Aku dan wulan turun dari angkot dengan kesusahan karena barang bawaan kami yang begitu banyak, dari tongkat pramuka, galon, sampai tikar pun kami bawa untuk persiapan kemah yang akan diadakan pagi ini"Awas aja nanti kalo gue jadi dewan pramuka, gue pastiin adik kelas lebih menderita dari gue" kataku sambil berjalan dengan semua barang bawaan menuju kesekolah
"Gak boleh gitu put, kalo lo tau rasanya gini susah harusnya lo gak boleh gitu ke orang lain" kata wulan membuatku menatapnya heran, tak biasanya dia punya pikiran malaikat seperti itu, biasanya otaknya hanya dipenuhi pikiran iblis
"Susah ya bawanya?" tanya seseorang membuatku menatap orang itu, ternyata kak ricky sedang berdiri di depan gerbang mungkin sengaja untuk menyambut para murid yang kesusahan. Oh, pantas saja wulan jadi seperti itu, mau caper ternyata
"Mau gue bantu?" tawar kak ricky
"Gak usah-"
"Iya kak, boleh" kata wulan memotong ucapanku dan langsung memberikan tasnya pada kak ricky, sehingga wulan hanya menenteng tongkat dan tikar
"Kamu?" tanya kak ricky pada ku
"Eh, ini makasih kak" kataku sambil menyerahkan galon dan tongkat yang ku bawa, biar aku saja yang membawa tasku sendiri
"Ayo kelapangan, udah banyak anak" kata kak ricky sambil berjalan dihadapan kami menuju ke lapangan
"Kak ricky baik banget kan" bisik wulan padaku yang kujawab dengan gumaman
Hingga saat sampai dilapangan semua orang menatap kami saat kak ricky menyerahkan barang kami, banyak yang berbisik memuji kak ricky, banyak juga yang menatapku dan wulan tak suka. Hadduh, salah apalagi sih aku?
"Makasih kak" kataku kepada kak ricky yang tersenyum sebelum pergi keanggota dewan pramuka lainnya
"Putri!" sapa nadien riang sambil berjalan kearahku. Semua menatap nadien yang sedang berjalan dengan senyumnya yang mengembang, apalagi para kaum adam. Aku sama sekali tak heran karena nadine memang sangat cantik dan manis
"Eh nadine, ada apa?" tanyaku sambil menggaruk tengkuk ku yang tak gatal. Entahlah, aku canggung sendiri
"Nanti kita sekolompok ya? nanti bakal dibikin kelompok dan kelompoknya milih sendiri, lo mau kan?" tanya nadine padaku, aku sebenarnya sedikit ragu pasti nanti teman teman nadine akan cantik cantik dan kaya sedangkan aku? ah, aku benci sifat minderku
"Gue sama wulan aja, nad" kataku sambil tersenyum
"Ehmm, kalian berdua ikut aja dikelompok gue" kata nadine kekeh
"Tapi-"
"Iya, kita berdua ikut lo aja nad" kata wulan memotong ucapanku
"Oke sip, gue kesana dulu. Nanti kalian kesana juga ya" kata nadine kembali keteman temanya
Aku menatap wulan dengan wajah datarku dan wulan hanya menyengir lebar
***
"Kok lo bisa kenal nadine sih put?" tanya wulan padaku saat kami sudah berada dikantin, upacara pembukaan sudah selesai dilaksanakan dan aku benar benar lapar jadi kita berdua kekantin
"Dia anaknya bos gue" kataku sambil meminum teh hangat pesananku
"Nadine most wanted loh put, seru pasti kalo kita jadi temen dia" kata wulan sambil menakan mie ayamnya
"Gue tulus mau temenan sama nadine karena dia beneran baik lan, bukan karena dia most wanted atau karena dia anak bos gue" kataku, aku memang tidak suka memanfaatkan teman seperti itu, sama seperti aku tidak suka jika seseorang teman memanfaatanku untuk jawaban ujian

KAMU SEDANG MEMBACA
Between us
Fiksi RemajaTentang cinta, persahabatan, keluarga, dan penghianatan Putri, gadis lugu dan polos yang tidak ingin mendapat sorotan dalam hidupnya justru bertemu dan berteman dengan nadien, gadis yang sempurna dan selalu menjadi pusat perhatian Semua berjalan den...