Rembulan "2"

42 10 0
                                    

Setelah satu minggu.
Dika didizinkan untuk kembali kerumah, dan selama seminggu silih berganti teman dikka dan teman kakaknya tiba untuk mengajak Dikka mengobrol selagi Arkhan dan Najwa berkuliah. Sudah banyak hadiah makanan dan buah buahan yg ia dapatkan dari fans dikkuersnya yanga aneh itu, sebelumnya Dikku sekarang Dikkaliceous.  Sebentar lgi akan berganti nama.  Mungkin.

Tapi untunglah itu membuat ia senang walau sedang kesakitan.

18.30 WIB

"Alhamdulillah sampai juga,  ajhirnya bisa tidur dengan nyenyak. "
Sambil merebahkan badan di sofa.

"Hati hati Dik. Jangan sampai keimpit tanganya"
Ucap sang kakak.

"Wa kamu istirahat aja deh sekarang, besok kuliah pagi kan. Biar aku yang beresin. "
Sembari mengambil alih yang di rapikan oleh istrinya.

"Tapi khann.. "

"Gak ad tapi tapian, cepat ganti banju lap badan, dan pergi tidur. Dosa loh gak nurut sama suami. "
Ucapnya sambil mencubit pipi Najwa.
"Kamu juga Dik tidur dikamar lagi. "
Ucapnya sambil melihat Dikka. Tapi ternyata ia sudah tertidur pulas di sofa.

" Oke oke. Tapi Awa cuman mau ambil selimut untuk Dikka abis tu tidur. "

Setelah Najwa bersih bersih. Ia nampak Arkhan yang malah sudah tertidur dukuan di tumpukan baju Dikka yang ia rapikan.

" Banyak gaya emang yang pangeran satu ini. "
Merapikan baju yang ada di didekat Arkhan. Tapi entah mengapa kantuknya semakin berat, dan berakhir tertidur disamping Arkhan.

4.40 WIB

Mereka tersentak bersama mendengar lantunan adzan yang menggema.

Mereka pun sholat berjama'ah dirumah dan Dikka yang juga sudah bangun. Setelah itu dikanjutkan membereskan sisa semalam.

Hari ini ia pergi sendiri. Tidak dengan Arkhan. Agar ada yang menemani Dikka. Sebelum Najwa pergi kuliah. Ia berpamitan dengan 2 lelakinya. Ia juga tak lupa untuk membuat kan sarapan sebelum pergi.

10.00 WIB

Ia melepas kaos kakinya. Berjalan menuju keran, dan mengambil wudhu.

Ia melaksanakan sholat dhuha. Seperti biasa, rutinitasnya.

Tak disangka. Ia bertemu Yasmin. Seseorang yang pernah ia temui sebelumnya.

Mereka bercengkerama, setelah itu pamit pergi untuk melaksanakan aktivitas masing masing.

Teringat olehnya pembicaraan saat bersama kak Afif sebelumnya.

"Apa telfon Kak Afif aja ya. "
Ia membuka ponsel dan mencari kontak bernama Kak Afif.

"Wa'alaikumussalam, iya Wa."

"Hemm, kamu dimana sekarang? "

"Oke, Kakak kesitu ya."

Ia pun akhirnya menunggu Kak Afif tiba. Selagi menunggu ia duduk di taman kampus. Menikmati pemandangan hiruk pikuk mahasiswa. Ia mulai menyadari kalo iya tidak memiliki teman dekat dibangku perkuliahan. Mungkin efek karena ia yang selalu langsung pulang dan menolak ajakan teman temannya sebelumnya.

Jadi ingat sama Syfa, Sisi, dan Kirana. Apa kabar mereka ya.

Memang hanya Kirana yang berkuliah diluar negeri,  namun Syfa dan Sisi tidak sekampus denganya. Sehingga hanya ia dan Arkhan yang sekampus walau beda jurusan. 

Saat sedang asik meligat sekeliling. Tibalah Kak Afif dengan seorang yang ia pasti kenal.

"Yasmin."
Ucapnya terkejut.

"Iya Wa, kita ketemu lagi."
Ucapnya dengan senyuman.

"Assalamu'alaikum Wa. Pasti dah saling kenal kan."
Ucap Kak Afif.

"Wa'alaikumussalam Kak. Iya Awa kenal dengan Yasmin. Awa lihat kalian berdua mirip. Adik kakak ya"
Ucapnya seakan tidak percaya.

