Just give me a reason, just a little bit's enough
Just a second we're not broken just bent, and we can learn to love again
It's in the stars, it's been written in the scars on our hearts
We're not broken just bent, and we can learn to love again🌻🌻🌻🌻🌻
Irene terduduk di sebuah halte bus. Matanya menerawang kosong ke depan. Binar yang biasanya ceria itu seperti tidak ada tanda tanda kehidupan. Merapatkan mantelnya, Irene kembali teringat pada kejadian tadi pagi. Bukankah dunia sangat kejam? Ia tak pernah berpikir jika akan terjadi sampai seperti ini. Tidak salah bukan, jika terselip pikiran untuk mengakhiri hidupnya? Irene terlanjur malu, sungguh.
"Irene?" Ucap seseorang yang sudah berdiri di depannya.
Matanya membulat sempurna. Reflek, ia menggeser duduknya lebih jauh. Bibirnya pucat. Kehidupannya memang sangat misterius.
"Bagaimana bisa kamu berada di sini?"
"Jadi benar ini kamu? Irene, kenapa pakaian mu berantakan seperti ini?" Laki laki itu mencoba mendekati Irene. Tangannya terulur hendak menyentuh bahu ringkih itu. Namun, Irene menepisnya kasar.
"Pergi! Jangan menyentuhku! Untuk apa lagi kamu kembali menemui ku, hah?!"
Orang itu adalah Zico. Seketika pria itu terdiam. Matanya menelisik menatap tubuh Irene. Memikirkan apa yang terjadi padanya selama ini.
"Baik, Irene. Aku tidak akan menyentuhmu. Aku hanya tidak sengaja datang ke Paris. Aku sedang berlibur lalu tidak sengaja bertemu dengan mu." Ucapnya berbohong.
"Irene, kamu tidak apa-apa, kan? Kamu bisa bercerita dengan ku kalau ka—"
"Diam!" Ucapnya dipotong Irene.
"Baiklah, kalau begitu ayo ku antar pulang. Kamu sepertinya butuh istirahat."
Irene menoleh lalu menatap dingin pria yang masih setia dihadapannya ini.
"Kamu bersekongkol dengan Chanyeol kan?! Iya kan? Seperti beberapa tahun yang lalu. Apa salahku, Zic? Kenapa kalian tega menyakiti ku?! Aku ingin menikah dan Chanyeol merampas apa yang ku juga selama aku hidup! Aku benci pria seperti kalian! Brengsek!"
Zico mendengar jelas umpatan demi umpatan yang Irene ucapkan. Namun bukan tentang dia fokusnya. Pendengarannya berdengung seolah yang difokuskan hanya pria lain yang disebut Irene. Serta apa tadi? Merampas apa yang ia jaga selama ia hidup? Zico paham. Sangat paham. Namun, ia tidak sedang salah dengar kan?
Segera ia menarik Irene kedalam dekapannya. Tak peduli jika saat ini Irene tengah memberontak untuk terlepas dari dekapannya.
"Menangis, Irene. Jangan menahan apa yang kamu rasa sakit. Aku siap menjadi pendengar yang baik untukmu." Zico mengusap pelan surai legam Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Gone ; ChanRene ✔
Fanfic❝Untuk para wanita, sekali saja kau berjuang untuk dia. Jika mereka tak menginginkan mu, pergilah. Kebahagiaan mu menanti kau menjemputnya. Kau istimewa, kau kuat, kau berharga, waktu mu akan sia sia jika terus menunggu nya.❞ -Irene Bae ©Rilakumaa_ ...