"Kebenaran memang sulit untuk dipercaya jika tidak memiliki banyak bukti, apalagi dengan orang yang tidak terlihat banyak melakukan kebaikan dimata orang."
***
Nara sudah sampai ketempat lessnya dimana tempat yang pastinya berisikan anak-anak pintar didalamnya walau tidak semuanya pintar. Contohnya Nara, dirinya tidak begitu pintar seperti mereka.
Nara duduk dibangku kosong yang hanya tersedia sepuluh bangku dalam satu kelas less. Nara mengeluarkan alat tulisnya untuk memulai less pertamanya.
Dikoridor sepi seorang laki-laki menggerutu kesal karena appanya memaksanya untuk datang kedalam gedung bertingkat yang dirinya pijak sekarang. Bahkan dirinya malas untuk datang dan ingin berkumpul dengan teman-teman saja daripada harus mengikuti kelas tambahan seperti ini, sungguh membosankan.
"Aku sudah sampai jadi berhentilah mengomel." Jimin memutuskan sambungan telepon dari appanya. Jika bukan karena ancamannya Jimin malas datang ketempat itu, membosankan seperti tidak ada tempat lain saja.
Jimin masuk kedalam kelas yang sedang memulai pelajaran, Jimin datang terlambat namun tidak masalah bagi Jimin. Lagipula Jimin tidak begitu tertarik dengan kelas tambahan.
Disekolah saja Jimin selalu bolos jika bukan karena paksaan appanya Jimin tidak akan berada ditempat sialan ini.
Nara menatap laki-laki yang berjalan didepannya lalu berujar. "Kau yang memberikan jaket padaku waktu itukan?"tanya Nara memastikan. Ketika mengetahui orang yang memberikan jaket itu duduk dibangku kosong disampingnya.
"Kenapa bisa kesini?"lanjut Nara bertanya pada Jimin karena yang ditanya tidak pernah merespons sama sekali. Nara berani bicara karena gurunya sedang pergi ketoilet jadi Nara bisa berbicara secara terang-terangan.
"Disini bukan tempat untuk ribut atau mencari ulah, kenapa kau bisa disini?"
"Bisa diam. Tujuan kita sama jadi jangan banyak bicara."jawab Jimin datar, awalnya Jimin kesal karena dipaksa datang dan ditambah lagi dengan banyak tanya murid baru ini padanya malah semakin kesal.
"O-oh, sorry."sesal Nara karena terlalu banyak bertanya. Nara bingung saja bukannya dia itu murid laki-laki yang selalu mencari masalah disekolah.
Nara menggelengkan kepala, menyingkirkan pikiran negatif tentang laki-laki itu, tidak semua anak yang mencari masalah itu buruk. Lagipula tidak boleh menilai orang dari sikapnya yang terlihat nakal bisa saja sikap sebenarnya tertutup.
Beberapa menit guru datang dan menerangkan lessnya dengan begitu teliti membuat orang yang didalamnya diam dan memperhatikan, mereka tidak berani bergurau.
"Less hari ini selesai, kalian boleh pulang sampai bertemu minggu depan." Guru itu meninggalkan ruangan. Orang yang didalam ruangan less pun berhamburan keluar untuk pulang atau bersenang-senang setelah pulang dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Happiness (Pjm)
Hayran Kurgu"I hope your presence helps me be happy again!" Aku hidup dalam masa berantakan ku dan setelah bertemu denganmu ku harap kebahagiaan mau menghampiri ku lagi.