VOMENT nya guys,
Jangan lupa guys,
Dan aku tidak akan pernah lupa mengingatkan guys.Ayo guys,
I know you can do it guys,
It's not hard guys,
Just click that star and comment to every part that you want guys,
It's really easy, isn't it?OKAY CUS LANGSUNG AJA KITA!
🖤👑🖤
Satu minggu sudah Haechan di pusingkan oleh cawelan Somi tentang belajar, belajar dan belajar.
Haechan tahu itu demi kebaikan Haechan sendiri. Tapi otaknya mau meledak! Semakin mau meledak ketika Somi terus menasehatinya.
Kayak sekarang ini, jadi mereka lagi ada diruang tamu Rumah Haechan dan lagi mencoba untuk membuat Haechan suka juga sama Matematika, bukan cuma ke Somi doang.
Eh, kalau ke Somi mah sayang deng bukan suka lagi.
"Ini bukan jawabannya, Sayangkuuu" gereget Somi sambil mengambil buku paket Matematika Haechan.
Haechan yang tahu ini sudah ketiga belas kalinya jawabannya salah pun hanya bisa mengacak - acak rambut nya kasar.
Sesekali Haechan mengusap mukanya kasar juga. Pusing dia tuh, udah belajar satu jam yang lalu dan Somi bilang,
"Ayo lagi. Kita belajar dua jam kan batasnya, berarti ini tinggal satu jam lagi"
Kata Somi dengan muka Santai. Kalau Haechan? Ya, mana bisa santai kalau berteman dengan Matematika?
"Ini caranya begini, terus—"
"SOWMEEEYYY!" teriak Haechan frustasi dan memotong penjelasan Somi.
"Apaa?" Tanya Somi setelah menarik napas nya panjang. Gak bisa banget Somi kalau sama orang yang begini.
Somi memang orang yang mempunyai tekad yang kuat dalam satu hal dan akan selalu fokus kepada hal tersebut.
Dan menurut Somi, Haechan terlalu santai.
"Istirahat dulu yuk! Kita jalan - jalan aja gitu, ini udah satu minggu aku pusing sama pelajaraan...suntuk aku tuh!" Rengek Haechan dengan nada anak kecilnya.
Tapi, setelah melihat gerak - gerik Somi membuat Haechan curiga.
Bagaimana tidak curiga? Yang dilakukan Somi sekarang adalah membereskan buku dan lain - lain juga memasukkan barang - barang miliknya ke dalam tasnya.
Baru saja Somi berdiri, Haechan sudah menahan tangan Kiri Somi. Ya udah, sekarang, mereka jadi tatap - tatapan gini.
"Mau kemana, Mi?" Tanya Haechan dengan nada seriusnya.
Tiba - tiba saja Somi membuat wajah sedihnya dan langsung duduk lagi habis itu,
Grep!
YAK UDAH MELUK HAECHAN DIA
"Semangat belajarnya, Chan. Jangan nyerah, aku gak mau kalau Echan nanti nyesel," Somi mempererat pelukannya,
"Aku gak mau lihat muka sedih kamu kalau seandai - andai kamu gak keterima di UI, Universitas kebanggaan kamu itu!" Lanjut Somi.
"Jangan didoain atuh, Sayang" ujar Haechan yang malah dihadiahi pukulan pelan dari Somi.
"Aku gak doain, Echaaan...cuma takut ajaaa"
"ADUH SESEK GUA ANJIR" Haechan malah teriak karena Somi makin mempererat pelukannya. Lagi.
Dan karena tahu Haechan udah sesak gitu, akhirnya Somi melepas pelukannya dan mengambil kembali tasnya sebelum pergi dari Rumah Haechan.
"EH, YANG. ECHAN ANTER KALAU SOMI MAU PULANG!" teriak Haechan sambil terburu - buru mengambil kunci motor miliknya.
"Udah! Niatan aku buat nyudahin belajarnya karena aku tahu kamu pusing, aku tahu otak kamu mau meledak! Tuh buktinya makin membesar!" Seru Somi sambil menunjuk kepala Haechan.
Haechan yang percaya pun memegang kepalanya. Mukanya malah jadi panik.
"Beneran?"
"Aduh, punya pacar bego amat! Udah, pokoknya aku mau jalan kaki aja! Masih siang gini koq terus kan rumah kita cuma dijarakin sama empat Rumah orang lain ajaa"
jelas Somi lalu segera menutup pintu Rimah Haechan yang memang hari Sabtu itu Haechan lagi sendirian di Rumahnya.
"Pacar gue PMS apa gimana sih? Emang lagi tanggalnya ya? Perasaan kaga ah! Udah lah! Gue mau mabar pabji!"
Padahal Somi udah mencak - mencak diluar karena nyatanya Haechan masih menjadi orang yang tidak peka. Dasar.
🖤👑🖤
Udah ya guys,
Segini dulu aja, udah lebih dari 500 words kok hehe :)DONT VORGET TO VOMENT GAIS, NYEONGAN!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴍʏ sᴛᴜᴘɪᴅ ʙᴏʏғʀɪᴇɴᴅ [͏h͏a͏e͏s͏o͏m] ✔
FanfictionKesel? Iya. Sayang? Iya. Itu jawaban Somi kalau temannya bertanya tentang sesuatu yang berkaitan dengan Haechan yang berstatus menjadi pacarnya. Somi orangnya bawel, Haechan orangnya ya stupid. Stupid banget sampai selalu dibawelin sama Somi, tapi...