🍁Dua puluh empat🍁

771 75 4
                                    


🍁🍁🍁

"Aku tak pernah menyesal mengenalmu. Menjadikan dirimu bagian terindah dalam kisahku adalah anugerah tak terkira dari-Nya. Aku mencintaimu…namun mempertahankanmu… seperti dipaksa menggenggam bara api yang akan membakar sekujur ragaku. Di dekatmu akan membuatku mati, namun menjauh darimu? Itu sama saja dengan meminum racun yang perlahan akan melumpuhkan diriku.”
***

Pertama kalinya semenjak dirawat di rumah sakit, Kyu Hyun terbangun di pagi hari dan tak menemukan istrinya di atas ranjang. Pria itu mengucek matanya cepat, dia segera beranjak dari sofa panjang dan meneliti ke segala arah.

“Rhae!” Kyu Hyun sudah mengecek kamar mandi. Wanita itu tak ada di sana. Apa mungkin dia kabur? Astaga! Kyu Hyun tak tahu kemana harus mencari Rhae Hoon. Lelaki berambut cokelat itu menemukan dirinya melangkah keluar dan bertanya pada setiap orang yang dia temui di sepanjang lorong rumah sakit.

Dia menggigil, Rhae Hoon takkan meninggalkannya seperti ini. Lelaki itu menggeleng lemah seraya menatap cemas ke segala arah dan saat itu lah dia tertegun ketika mendapati seorang wanita berpiyama putih tengah terduduk sendirian di atas bangku – di taman rumah sakit. Kyu Hyun mempercepat langkahnya, berusaha membenarkan perkiraannya. Ditatapnya lagi wanita yang tengah membuat sebuah origami di tangannya yang terbalut selang infus.

Dia memang benar Rhae Hoon, wanitanya.

“Sayang…”

Rhae Hoon tersenyum ketika Kyu Hyun duduk di sampingnya. Tempat ini masih begitu sepi karena jam masih menunjukkan pukul enam. Kyu Hyun hampir tak percaya melihat selengkung senyum telah terhias di wajah tirus itu. Bukannnya dia tidak bahagia melihatnya. Hanya saja…

“Apa tidurmu nyaman Hyun-ie?”

Kyu Hyun baru sadar jika wanita itu mengajaknya bicara. Pria itu tersenyum bahagia dan mengangguk kecil. Dia sungguh bersyukur atas apa yang baru saja terjadi. Wanita itu kembali tersenyum, dia bahkan meminta maaf karena keluar kamar tanpa memberitahu pada Kyu Hyun. Seperti menemukan oase di padang pasir, semua kesedihan itu pudar bersamaan terbitnya Matahari yang memberikan cahaya pada dunia.

“Sudah merasa lebih baik?” tanya lelaki ber-coat hijau itu. Rhae Hoon mengangguk kecil, tanpa komando dia mendekat pada suaminya. Dengan senyum mengembang lebar dia menjatuhkan kepalanya di bahu lelaki itu. Hangat, nyaman. Dia ingin selamanya bisa bermanja-manja pada lelaki ini selama sisa hidupnya.

“Aku selalu baik-baik saja asalkan kau ada di sisiku.”

Wanita itu mencari-cari tangan Kyu Hyun. Dia memejamkan matanya saat lelaki itu balas menggenggam tangannya erat.

Bittersweet✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang