ᴍʏ sᴛᴜᴘɪᴅ ʙᴏʏғʀɪᴇɴᴅ [͏h͏a͏e͏s͏o͏m] ✔

17. Sejauh Dua Benua

Lagunya enak, udah lama aku denger sih.

Yang penting,

DON'T FORGET TO VOMMENT!

YUP

cus kita langsung aja!

🖤👑🖤

"Echan ngapain ya?" Tanya Somi sambil menopang dagunya diatas meja belajarnya.

Hari sudah berganti malam, kini rembulan mengantikan posisi mentari. Setelah Somi selesai mengerjakan tugasnya, ditutuplah buku tulis itu lalu ia menidurkan kepalanya sebentar.

"Rindu Echan." Gumam Somi, kepalanya yang mengarah ke kiri membuatnya melihat jelas ponsel yang terbengkalai.

Tak ada kabar pun tak ada jawaban.

Somi tidak menelpon Haechan, takut menganggu. Takut jika ketika ia menelpon Haechan, ternyata cowok itu tengah berlatih bersama temannya.

Jadi, Somi memutuskan untuk mengirim pesan pada Haechan. Namun, pesan tak kunjung dijawab. Dibaca pun tidak.

Luv🖤.

Echan udah makan?|
13.00 pm

Chan? Masih latihan ya?|

Nanti kalau udah, telpon aku aja ya

14.30 pm

Chan, aku mau cerita deh,|

Sumpah ini kocak banget!|

17.00 pm

Chan...|

Masih latihan?|

Jangan sampai sakit|

18.00 pm

Itu adalah pesan terakhir yang dikirim Somi. Mungkin kah Somi harus mengirim pesan lagi? Apa kesannya menjadi spam? Ah, daritadi saja Somi sudah melakukannya.

Sekarang, Somi menatap ponselnya ragu. Mengambil ponselnya pun juga ragu.

"Harus ya?" Somi bermonolog sambil berjalan mondar - mandir.

Bunda nya, Dara, yang melihatnya dari luar karena kamar Somi tidak tertutup sekarang pun menjadi bingung,

Tok tok tok

"Kenapa, Som?" Tanya Bunda, kepalanya muncul dibalik pintu.

"Ha?" Somi segera berbalik badan agar melihat Bunda nya.

"Kamu kenapa?" Tanya Bunda lagi,

Somi menggeleng, "enggak apa - apa kok, Bun hehe" cengir Somi yang digelengi Bunda.

"Itu Bunda udah masak, kamu makan gih!" Seru Bunda langsung diangguki Somi.

Ketika Bunda pergi dari sana, Somi langsung duduk dibibir kasur. Setelahnya, ia merebahkan diri.

"Ish! Echan kapan ngabarin sih?! Katanya gak bisa jauh dari aku, hilih bicit!" Dumel Somi pada akhirnya.