Mysterious 3

65 10 0
                                    

sampai lah di taman kecil itu, taman yang selalu ia rawat, agar kerinduannya denga Umi bisa tertuang, begitu asri dan menenangkan jiwa. Najwa pun mengarahkan kepada para lelaki tersebut letak bagian dari bunga krisan.
Saat berjalan menuju pot pot krisan. Najwa tergelincir oleh ganggang ganggang yang menempel dipinggir lantai semen yang membuat permukaan licin. Karena akhir akhir kini sering penghujan, dan menjadi kondisi yang tepat untuk mereka tumbuh dan berkembang.

Alhasil Arkhan berhasil memegangi nya.
Karena kecerobohan Najwa, diapun dipegang erat-erat oleh Arkhan agar tidak terjatuh lagi.

"Ini ada 7 pot bunga krisan, sama kaya yang digambar Abi, Awa memang tidak mengganti potnya karena tau itu bunga kesayang Umi."
Sembari menyentuh pot pot tua itu. Bunga-bunga yang lain juga telah ia ganti potnya, dan hanya krisan yang tidak pernah ia ganti.

Mereka pun mengecek apa yang ada di krisan itu. Tak ada yang aneh. Hanya saja ada huruf disetiap potnya.

"Kayaknya ini membentuk kata deh. Coba lihat ada 'lan, me, hat,...' Mungkin bisa kita atur."

Mereka mencoba menyusun, dan mendapatkan.

"Melihat langit."
Ucap mereka serempak dibarengi dengan tatapan yakin.

Tapi tak ada satupun yang paham akan hal itu. Pada akhirnya mereka menyerah untuk saat ini. Mencoba beristirahat terlebih dahulu untuk menjernihkan pikiran masing-masing.

----
2 Hari berlalu begitu saja. Tak ada kemajuan. Tak ada yang punya ide

Najwapun kini duduk di kursi taman. Sendirian, sambil merasakan sejuknya nikmat Allah. Malam memabg menjadi tempat yang cocok untuk duduk ditaman. Tempat yang akan selalu jadi tempat favoritnya sampai kapanpun.

Ia memeriksa telfon genggamnya. Mencek status demi status dari orang orang yang ia simpan. Terlihat satu nama yang slalu membuat pupil matanya melebar dengan refleks.

Gambar seorang lelaki berbadan tegap mengenakan sweater dongker. Sunggu menawan, ia tampak sedang duduk sambil wajah menengok ke arah langit.

Dengan caption bertuliskan.
Memamg ya, tempat ternyaman menatap langit adalah kursi nan dingin di temani hembusan menusuk dari sang angin. Kairo-Mesir.

Najwa pun seketika terinspirasi sesuatu.
Ia langsung melihat kesekeliling kursi.
Hal yang tak disangka, ia menemukan sesuatu dibawah kursi.

Seketika Arkhan tiba.
"Kamu ngapain wa nunduk nunduk ke bawah?"
Tanyanya sambil mengikuti pergerakan Najwa.

"Lihat, Awa mendapatkan sesuatu."
Ucapnya sambil tersenyum sumringah sembari mengangkat sebuah kotak kecil lengkap dengan lakban yang menutupi.
Mereka pun kembali kedalam dan menunjukan sesuatu itu kepada Dikka.

Mereka membuka kotak kecil itu dan menemukan sebuah alat penyimpan soft fileyang berukuran cukup besar, GB nya. Itu sebuah flashdisk.

Najwapun menyuruh Dikka untuk mengambil laptop.
Kini flashdisk itu sudah terhubung ke layar laptop yang di bawa Dikka.
Saat dibuka, mereka terkejut bukan main.

"Jadi ini alasan Abi kalian menyimpannya sampai serumit ini ya."
Arkhan berucap tidak percaya.

Semua file berisi data penggelapan dana, dan juga beberapa rekaman suara percakapan sekaligus vidio pertemuan.

"Gak salah lagi, ini memang Om Bagus."
Ucap Dikka.
Najwa pun syok akan hal itu. Ia tak menyangka ada hal sebesar ini, dan Abi tidak menuntut Om Bagus.

"Sesayang itu Abi dengan Om Bagus."
Ucap Najwa sedih.

Keesokan harinya. Najwa dan Dikka menemui Kak... . Arkhan hanya bisa mengantarkan mereka karena harus kuliah.

"Assalamu'alaikum dik adik."
Sapa Afif dengan ramah.

"Wa'alaikumussalam Kak."
Ucap mereka serempak sambil melihat kedatangan Afif.

Merekapun mendiskusikan apa yang mereka dapatkan semalam.

---

"Arkhan."
Ucap salah satu gadis. Ada 4 orang gadis didepannya kini.

"Iya."
Balasnya seadanya. Arkhan sibuk merapikan buku-bukuanya, perkuliahan telah usai. Saatnya menjemput Najwa.

"Aku mau bilang sesuatu. Boleh kita ketempat lain."
Ucapnya malu-malu. Ia cantik. Kulitnya kuning langsat, rambut lurus terurai, dan populer pastinya.
Arkhan tahu, gadis ini ingin mengajaknya berkencan.

"Gak bisa, Aku mau pergi. Bicara disini saja."
Balasnya masih dengan irama yang masih datar.

Teman-temamnya hanya menyuruh gadis itu mengutarakan ditempat kini.

"Hemm. Aku mau nanya. Kamu udah punya pacar khan?"
Tanyanya dengan hati-hati.
Arkhan yang mendengar hal tersebut langsung berdiri setelah menutup tasnya bersial pergi.

"Gak punya."
Ucapnya. Seketika mata gadis itu membulat. Seyumnya mengembang.
Arkhan pun tersenyum lembut. Mendekatkan wajahnya ketelinga sang gadis.

"Tapi aku udah punya istri. Dia cantik sekali. Lain kali aku perlihatkan potonya."
Berbisik kepada gadis itu dan berlalu pergi.

Sang gadis terduduk lemas, teman-temannya hanya terdiam dengan tatapan iba. Ia terkejut bersamaan dengan perasaan kecewa.

-----

"Dikka. Tunggu disini bentar ya nanti Arkhan datang jemput. Kakak mau beli sesuatu di mart diseberang jalan."
Ucap Najwa yang bersiap pergi. Dikka hanya mengangguk paham, ia tengah sibuk bermail game online.

Sesaat setelah Najwa keluar disebuah cafe tempat pertemuannya dengan . Ia melihat sepasang insan yang sedang beradu mulut.
Nampak lelaki itu berusaha untuk tidam melepas genggaman wanitanya.

Ia merasa wajah wanita itu sangat familiar. Iapun mencoba mendekat.
Saat itu juga genggaman mereka lepas. Gadis itu berjalan cepat kearah jalan raya. Ia seperti ingin pergi dari lelaki itu.

Namun kecelakaan tak terhindarkan.
Semua orang yang disekitar ikut berkumpul kearea kecelakaan. Ada yang menolong ada juga yang hanya melihat, sambil mengabadikan momen mengerikan tersebut.

Memang terkadang manusia itu mengerikan. Bukannya berempati. Hanya sibuk mengasihani saja.

Let Go Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang