SEPULUH

3.8K 452 69
                                    

Happy reading

.

.

Seperti biasa, Sasuke selalu membeli satu cup espresso begitu sampai di kantor. Hal itu memberikannya energi yang menyentak untuk lebih berkonsentrasi pada dokumen-dokumennya.

Ruangannya terlalu sepi, bahkan bunyi pena yang bergesekan dengan kertas terdengar seperti lantunan lagu pengantar tidur. Hampir saja ia memejamkan mata jika tidak ada bunyi ketukan pintu ruangannya.

Setelah mengatakan 'masuk' terlihat Crissa berjalan kearahnya tanpa membawa tumpukan map seperti biasanya.

"Anda dijadwalkan untuk wawancara dengan majalah bisnis, Uchiha-sama."

"Berapa lama lagi?"

"Sekitar 40 menit lagi, Uchiha-sama."

Sasuke hanya berdehem singkat lalu membiarkan sekretarisnya menghilang di balik pintu. Ia memilih beranjak dari kursi untuk melihat pemandangan kota dari balik jendela untuk menghilangkan kantuk yang sempat menghampirinya.

......

Rata-rata tingkat kesuksesan orang di dunia akan diraih jika mereka sudah berada di rentan usia antara 40 hingga 50 tahun lebih. Memang faktor keberuntungan memiliki peran penting, namun lebih dari itu ada keuletan, kerja keras, dan inovasi yang menjadi penyokongnya.

Uchiha memiliki nama besar yang sejak dulu melahirkan banyak generasi emas. Uchiha Sasuke salah satunya, mungkin tidak berlebihan jika ia mendapat julukan pangeran. Kemampuannya dalam memimpin perusahaan sudah tidak diragukan lagi. Memiliki wajah tampan bagaikan pahatan dewa, membuatnya digilai semua lapis golongan terutama perempuan.

Melakukan kegiatan wawancara seperti ini bukanlah masalah besar. Bahkan bulan lalu ia sudah melakukannya untuk majalah bisnis yang lain. Sesi wawancara berjalan lancar, semua pertanyaan dijawab dengan singkat penuh kepercayaan diri.

Beberapa orang yang bertugas mewawancarainya juga sudah keluar dari ruangan nya, menyisakan ia yang tengah duduk memainkan ponselnya sambil tersenyum tipis, memeriksa beberapa pesan dengan nomor tujuan Hinata.

Rasanya menyenangkan mendapat pesan sederhana seperti 'semoga harimu menyenangkan' dari gadis itu. Meskipun beberapa kali Hinata memanggilnya dengan sebutan 'paman serigala' yang membuatnya kesal.

"Uchiha-sama, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda." Suara Crissa terdengar dari intercom.

"Siapa?" Sahutnya tanpa mengalihkan tatapan dari layar ponselnya.

Pesan yang sudah diketiknya tersimpan dalam draft, mungkin nanti akan ia kirimkan pada gadis itu.

"Seseorang yang dekat dengan anda, nona ini tidak mengatakan identitasnya."

"Suruh dia pulang." Ia sedang tidak ingin diganggu untuk hal yang tidak jelas. Bagaimana bisa orang yang tidak dikenal masuk ke perusahaannya?

Tidak lama terdengar pintu ruangannya yang terbuka setelah ketukan beberapa kali.

"Sasuke-kun." Panggil seseorang di seberangnya. Ia mendongak untuk melihat seorang wanita bersurai pink dengan balutan blazer hitam tengah tersenyum anggun padanya.

"Sakura." Gumamnya pelan. Matanya sedikit membola menyadari kehadiran wanita itu di ruangannya.

"Apa aku mengganggumu?"

"Tidak." Wanita itu terlihat lebih dewasa dari semenjak terakhir dilihatnya beberapa tahun yang lalu. Mereka tidak menjalin komunikasi apapun sejak Sakura memutuskan belajar modelling ke Inggris.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang