"u-um itu..."
Gulf menunduk. Ia tidak berani untuk sekedar melihat kearah Mew. Mew memberhentikan mobilnya di bahu jalan dan beralih menatap Gulf yang sedang menunduk.
Beralih bertanya, Mew hanya memperhatikan Gulf sampai ia mau membuka suara tentang apa yang disembunyikan dari dirinya. Hingga pada akhirnya...
"tadi Year menangis karena ia takut Gulf akan meninggalkan kalian seperti PType, tapi Gulf sudah meyakinkan Year bahwa Gulf akan selalu ada di sisi kalian sampai kapanpun, dan Gulf janji akan hal itu"
Mew menggenggam tangan Gulf.
"Phi ngerti, dan phi yakin kenapa Year bicara seperti itu karena dia sangat sayang padamu, dan dia tidak mau kamu pergi dari sisinya"
Gulf mengangguk sebagai jawaban. Lalu Mew kembali menjalankan mobilnya menuju rumah Gulf.
"terimakasih phi, istirahat yang cukup ya,hati hati dijalan, jangan ngebut" ucap Gulf
"iya sayang, kamu juga istirahat ya, phi pulang ya"
Sebelum Mew pergi, ia megecup kening calon istrinya terlebih dahulu, lalu setelahnya ia pulang.
Setelah sampai, Mew pergi ke kamar Year dan melihat sang anak belum tertidur.
"Year...kok belum tidur hm?" perlahan Mew mendekati Year yang sedang berbaring sambil mengusap rambutnya sayang.
Tidak ada jawaban dari sang anak. Ia hanya terfokus pada ponselnya.
"Princess"
Bukannya mendapat jawaban, Year justru berbalik menjadi posisi membelakangi Mew.
"sayang simpan ponselnya, lalu tidur, besok kan hari yang paling berharga buat kita, dan mulai besok papa Gulf bakal tinggal sama kita"
Year kembali berbalik dan menghadap ke arah Mew.
"um, kalo gitu Year tidur daddy, selamat malam" ucapnya lalu setelahnya tertidur
"selamat malam juga princess nya daddy" Mew mengecup kening Year lalu meninggalkan kamar sang anak.
-------
Hari-h MewGulf wedding
Semua orang tampak sibuk dengan pekerjaannya. Mulai dari merias hingga mempersiapkan makanan.
Gulf terlihat sangat gugup saat sedang diberi sedikit riasan agar tidak teralu pucat. Tangannya mulai basah dan dingin. Jantungnya berdegup dengan kencang sampai-sampai ia merasa bahwa jantungnya akan lompat keluar.
Perlahan pintu ruangan terbuka dan menampakkan dua sosok manusia yang tengah memperhatikannya. Mild dan Year menghapiri Gulf dengan senyum yang sangat cerah.
"jangan gugup phi, Mild yakin phi pasti bisa"
"um Year juga yakin kalo papa pasti bisa"
Keduanya memberi dorongan agar Gulf tidak terlalu gugup.
Tak lama setelah itu, staff masuk ke ruangan dan memberitahu bahwa acara akan segera dimulai dan Gulf diminta untuk mendekati altar.
"semangat phi"
"semangat paa"
Setelah memberi semangat, keduanya mengikuti Gulf mendekati altar.
Gulf menggandeng tangan ayahnya dan berjalan menuju altar. Perasaan gugup kembali menyerang Gulf. Setelahnya Mew dan Gulf saling menggenggam dan menatap satu sama lain.
Setelah memanjatkan doa, Pendeta menatap Mew dengan serius.
"Saudara Mew Suppasit, bersediakah engkau mengambil Gulf Kanawut sebagai istri/suamimu, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kalian?"
Mata Mew tak lepas dari Gulf. Ia mengambil napas lalu membuangnya perlahan.
"Gulf Kanawut, saya mengambil engkau menjadi istri/suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita"
Setelah itu Pendeta beralih menatap Gulf dengan serius.
"Saudara Gulf Kanawut, bersediakah engkau menerima Mew Suppasit sebagai istri/suamimu, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kalian?"
Perasaan gugup kembali menyerang Gulf. Tangannya kembali basah dan dingin. Gulf mengambil napas lalu menghembuskannya. Mata Gulf menatap mata Mew dengan lekat.
"Saya Gulf Kanawut bersedia menerima Mew Suppasit menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita"
Setelah pengucapan Janji Suci, Mild memberikan kotak yang berisikan cincin.
Mew mengambil salah satu cincin itu lalu memasangkannya di jari manis Gulf. Begitupun sebaliknya.
"sekarang, kalian sudah resmi menjadi pasangan suami istri, dipersilahkan untuk kedua mempelai untuk mencium pasangannya" ucap Pendeta
Tanpa aba aba, Mew langsung mencium bibir Gulf dan mendapatkan sorakan meriah dari para tamu undangan.
.
ENDDDD
.
.
.
.
.
.
.
.
tapi boonkk 555
tbc yaa guys
btw maaf kalo cerita ini makin sini makin gajelas, dan maaf juga kalo chapter ini ga ngefeel huhuu dan maaf kalo banyak tipo, ini aku ngetiknya gemes sendirii, akhirnya mereka sah jugaa
dannnn makasih yang udah support aku, wuffyu gaisss

KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY MOMMY - MEWGULF
FanfictionMenceritakan tentang seorang CEO yang harus mengurus anaknya seorang diri, hingga pada akhirnya ia jatuh cinta pada sekretaris pribadinya dan memutuskan untuk menikah setelah pendekatan yang cukup singkat.