27. Rencana

812 100 2
                                    

Yoo kembali lagi dengan aku!

Aku mau berterima kasih karena masih ada yang ngevote atau masih membaca cerita ini sampai sekarang ❣

Kayaknya sih, sebentar lagi udah selesai cerita ini. Kayaknya.

Dan sebelum cerita ini tamat, YooFeels mau votes nya 1k, bisa gak ya? Yuk kita bikin cerita ini dapet 1k votes bersama - sama!


SO DON'T FORGET TO VOMMENT OKAY?

YUP

cus kita langsung aja!







🖤👑🖤





"Jadi habis gue anterin Somi pulang, kasih tahu ke temen lo yang lain buat kumpul di Caffe yang biasa lo datengin." Jelas Haechan sambil bermondar - mandir di Kamarnya.

"Hmm, gue tahu nih. Pasti mau nembak Somi lagi, iya 'kan?"

Sedangkan diujung sana, suara gelak tawa terdengar.

"Ketawa bos ku"

"Seneng 'kan lo?"

"SENENG LAH! balikan! Balikan!"

"Gue juga mana mau gantungin Somi."

"Mau jadi gentleman gue tuh"

"...."

"BENER YAK!"

"Awas kalau sampe gue lihat Somi nangis gara - gara lo lagi. Gue santet sumpah"

"Ya, maap, bos. Waktu itu 'kan karena emang si Felix aja yang bangke."

"Lo kira gue suka ngelihat Somi nangis begitu?"

"Iya dah, gue percaya sama lo"

"Jaga Somi yang bener ya nyet, masih gue lihatin lo"

"Siap, Mak"

"Udah, pokoknya jangan lupa besok ya"

"Sipp, gue berdoa semoga rencana lo berhasil dah, Chan"

"AAMIIN..."

"Ya, itu sih kalau rencana lo emang 'sebagus' itu"

"Buset, gue tampar lo ye"

"ETT!"

"oke! Gak gue restuin lo sama Somi. Mampus."

"Ya Allah, baperan amat hamba mu yang satu ini"

"Dah ah, pusing gue adu bacot terus sama lo. BAY"


Setelah itu, Haechan memutuskan teleponnya bersama orang tersebut.

Sekarang, Haechan bersiap - siap untuk melompat ke Kasur nya agar bisa berbaring diri disana.

"Gak ada penerangan sebenarnya sih gue mau nembak nya gimana lagi" ucap Haechan setelah mencapai kasurnya.

"Kalau diinget - inget waktu itu, ada bagusnya gak sih gue nembak kayak begitu? Lebih ke terpaksa sih,"

ᴍʏ sᴛᴜᴘɪᴅ ʙᴏʏғʀɪᴇɴᴅ [͏h͏a͏e͏s͏o͏m] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang