Rembulan "3"

40 10 0
                                    

Selagi menunggu Arkhan ia duduk sendirian ditangga mesjid, sembari memperhatikan orang orang yang lalu lalang bergantian masuk kemesjid. Sugguh pemandangan yang menenangkan. Namun tiba tiba seseorang datang menyapanya.

"Assalamu'alaikum."
Ucap nya.

"Wa'alaikumussalam."
Jawab Najwa, dan saat ia menoleh ke arah suara itu. Ia begitu terkejut.

"Haloo. Sudah lama kita gak ketemu ya mantan gebetan."
Ucapnya dengan senyuman yang tidak dapat dirasakan ketulusannya.

"H-halo juga Kak Fadli."
Balsa Najwa. Namun ia merasakan takut.

"Kok kamu tegang gitu. Ha sepertinya yang kamu tunggu udah datang. Kapan-kapan kita mengobrol lagi ya. Bye sweetheart."
Iaoun segera pergi meninggalkan Najwa yang masih mematung.
Dan benar Arkhan tiba dari salah satu sudut mesjid dengan sambil melempar-lempar kan kunci keudara.

Bagaimana ia tahu kalau Awa berkuliah disini,  dan sedang menunggu Arkhan.

"Kok gak dijawab jawab Wa.  Assalamu'alaikum princess"
Ucap Arkhan berulang, Najwa tampak seperti orang yang sedang melamun.

"Eh, Wa'alaikumussalam khan."
Jawabnya setelah lamunannya buyar.

"Kamu kenapa Wa. Ada yang gangguin kamu?"
Sambil membantu Najwa berdiri.
Najwa hanya menggeleng dan diikuti dengan senyuman lembut.

Sepanjang perjalanan pun Najwa tidak banyak bicara. Dia hanya terus melihat karah jendela.

Arkhan pun mulai heran dengan perubahan sikap Najwa.

"Kamu ada yang lagi dipikirin ya Wa?"
Tanya Arkhan.

Apa aku cerita ya sama Arkhan. Tapi nanti buat dia tambah khawatir.

"Enggak ada kok Khan. Awa cuman capek aja."
Ia pun meletakan tangannya di tangan Arkhan. Mengisyaratkan baik baik saja. Arkhan pun sontak terkejut merasakan tangan kebut itu menyentuh punggung tangan nya.
Iapun langsung menggenggam erta tangan Najwa. Seraya berkata
" Ya udah nanti langsung istirahat ya. Kalo ada apa apa bilang ke aku."
Melihat sebentar ke arah Najwa dengan senyuman hangat.

Najwa pun mengangguk dan membalas semyuman itu.

------

"Sakit emang sekarang kalo lihat malam. Yang di bayangkan udah jadi milik orang lain."
Ucapnya sambil melihat kearah luar. Memang hobi Kharim adalah melihat rembulan dimalam hari, sebelumnya ia suka melihat bintang. Namun setelah bertemu Najwa penglihatannya berpindah haluan. Jika melihat rembulan, ia slalu akan melihat pancaran gadis pujaannya. Wanita yang tidak begitu cerewat, tapi sangat keibuan, ia anggun namun tegas. Pancaran kebaikannya slalu membuat orang-orang merasa bahagia akan pertolongananya bak rembulan yang selalu memancarkan sinar untuk menerangi gelapnya malam bagi milyaran manusia yang mungkin tidak semuanya sedang tersenyum di malam yang gelap.

"Udah siap siap kan Zi."
Merapikan baju.

"Udah kak. Ayah udah belum?"
Jawabnya sambil menutup pintu balkon.

"Ayah udah. Udah dicek semuanya?  Jangan sampai ada yang ketinggalan ya nak."
Ayah Anwar pun keluar dari kamarnya.

"Udah Yah. Kita tinggal berangkat."
Jawabnya sambil meletakan koper didekat pintu.

"Kamu gak bilang ke Dikka atau Najwa kalo mau balik?"
Tanya Bg Dzaki sambil berpamitan dengan istrinya.

"Nanti aja kalo udah dipesawat."
Ucapnya santai.
Kini mereka sudah didalam mobil.

Mobil pun bergerak cepat menuju bandara.

Kharimpun berpamitan dengan Abang dan Ayahnya.

"Jangan galau terus disana ya. Yang fokus kuliahnya." Ucap Ayah sambil memeluk erat putra keduanya.

"Tenang aja Yah. Anak ayah kan udah besar. Masa galau galau."
Sambil sedkit tertawa.

"Sok besar deh lu sekarang dek. Baru juga lepasin baju putih abu abu. "
Ledek sang Abang.

"Eh sorry ya. Tamatan pesantren gak abu abu."
Balasnya dengan pelukan kepada Abangnya.

Akhirnya Kharim pun pergi  meninggalkan kedua lelaki itu.

Setibanya di dalam pesawat. Ia mengirimkan kan pesan ke Dikka.

Assalamu'alaikum Dik. Maaf ya abang gak bisa sering liat kamu dan ngajak kamu main. Stay health ya. Jangan kebanyakan ngehalu. Wkkw,  Abang berangkat sekarang ya. Jaga Kakak kamu baik baik ya walaupun dia udah ayad suami. Kwkwwk.  Byee Adik Tampan tapi tampanan Abang.
>>
Send.

Pesan pun terkirim.
Setelah itu ia mematikan ponselnya dan mulai untuk mengistirahatkan badan hingga tiba nantinya.

Mari ikhlaskan hilangnya rembulan malam ini dan seterusnya. Untuk sekarang biarkan malam mu gelap, mungkin nanti pada saatnya mencari penerang selain rembulan.

------

Pesan pun tiba di Handphone pintar Dikka.

Pesan : Bg Ghazi Ganteng

Setelah membaca pesan tersebut.Iapun segera berlari menuju Najwa yang sedang duduk bersama Arkhan di ruang tamu sambil menonton siaran lawak di televisi.

"Kak,  Kak,  Bg Ghazi mau balik malam ini."
Ucapnya kepada Najwa sambil memperlihatkan isi pesannya. Keduanya pun menoleh mendengar hal itu.

"Iya dik???"
Balas Najwa. Ia teringat bahwa disampingnya ada Arkhan. Ia tak mungkin terlalu merespon hal itu.
Sebisa mungkin ia membiasakan yang terjadi.

"Jangan lupa bilang makasih sama bg ghazi karena udah nolongin kamu."
Lalu pura pura fokus menonton mengikuti Arkhan yang tetap fokus menonton.
Melihat hal itu, Dikka pun kecewa kepada kakaknya dan pergi  begitu saja.

Najwa pun kini berdiri dan berjalan kearah kamar.
"Mau kemana yang?"
Tanya Arkhan.

"Mau ke wc. Mau ikut?"
Jawabnya pura-pura mengajak.

"Emang boleh?"
Balas Arkhan menantang.
Najwa pun bergidik ngeri melihat si Arkhan. Namun arkhan tertawa melihat ekspresi Najwa.

Setelah dikamar. Rupanya Najwa mengambil handphone. Ia mencari nama Ghazi, dan mencoba menelpon.
Namun tak ada jawaban. Ia ulangi sekali lagi. Namun tetap nihil jawaban.

"Mungkin udah didalam pesawat."
Ucapnya sambil berlalu ke toilet.

Let Go Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang