LIMA 🌷❤️

111 19 9
                                    

Note: Sudah direvisi!

Happy Reading!❤️

Maaf kalau tidak sesuai ekspektasi, hehe. XD

🌷🌷🌷

Asatya menyerah, ia menghembus napas kasar dan mengacak rambutnya. Jejak Dyra hilang begitu saja tidak bisa ia temukan. Kalau sudah begini, alamat ia akan mendapat ocehan dari Mamanya.

"Mati gue."

Asatya terpaksa pulang ke rumah, karena ia tidak mengetahui rumah Dyra. Kalau tahu, dia sudah datang untuk memastikan keadaan gadis itu.

Eh, apa dirinya bilang? Memastikan keadaan? Tidak, tidak. Maksudnya adalah memastikan bahwa Dyra tidak menjadi bahan amukan Mamanya karena sudah lalai menjaga gadis itu.

"Dyra udah kamu antar pulang?"

Sebenarnya ia ingin berbohong bahwa Dyra sudah diantarnya pulang. Tapi, lelaki itu juga takut dosa.

Asatya tak menjawab, ia menunduk beberapa detik dan menarik napas dalam, "Aku sama Dyra gak pulang bareng, Ma."

Seketika Lula melotot kaget, kenapa bisa? Padahal dirinya sudah menyuruh putranya untuk menjaga calon istrinya itu. Tapi, apa yang sudah diperbuatnya? Inikah Asatya Delan? Tidak menjalankan amanah darinya?

"Kenapa bisa? Terus Dyra gimana? Kan Mama suruh kamu jaga dia. Sebentar lagi dia adalah istri kamu."

Asatya tak berani melawan, ia lemah jika dihadapan Mamanya, "Maaf, Ma."

Lula memalingkan wajah dan menarik napas panjang, berharap kesabarannya masih ada. Hal ini adalah kesepakatan bersama.

Pihak Asatya sudah bersedia bahkan berjanji akan menjaga dan melindungi Andyra. Tapi, ini baru permulaan saja sudah gagal. Entah bagaimana keadaan Dyra sekarang.

"Yaudah, gapapa. Mama maafin, kamu belum terbiasa, ya? Tapi lain kali, kamu harus lebih terbiasa peduli dengan Dyra."

"Insyaallah, Ma."

***

"Kok kamu pulang sama Kak Elang tadi? Bukannya sama Asatya?" tanya Mama pada Dyra.

Acara makan Dyra terganggu oleh pertanyaan itu, sebuah pertanyaan yang kembali membuat matanya ingin mengeluarkan air.

Namun, segera Dyra tepis. "Tadi emang bareng, Ma. Cuma kepisah gara-gara salah paham."

Nila–Mama Dyra sedikit terkaget. Tidak apa-apa, ini baru permulaan, wajar saja belum terbiasa.

"Salah paham gimana, sayang?" Nila mengelus pelan rambut gadisnya.

Apakah harus Dyra menceritakannya? Tapi dirinya takut, jika bercerita, Mamanya akan membagi cerita itu kepada Lula–Mama Asatya.

Dan Asatya akan mengecapnya sebagai gadis lebay, yang tidak bisa bersikap dewasa terhadap suatu masalah. Sedikit-sedikit diceritakan.

"Gapapa, kok, Ma. Salah paham dikit aja."

Nila berusaha untuk tidak memaksa Dyra untuk bercerita. Sedikit merasa aneh, tentu. Karena biasanya, gadis itu akan selalu menceritakan apa saja yang menjanggal di hatinya.

My (ICE) Husband [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang