LIMA BELAS

3.2K 419 103
                                    

Happy reading

.

.


Wanita berambut hitam itu berjalan menyusuri lorong dengan banyak guci besar di sisinya. Wajahnya terlihat kesal, meremat map coklat yang dibawanya dengan langkah kaki yang dihentakkan. Setelah sampai di ujung lorong, ia membuka sebuah pintu besar dengan ukiran naga.

Kakinya terus melangkah mendekati seorang pria berambut perak lalu duduk di pangkuannya. "Kau sudah mendapatkannya?" Tanyanya dengan mengalungkan lengan di leher pria itu.

"Tentu. Aku tidak suka melihatmu terus cemberut seperti ini.

"Makanya bantu aku menghancurkannya, ya?"

Pria itu terkekeh pelan, kedua lengannya melingkari pinggang wanitanya dan menariknya mendekat.

"Sesuai permintaanmu, honey. Lihatlah, bagaimana?"

Si wanita memperhatikan layar komputer di depannya dengan teliti. Seringainya muncul seiring matanya yang telah selesai membaca semuanya. "Ya. Sangat sempurna. Kau memang yang terbaik." Dikecupnya pipi si pria. Seakan tidak puas hanya dengan kecupan di pipi, pria itu menarik wajah wanitanya mendekat dan melumat bibir merahnya.

Dengan ini aku akan menghancurkan mu.

.....

"Itu laporan terbaru dari divisi desain?" Tanya Shikamaru yang baru saja masuk ke ruangan. Dilihatnya Sasuke yang hanya diam dengan punggung yang bersandar pada kursi dan mata terpejam.

"Hn."

Tangannya meraih map hitam di depannya dan memeriksanya. "Sepertinya persiapannya sudah hampir selesai."

Sasuke hanya menggumam singkat,  "Bagaimana? Mereka setuju?" Perlahan kelopak matanya terbuka dan menampilkan iris hitam yang kini menatap Shikamaru.

"Merepotkan. Cukup sulit membujuk mereka, tapi pada akhirnya mereka menerima tawaran kita." Diskusi mereka berlangsung sangat lama, bahkan Shikamaru masih mengingat ekspresi menyebalkan pria konsultan yang dibawa oleh partnernya itu.

Sasuke mengangguk dengan seringai kecil di bibirnya. Pria itu selalu puas dengan hasil kerja sang asisten, walaupun terkadang bertingkah semaunya. Seperti sekarang,

"Ah ku pinjam sofa mu sebentar ya?" Ucap Shikamaru yang bahkan sudah merebahkan diri di atas sofa sebelum bertanya.

"Kembali ke ruanganmu."

"Ayolah. . . Ia menguap lebar lalu kembali menyamankan posisi tidurnya. Memang benar sofa di ruangan ini adalah yang terbaik. "Aku tidak akan bisa tidur di ruanganku. Ah sial mereka memilih makanan yang paling ku benci."

Mereka memesan tempat di restoran Italia dan ia tidak pernah cocok dengan makanan dari negeri menara Pisa itu. Ia hanya memaksakan diri memakannya walaupun pada akhirnya memuntahkan semuanya setelah makan siang berakhir.

"Kau menyukai model itu?" Tanya Shikamaru masih dengan mata terpejam.

Akhir-akhir ini sang model memang sering mengunjungi perusahaan terlebih setelah menandatangani kontrak kerja. Namun Sasuke juga terlalu sering terlibat dengan Sakura diluar kantor.

"Tidak." Jawab Sasuke yang saat ini menekuk kedua lengannya di depan meja. Memandangi sekumpulan bunga lavender yang tadi pagi diletakkan Crissa di sana.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang