Sad Ending

281 25 6
                                    

"Bicaralah."

"Ingat saat kejadian di bandara?"

Arkhan nampak mengingat kejadian setahun lalu.
Beberapa menit kemudian ia menaikan sudut  bibirny keatas membentuk  sebuah senyuman kecil.

"Perpisahan yang indah. Aku baru sadar sekarang  itu akan menjadi sebuah perpisahan selamanya untuk hatiku."
Wajahnya kembali datar.
Menambah luka di hati Najwa melihat situasi ini.

"Kamu tau kan orangtua Awa sudah tiada? "
Tanyanya lagi. Ghazi mengangguk.

"Orang tua Awa meninggal kan sebuah surat. Surat itu yang mengubah semuanya."
Awa tertunduk.

"Adakah hubungan nya dengan pernikahan mu sama Arkhan?"
Tatapan Ghazi tetap lurus kedepan melihat lalu lintas jalan yang mulai ramai kearah rumah Ghazi.

"Iya, Awa baru tahu kalau Abi adalah sahabat Papa Arkhan. Dan saat setelah Awa dari bandara, Awa pergi kerumah Pak Amri, untuk memberikan surat itu. Sebelum nya awa tak tahu bahwa isi surat itu.. "

"tentang perjodohan mu dengan Arkhan begitu? "
Potongnya, Najwa mengangguk mengiyakan.

"Trus kamu menyetujuinya begitu saja?"
Suranya namoaj sedikit naik.

"Itu amanah  orang tua Awa, bagaimana Awa akan menolak jika niat orang tua Awa menjaga anaknya. Disurat itu tertulis jelas mereka khawatir,karna suatu saat nanti akan ada orang yang mengancam keselamatan nyawa anaknya. Awa bisa apa coba."
Ia mulai  terisak namun ia mencoba menahannya.

"Aku mengerti."
Tetap datar.

"Kamu marah?"

"Tentu aku marah."
Ia lempar kerikil-kerikil  kecil ke jalanan.

"Maafkan Awa Zi, ini bukanlah sebuah hal yang mudah pula bagi Awa, tapi  bukankah dari awal kita sudah buat kesepakatan untuk saling  mengikhlaskan bukan?"
Najwa menoleh sebentar ke arah Ghazi yang nampak menahan amarah.

"Seorang lelaki sejati tidak mengingkari perkataannya. Aku marah  bukan karna hal itu."

"Lantas apa??"

"Mengapa baru sekarang??  Bahkan Aku tak tau kapan kamu menikah, lalu tiba-tiba saja seseorang menciummu didepanku. Apa aku tidak berhak marah."
Iapun menatap Najwa dengan tatapan kekecewaan.

"Awa takut jika memberitahu waktu itu akan membuatmu kecewa. "
Ia tak kuat menatap Ghazi, Najwa menunduk sambil menahan air mata yang ingin menetes.

"Tapi kenyataannya itu membuatku semakin kecewa,"
Ucapnya pelan.
"Sudahlah, Lebih baik kita kembali. Takut suami mu marah karena menculik istrinya."
Ia berdiri dan meninggalkan Najwa yang masih tertunduk.

Najwa tak dapat membendung lagi.  Kini air mata nya lolos menuruni pipi nya bersamaan dengan rintik hujan yang mulai membasahi bumi yang ia pijaki saat ini. Seakan ikut merasakan kepedihan nya.

Mengapa terasa menyakitkan, jangan katakan kamu punya rasa Wa.  Itu tidaklah baik,ingat ada Arkhan di samping mu kamu tak boleh punya rasa lelaki lain  selain suamimu.

*

Aku memang kecewa Fei, tapi aku akan lebih kecewa lagi jika kamu tidak bahagia bersamanya.  Berjanjilah padaku untuk selalu bahagia.  Mulai detik ini, ku hapuskan namamu dalam doaku.

---

"Hoii bro, makan mulu. Gendut baru tahu. "
Ghazi datang kemeja yang tadi ia duduki dengan Najwa. Diambilnya makanan yang sedang dimakan Dikka.

"Ehh Bg, mau dibawa kemana?"
Dikka mengikuti langkah Ghazi.

Arkhan heran,karna Najwa tidak bersama Ghazi. Iapun beranjak dari kursi untuk mencari Najwa, namun terhenti seketika melihat Najwa yang datang mendekatinya.

"Kamu gak apa-apa sayang?"
Arkhan mendudukan Najwa yang nampak lemah.

"Awa mau pulang."

"Okeh kita pulang. Panggil Dikka dulu yah."
Arkhan baru akan bangkit lagi dari kursi,handphonenya seketika berdering .

"Oh baiklah, bg pergi dulu yah."
Ucapnya mengakhiri sambungan.

"Siapa?"

"Dikka, dia bilang pengen nginap disini. Kita langsung pulang saja yah."
Dielusnya pipi Najwa yang sedikit lengket berbekaskan air mata.

Arkhan sadar akan hal itu.
Dan Dia benci melihat Najwa menangis karena lelaki lain. Apalagi karena seorang Ghazi.
---

"Kamu baik baik saja Wa??"
Najwa tetap diam, sudah 15 menit sejak mereka meninggalkan rumah Ghazi, dan selama itu pula Najwa tidak berbicara sedikit pun.

"Kamu mau aku beli in obat?? "

"Kamu itu kenapa sih khan??"
Tatapannya kosong, dan wajah datarya itu.

"Aku kenapa??"
Bingung akan pertanyaan Najwa.

"Ngapain kamu cium pipi Awa tadi??"

Tiba-tiba Arkhan menghentikan mobil secara mendadak.

"Kamu kenapa sih Arkhan!! "
Teriak Najwa terkejut mobil nya direm mendadak.

"Harusnya Aku yang tanya sekarang.  Kamu kenapa sih Wa?? Aku suami kamu, salah gitu aku cium kamu. Atau kamu malu ngaku istri aku gitu didepan Ghazi!!"
Maki Arkhan.

"Bukan gitu khan.. A-Awa.. "

"Apa haa!!  Kamu mau bilang kamu cinta gitu sama Ghazi dan menyesal menikah dengan ku!!"
Memotong ucapan Najwa, terlihat amarahnya yang memuncak.

Najwa yang melihat Arkhan yang begitu marah, tak kuasa menitikan air mata,, ia takut.
Segera ia buka pintu mobil dan berjalan keluar.

"Najwa!!  Kamu mau kemana!! "
Iapun keluar dan menarik tangan Najwa,menahannya untuk behenti melangkah.

"Apa??!! Belum puas kamu maki Awa??!"
Najwa mencoba melepaskan cengkraman tangan Arkhan. Air matanya sudah membanjiri wajahnya yang nampak begitu terluka.

"Maaf, maafkan aku."
Arkhan memeluk Najwa erat.
Najwa semakin terisak dipelukan Arkhan.
Ia kesal, sangat kesal, kenapa ?? ada apa dengan hari ini. Semua terasa sesak.  Hatinya dua kali terluka.

Sesampainya dirumah tak ada yang ingin membuka percakapan. Najwa langsung masuk kekamar mandi, dan Arkhan langsung kearah dapur mengambil air dingin.

Setelah seperempat jam didalam kamar mandi, tepatnya ia sedang mandi. Najwa mencari keberadaan Arkhan, namun tak terlihat di dalam kamar nya. Ia memutuskan untuk turun.
Terlihat seseorang yang sedang berbaring di sofa sambil menutup wajahnya dengan satu lengan yang masih berbalut kemeja berwarna biru muda. 
Arkhan tertidur.

"Maafkan Awa ya sudah buat Arkhan kecewa dan malah menyalahkan Arkhan. "
Ia menyelimuti Arkhan sambil duduk dibawah dekat kepala. ia menyisir rambut Arkhan yang sudah basah oleh keringat dengan jarinya. Najwa merasa menyesal menyalahkan Arkhan, tak seharusnya ia bersikap seperti itu. Terasa egois sekali hari ini baginya. Lagi - lagi air matanya jatuh, dan ntah mengapa hari ini ia begitu cengeng.

Takdir kita memang tidak untuk berlayar dalam satu perahu yang sama,kini keyakinan akan apa yang sedangku jalani akan menjadi awalku  melupakan nama mu dalam doa, dan berganti dengan seseorang yang bergelarkan suamiku saat ini. Arkhan.

••••
Assalamualaikum, haloo..
Sudah kah readers bahagia hari ini..
Atau sama dengan Najwa yang merasakn bad day.. 
Happy weekend .^^.  😊

Let Go Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang