ENAM

4.3K 437 38
                                    

Happy reading

.

.

"Pesanan meja 5." Teriak salah satu pegawai di bagian dapur. Hinata merapikan seragam dan rambutnya. Lalu dengan sigap mengambil nampan berisi pesanan makanan dan mengantarkannya sesuai nomor meja.

Langkah kakinya cepat namun tidak terburu-buru, senyuman tidak pernah lepas dari wajahnya. Tangannya meletakkan pesanan dengan hati hati.

"Sepiring nasi omelette dan segelas ocha hangat, benar?"

Setelah si pelanggan mengkonfirmasi pesanannya, ia membungkukkan badannya. "Selamat menikmati."

Begitulah pekerjaan Hinata selama empat hari ini. Karena ponselnya yang tidak dapat dihidupkan, ia kembali mencari lowongan kerja lain, melewatkan beberapa panggilan pekerjaan yang mungkin diterimanya.

Ia bertanya kesana kemari, mengunjungi banyak kedai makanan hingga konbini, namun semua bagian pelayanan sudah terisi. Hingga ia mendatangi tempat ini.

Hinata bekerja di kedai makanan yang cukup jauh dari flatnya, sebagai pelayan dan pencuci piring. Awalnya ia hanya diterima  untuk mencuci piring-piring yang kotor, namun ia diminta menggantikan posisi pelayan lain yang sedang cuti sakit.

"Apa yang kalian lakukan, piring-piring di meja 7 belum dibereskan." tanya seorang pelayan wanita setelah meletakkan nampan yang baru saja dibawanya dari meja 7 ke bak piring kotor.

"Ah aku kan juga harus mengantarkan pesanan ke meja lain, sora" pelayan wanita yang lain menanggapi dengan santai sambil mengangkat bahunya.

"Kau pikir aku juga tidak harus mengantarkan pesanan? Pria itu jadi marah-marah padaku kan!"

"Lalu kau mau memarahiku sekarang, huh?! Kau mau mengatakan kalau itu salahku?"

"Hey, kalian kenapa? Ada masalah?"
Hinata baru selesai mencuci piring langsung menghampiri kedua temannya yang saling memunggungi. Tidak biasanya mereka bertengkar.

"Hinata, kau sudah selesai mencucinya?" Tanya sora sambil tersenyum kecil.

"Ah begini saja, Hinata kau kan tidak terlalu sibuk, kau juga bantu kami dong, ambil piring-piring yang kotor di meja. Lalu jika kami masih sibuk, kau bisa mengantarkan pesanan di meja lain juga kan?" Tanya pelayan lain mendahului Hinata yang baru akan menjawab pertanyaan sora.

"Iya juga Hinata. Kau kan hanya mencuci piring, pasti tidak sesibuk kami kan?"

Hinata ingin menolaknya, namun tidak kuasa saat sora menatapnya dengan senyum manisnya. Selain itu sora juga satu-satunya yang mau menjadi temannya sejak hari pertamanya bekerja.

Hinata mengiyakannya dengan tersenyum lebar. Sedangkan Sora mengucapkan banyak terima kasih sambil memeluknya. Gadis itu senang dapat membantu sora dan terus melihat senyum di wajahnya.

Jam sepuluh malam adalah waktu kafe berhenti beroperasi. Para karyawan mulai membereskan meja, mengelapnya, mengangkat kursi-kursi, dan membalik plang tanda kafe 'tutup' .

Hinata sedang mengelap piring dan gelas yang sudah dicuci saat sora menghampirinya. Gadis itu sudah mengganti seragamnya dengan pakaian yang ia kenakan.

"Kau sudah hampir selesai kan? Bantu aku menyapu lantainya ya." Pinta sora dengan wajah imutnya. Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali dengan pipi yang dikembungkan. Seperti anak kucing yang menggemaskan.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang