13. ANEH

489 40 185
                                    


Jangan Lupa Vote + Komen di Paragraf mana aja guys!!
Selamat Membaca🙆❣

****

Pada jam istirahat, nampak halaman sekolah SMA Viktory yang begitu ramai, semua anggota eskul musik begitu sibuk untuk menyiapkan acara aniversary eskul mereka.

Echa tengah berjalan dari Ruangan musik menuju halaman sekolah dengan membawa beberapa barang yang terisi di dalam sebuah kardus yang dibawanya. "Ughh..", rintihnya ketika merasa kardus yang dibawanya begitu berat. "Ini apaan sih, berat banget...", batin Echa sambil terus membawa kardus itu dengan langkah yang sempoyongan.

Brukkk

Echa tak sengaja menjatuhkan kardus yang dibawanya. Alhasil semua yang ada di dalamnya kardus berhamburan keluar.
"Astagaa", ucap Echa kaget sekaligus panik. Ia segera mengambil barang yang berhamburan itu.

"Echa?!", panggil Arsha yang berada di depan Echa tak jauh darinya. Arsha yang melihat itu tak tinggal diam, dia langsung berlari kearah Echa dan segera membantunya.

"Sini gue bantuin", ucap Arsha sambil ikut mengumpulkan barang yang tengah berhamburan itu.

Echa melirik Arsha dari ujung matanya sambil tetap melanjutkan aktivitasnya. "Thanks Sha", ucapnya sambil tersenyum tulus.

"Udahhh", lanjut Echa ketika semua barang telah masuk kembali kedalam kardus itu.

"Sini gue aja yang bawa", usul Arsha mengambil Kardus yang dipegang Echa.

"Ehh, eg-gak usah, gue aja", ucap Echa tak enak.

"Yee, sans aja kali"

"Kata Mak gue, kalau ngebantu orang kagak boleh stengah-stengah", jelas Arsha yang disusul tawaan oleh Echa.

"Hahaha"

"Ada yang lucu?", tanya Arsha mentap Echa aneh.

Dengan cepat Echa langsung mengubah ekspresinya menjadi datar. "Enggak!", ucapnya tegas.

Arsha memutar bola matanya. "Dasar Aneh", ucapnya sambil berjalan membawa kardus mendahulu Echa.

"Arshaa tunggu ihh", rengek Echa sambil mencoba mengejer Arsha dengan kaki yang pincang sehabis jatuh tadi.

Arsha menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Echa yang tengah berjalan dengan kaki yang pincang itu. "Kaki lo kenapa?", tanya Arsha khawatir.

"Eg-enggak kok Sha", jawab Echa kaku.

Arsha meletakkan kardus yang di bawahnya ke lantai koridor sekolah. Sambil wajahnya menatap lutu Echa yang lecet dan memerah. "Apanya yang gak papa? Kegores gini masih bilang gpp mana merah lagi", cetus Arsha sambil menekan lutut Echa yang tergores itu.

"Aww, sakit woy", rintih Echa sambil matanya melotot menatap Arsha yang tengah berlutut dibawahnya itu.

"Hahaha, katanha gak papa, di pencet doang sakit", ledek Arsha. "Mau gue gendong?", usul Arsha.

Dengan cepat Echa menolak ajakan itu. "Dihh, gue bukan anak kecil lagi sorry", tolak Echa. "Gue bisa jalan tenang aja ntar juga gak sakit lagi", tambah Echa mencoba meyakinkan Arsha.

"Ohh yaudah", jawab Arsha sembari berdiri dan mengambil kardus yang tergeletak dilantai. "Lo bisa kan?", tanya Arsha lagi tak yakin.

"Iya bisa tenang aja", jawab Echa yakin.

Mereka berduapun berjalan menuju halaman sekolah. Arsha membuntuti Echa karena takut nanti terjadi apa-apa dengan Echa.

***

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang