EMPAT

4.3K 477 17
                                    

Happy reading

.

.


Pagi ini seharusnya menjadi hari yang indah bagi Hinata. Dia berencana untuk bangun siang setelah semalaman mengerjakan rajutannya. Salahkan saja dirinya yang selalu lupa waktu kalau sudah merajut.

Lagi pula ini hari terakhir nya di rumah sakit. Hanya tinggal sekali pengecekan, maka besok kemungkinan perban di kepalanya sudah bisa di lepas. Jadi pagi ini dia ingin mengembalikan jatah tidurnya semalam.

Memang seperti itu rencananya, namun semua itu hancur saat ia membuka mata, dilihatnya Sasuke sedang duduk pada kursi di sebelah ranjangnya. Bukan di sofa seperti biasanya. Duduk di dekatnya. Apa yang terjadi?

Tentu saja Hinata kaget. Selanjutnya ia hanya membulatkan sekaligus mengedipkan matanya beberapa kali menatap pada pria di sebelahnya . Setelahnya, ia memajukan tubuhnya mendekat dan menjulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Sasuke, memastikan apakah yang ia lihat sekarang adalah benar-benar sasuke atau ia masih berada di alam mimpi atau bahkan khayalannya saja?
Belum sempat menyentuh wajah Sasuke, pria itu sudah lebih dulu menghentikannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sasuke. Ia genggam pergelangan tangan Hinata yang terjulur ke arahnya.

"Kau benar-benar nyata? Aku tidak sedang mengkhayal atau bermimpi?"
Hinata dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Sasuke serta memundurkan tubuhnya kembali.

Pria itu hanya bangkit dari kursinya, tidak menjawab pertanyaan Hinata, melainkan melemparkan handuk padanya.

"Cuci muka"

"Sebentar aku masih ingin berbaring"

"Sekarang. Wajahmu jelek" Ucap Sasuke sambil menahan punggung Hinata yang berniat membaringkan tubuhnya.

Apa pria itu harus mengatakan dengan jujur mengenai wajahnya? Hinata hanya bisa bangkit dari ranjangnya sambil terus menggerutu. Mengambil dengan kasar handuk yang diberikan pria menyebalkan itu dan berjalan ke kamar mandi dengan langkah yang dihentakkan. Memangnya cuci muka membuatku cantik? Batin Hinata kesal.

Saat ia kembali dari kamar mandi, lagi lagi Hinata hanya bisa menaikkan alisnya melihat pemandangan di depannya. Bola matanya yang sudah belo menjadi bertambah besar ketika gadis itu membulatkan matanya seperti sekarang. Ia menatap dengan binar takjub dan seketika merasa lapar saat itu juga. Di sana, pria itu meletakkan nampan berisi makanan yang tidak pernah dimakannya selama disini.

Memang masih ada bubur berisi potongan ikan tuna, namun ia juga melihat ada mackarel, sup miso, cumi goreng, tiramisu, puding jeruk, segelas susu, serta jus strawberry dengan toping buah arbei. Oh ada semangkuk tomat ceri juga. Sangat lengkap dari makanan berat hingga makanan penutup. Gadis itu lantas menatap Sasuke penuh tuntutan.

"Kau sengaja mau memakan semua itu di depanku ya? Mau menyiksaku?"

"Tidak. Ini sarapanmu" Ucap Sasuke tanpa membalas tatapan gadis di depannya ini. Pria itu masih sibuk memindahkan cumi goreng ke piring kecil.

"Benarkah? Kau yakin?" Tanya Hinata dengan ekspresi terkejut di wajahnya. Jelas saja, biasanya pria itu hanya menyuruhnya menghabiskan semangkok bubur dan sup miso.

"Hn"

"Kau tidak bisa mengambil nya kembali jika sudah masuk perutku, kau tahu kan?"
Hinata langsung mendudukkan dirinya di sebelah Sasuke, dan mulai menyantap cumi goreng yang terlihat begitu menggodanya.

Sasuke yang melihat itu langsung menjauhkan piring berisi cumi goreng dari jangkauan Hinata. Lalu mengangguk menanggapi pertanyaan gadis yang tengah menatapnya sebal itu.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang