hi! makasih untuk 100 vote nyaa! <//3
i hope you still enjoy the story!🦋🦋🦋
Minho menghela nafasnya saat mebanting tubuhnya di kasur. pria itu menutup kedua matanya dengan lengannya sambil mencoba bernafas dengan normal.
Jisung yang sejak tadi fokus di depan laptopnya kali ini menoleh ke arah hyung nya yang terlihat aneh tersebut.
"kau tidak apa-apa?"
"mmm."
Minho hanya menjawab dengan dehaman sambil masih menutup kedua matanya. tapi tiba-tiba Jisung malah melempar boneka ke wajah Minho.
"kau tidak apa-apa kan? kau membuatku takut."
"aku tidak apa-apa, Jisungie."
Jisung akhirnya menghela nafasnya saat mendengar jawaban dari hyung nya tersebut. tapi kemudian Minho membuka kedua matanya dan tidur miring menghadap Jisung.
"Jisung."
"mwo?"
"kau pernah jatuh cinta?"
pria tupia itu menoleh sambil mengerutkan kedua alisnya.
"pernah."
"oh? dengan siapa?"
"Ibu ku."
"dasar."
suara Minho yang awalnya terdengar antusias langsung memasan wajah datarnya saat mengetahui jawaban Jisung barusan.
"mengapa kau menanyakan hal tersebut?"
"aku hanya bingung."
"mwo? ada apa?"
"aku tidak kuat untuk menyimpan perasaan ku kepada Yeri. aku hanya tidak bisa menahannya."
"kalau begitu katakan langsung kepadanya."
Minho melempar kembali boneka Jisung yang tepat mengenai pundaknya.
"kau pikir sangat mudah?"
pria tupai itu malah mengangguk tanpa menoleh. Minho kesal sekarang.
"kau butuh kepastian dari dirimu sendiri."
"maksudmu?"
"kau hanya perlu memastikan kapan harus mengungkapkan perasaan mu ke Yeri."
"haruskah?"
Jisung mendengus kesal sambil memutar kursinya lalu menatap hyung nya yang masih tidur di kasur.
"kau ini terkadang bodoh. kau mau terus menerus menyimpan perasaan mu? kau mau merasakan sakit yang sangat dalam? tIDAK KAN HYUNG?"
Jisung menekankan tiga kata terakhirnya. Minho mengangguk kecil.
"nah, makannya kau harus mengungkapkan itu kepada Yeri, SECEPATNYA."
Jisung lagi-lagi menekankan kalimatnya yang membuat Minho bangkit dari duduknya dan duduk di kasur sambil melipat kedua kakinya dan memeluk boneka.
"kau tinggal memastikan kapan kau harus mengungkapkan hal tersebut. bulan depan? minggu depan? atau malah besok? kalau bisa jangan terlalu lama."
Minho masih diam sambil menyimak.
"hanya itu yang kau perlukan. kalau bagaimana caranya aku yakin kau sudah tau. jadi kau hanya perlu memastikan kapan kau mengungkapkan perasaanmu ke Yeri-ssi."
Jisung menghela nafas sambil berkacak pinggang setelah panjang lebar berbicara. tapi Minho malah menidurkan badannya dan memeluk bonekanya.
"terima kasih, kau membuatku semakin bingung Jisungie."
"ya, hanya saja, jangan sampai kau terlambat jika terjadi sesuatu hyung."
Jisung menatap Minho kesal kemudian kembali melakukan pekerjaannya sementara Minho mencoba memejamkan matanya meskipu pekerjaannya penuh dengan Yeri.
🦋🦋🦋
Yeri berlari kecil menyusuri lorong lantai 9 saat ini. tidak lama kemudian ia menemukan seorang pria yang berdiri di depan ruang latihan sambil meminum kopinya.
"Jae oppa!"
Jae menoleh ke sumber suara dan menemukan Yeri yang berlari kecil ke arahnya sekarang. Jae pun segera meletakkan kopinya di lantai.
"maaf aku telat, tadi lumayan macet dijalan."
Jae tersenyum kepada Yeri yang sudah berdiri di depannya saat ini.
"oh, tidak perlu khawatir."
"apa yang ingin kau bicarakan?"
"soal kakak mu, Hana."
Yeri kaget. tapi untung hanya sedikit.
"oh? apa yang ingin kau tanyakan soal nya?"
"dia baik-baik saja kan?"
"oh, bahkan sangat baik-baik saja."
Jae ikut tersenyum saat melihat Yeri tersenyum yang membuatnya langsung mengingat senyuman Hana.
"a-aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian di basement kemarin."
Yeri masih diam menyimak Jae yang memotong ucapannya.
"a-apakah dia sedang hamil?"
Yeri kaget kali ini. sudah tidak sedikit.
"o-oh, kau mendengar percakapan kami?"
"a-aku tidak sengaja mendengarnya. aku hanya penasaran, apakah benar?"
Yeri sedikit ragu untuk menjawab tapi akhirnya membuka mulutnya perlahan.
"hm, benar, Hana sedang hamil."
Jae kaget luar biasa. kakinya lemas lagi. tapi pria itu mencoba tersenyum.
"oh, syu-syukurlah, aku senang mendengarnya."
Yeri diam saat mendengar reaksi Jae.
"to-tolong kirimkan salam ku untuk dia ya. ingatkan agar ia tidak terlalu kelelahan, soalnya saat kerja dulu ia sering sekali mengeluh kelelahan."
Yeri tidak bisa bergerak. ia merasa bersalah.
"ya-yasudah, aku duluan, jangan lupa kirimkan salam ku untuk kakak mu ya."
Jae tersenyum kemudian mengambil kopinya sebelum pergi. tapi Yeri menahan tangannya.
"ma-maaf, aku menghancurkan perasaanmu."
"oh? apa maksudmu? tidak masalah, aku tidak apa-apa, Yeri."
"aku tahu semuanya, oppa. ma-maaf aku malah menghancurkan perasaanmu."
Jae tersenyum sambil menepuk pelan puncak kepala Yeri.
"tidak usah khawatir, aku tidak sedih dan kau menghancurkan perasaan ku. aku malah senang mendengar berita tersebut, Yeri."
Jae akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Yeri sendirian. saat berjalan Jae mencoba mengnormalkan kembali nafasnya sambil menggigit bibir bawahnya.
shit, bagaimana bisa aku merasa sehancur ini untuk kedua kalinya? bagaimana bisa aku selemah ini? padahal aku sudah mendapatkan kepastian, tapi perasaan ku malah menjadi semakin kacau.
— tbc —
thank you for reading!
please vote and comment to support me! <//3
![](https://img.wattpad.com/cover/217413809-288-k964730.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
camera | lee know ✔️
Fanfictionmemang bukan hal yang wajar jika seorang idol menyukai salah satu staff nya, tapi sepertinya hal tersebut adalah hal yang wajar bagi minho. - ft. lee minho and stray kids - bahasa baku start: 6.04.20 end: 8.06.20 © skiesmark