau tidak ia tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya. Di dalam mobil, di tepi jalanan ramai, yang benar saja. Apa Kyu Hyun sudah tak waras? Wanita muda itu makin mengerucutkan bibirnya dan menatap keluar jendela.
Sedangkan Kyu Hyun masih mengulum senyum, tadi dia berkata seperti itu hanya untuk membuat Rhae Hoon lebih tenang dan tidak menangis lagi.
Ia tak pandai menenangkan wanita yang sedang bersedih. Sungguh.
“Kita mau kemana, Kyu Hyun-ah?” kening Rhae Hoon berkerut saat menyadari bahwa Kyu Hyun membelokkan mobilnya ke kanan, seharusnya mereka berbelok ke kiri jika ingin segera sampai di kompleks perumahan.“Aku bosan, kita menginap di hotel. Oke?”
Memang Rhae Hoon punya kekuasaan untuk menolak? Ia hanya mengangguk sambil memerhatikan jalan di depannya.
***Rhae Hoon mengerjapkan matanya beberapa kali, baru sekali ini di dalam hidupnya ia berada di sebuah kamar hotel bintang lima. Matanya menatap sekeliling, ranjang besar itu berada di tengah-tengah ruangan, ada nakas kecil di sampingnya. Dan saat ia berjalan menuju jendela, matanya dapat menangkap pemandangan kota yang indah. Senja memang sudah merayap naik, menggantikan siang dalam kegelapannya. Berapa uang yang harus Kyu Hyun keluarkan untuk menginap di tempat ini? Pasti ia akan sakit kepala jika tahu jawabannya. Lalu mengapa pria itu harus begitu boros? Bukankah rumah gaya Eropa-nya sudah terlalu mewah?
“Kau sedang apa?”
Ia berbalik, dan mendapati Kyu Hyun yang sudah selesai mandi. Pria itu mengenakan kaos putih lengan pendek dan celana panjang santai berwarna hitam. Wajahnya terlihat lebih segar dengan rambut yang masih basah dan Rhae Hoon tidak bisa bernapas dengan benar saat pria itu berjalan ke arahnya.
“Hei, kutanya kau sedang apa?”
Rhae Hoon tergagap, dan kembali menatap jendela, “Melihat pemandangan. Semuanya terlihat lebih jelas dari sini.”
Kyu Hyun tertawa, lalu menyerahkan sebuah handuk kecil yang ia genggam sejak tadi. Pria itu meminta istrinya menggunakan handuk itu untuk menyeka air yang tersisa di rambut kepalanya.
“Kenapa aku harus melakukannya? Maksudku memang kau tak bisa melakukannya sendiri?”
Kyu Hyun menarik kedua sudut bibirnya ke atas, bukannya menjawab ia malah duduk di pinggiran ranjang dan menepuk tempat di sampingnya. Wanita itu berkedip beberapa kali lalu mengikuti kemauan suaminya.
“Dulu Ibu selalu mengeringkan rambutku dengan cara seperti ini,” ucap Kyu Hyun sambil berubah posisi. Ia membaringkan tubuhnya di pangkuan Rhae Hoon dan menaruh kedua tangan wanita itu di kepalanya. Demi Tuhan, Rhae Hoon tidak pernah tahu jika Kyu Hyun bisa bersikap semanja ini padanya.
“Kenapa diam?”
“Ah, iya.”
Rhae Hoon merasakan kehangatan menyapa hatinya, saat ia melihat pria itu memejamkan mata dan tersenyum seperti bocah berusia lima tahun. Dengan sepenuh hati ia mengeringkan rambut Kyu Hyun, menggerakkan jemarinya menyusuri rambut tebal yang selalu menawan setiap mata yang memandang, sampai beberapa menit kemudian keduanya hanya terdiam dan mendengar hela napas masing-masing.
“Kau harus selalu melakukannya kalau aku memintamu, mengerti?”
Rhae Hoon tersenyum, ia belum menjawab sebelum pria itu kembali duduk dan bersandar pada dashboard ranjang, “Memang aku punya hak untuk menolak?” wanita itu tersenyum hangat dan itu menyisakan perasaan aneh yang menghinggapi hati Kyu Hyun. Pria itu salah tingkah saat Rhae Hoon mendekat dan duduk di sampingnya, sesekali pria itu harus menahan napas saat wangi tubuh istrinya membuat ia sakit kepala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet✔️
FanfictionPernikahan antara Kyu Hyun dan Rhae Hoon seperti membuka kotak pandora yang menyingkap rahasia kelam yang terkubur selama belasan tahun, apa yang harus ia lakukan saat misteri yang perlahan terungkap membuatnya harus menjauh dari Kyu Hyun? -Dutulis...