"Hehe,  Iya Kak Afif kakak aku Wa. Alhamdulillah kak Afif ajak aku ketemu kamu biar kita bisa bahas bersama masalah Abimu."
Timpal Yasmin.
Mereka pun akhirnya duduk bersaman di kursi taman yang membentuk lingkaran.

"Jadi kamu juga tahu. Apa jangan jangan Yasmin sengaja dekat sama Awa."
Najwa pun mulai interogasi.

"Gak, itu pure kita ketemunya. Aku baru tahu kalau kamu anak yang dicari Kak Afif."
Yasmin mecoba menjelaskan.

"Ya ini semacam takdir. Allah memang baik. Saat kakak gelisah dengan apa yang selalu kakak pendam. Allah memberikan jawaban yang membawa Kak Afif ke Najwa. Padahal sebelumnya Kakak memang berencana ingin pergi kerumah kamu. Tapi tidak disangka kita bertemu tidak sengaja."
Kak Afif pun ikut berbicara.

Najwa masih sedikit terkejut. Ia tidak membayangkan hal hal seperti ini terjadi. Bak cerita ftv yang sering di tonton oleh Dikka saja.

"Allah kita memang banyak kejutan. Alhamdulillah."
Tambah Yasmin.

" Alhamdulillah Allah Maha baik ya Kak, Yasmin. Semoga kita selalu dalam perlindungan nya terhadap apa yang kita kerjakan."

Mereka pun mengucap aamiin bersama.

"Okey, kita kembali ketopik penting kita. Kamu udah nyari bukti bukti dirumah mu itu wa.?"
Tanya Kak Afif.

"Udah Kak,  tapi karena kemarin tu Dikka masih sakit. Jadi belum menjelajahi seisi rumah Kak. Sekarang belum dapat bukti kak."

"Hemm,  begitu ya. Tanpa bukti yang lain. Kita belum bisa menuntut mereka."
Kak Afif pun mulai berpikir.

"Atau gini wa. Coba kamu cari tau apa hal yang disukai Umi atau Abi kamu. Biasanya mungkin mereka menyembunyikan sesuatu disitu. Karena yang tahu kegiatan atau tempat itu hanya keluarga kalian. Jadi orang lain tidak bisa menggeledahnya.
Ucap Yasmin.

"Iya juga ya Yas. Nanti coba Awa pikirkan lagi."
Mencoba mengingat ngingat hal hal apa saja yang sering dilakukan Abi dan Umi.

"Satu lagi spekulasi Kakak, mungkin mereka juga berkerja sama dengan orang lain. Karena sebelumnya Abi kamu pernah bilang kalau ia pernah mendengar percakapan lewat telpon dan pertemuan mereka secara langsung. Atau mungkinkah Abimu punya rekaman atau apa."
Kak Afif tampak sedikit frustasi. Sepertinya ia ingin sekali membuka kejahatan ini.

Tampak Najwa pun semakin pusing dengan yang terjadi. Ia tak menyangka akan serumit ini. Ia sebenarnya bukan orang pendendam terlebih dengan orang orang yang sekitarnya. Ia cendrung untuk selalu berhuznusan. Tapi ia tak menyangka dalang kematian orang tuanya adalah dari orang sekitarnya.

Mereka pun sibuk berdiskusi hingga adzan pun berkumandang. Waktu Ashar telah tiba.

Mereka menghentikan kegiatan sebentar hingga adzan selesai.

"Udah adzan ya. Giman kita sholat dulu. Abis itu pergi makan."
Ucap Kak Afif.

"Awa kayaknya gak bisa deh kak. Soalnya masih harus jagain Dikka. Kasian Arkhan ngurus sendirian."

"Oiya kakak lupa. Kamu udah punya suami."
Ucap nya sedikit menggoda.
Yasmin pun cukup terkejut. Ia baru tahu kalo Najwa sudah menikah.
Iapun mengucapkan selamat dan semoga selalu bersama dalam ukhuwah pernikahan yang sakinah mawaddar dan warahmah.

Akhirnya mereka pun berpisah setelah sholat Asha selesai.

Telpon Najwa pun berbunyi. Menandakan seseorang sudah menunggunya.

"Assalamualaikum yang."

"Oke, aku langsung parkir dimesjid aja ya. Tunggu disitu Wa. "

Let Go Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang