DUA BELAS

3.6K 389 49
                                    

"Jadi katakan dengan jujur karena aku sangat membenci kebohongan. Apa yang ku katakan tadi benar atau salah?"

Happy reading

.

.


Hinata memejamkan matanya dengan erat. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang.

Jika ia jujur mengatakan yang sebenarnya terjadi, rencananya bisa saja gagal. Pria itu pasti akan berpikiran bahwa Hinata menyelamatkan Sakura demi keuntungannya sendiri. Ya meskipun benar, ia menyelamatkan wanita musim semi itu karena ada tujuan lain. Dan Sasuke pasti membencinya jika berkaitan dengan Sakura.

Dari apa yang dilihatnya di kehidupan yang lain, Sakura akan mengamuk karena gaun kotornya dan memaki para media yang merekam aksinya. Hingga nama sang top model menjadi tercoreng dan Uchiha Corp tidak akan memilihnya menjadi brand ambassador mereka.

Dengan begitu, pada launching produk terbaru, mereka akan kalah saing dengan perusahaan lain. Hinata sungguh tidak ingin melihatnya, ia ingin Uchiha Corp bisa mendapat keuntungan maksimal. Ia tidak ingin membuat Mikoto kaa-san jatuh sakit karena terlalu memikirkannya.

Namun jika ia membohongi Sasuke, Ia akan sangat dibencinya jika suatu saat kebohongannya terbongkar. Karena rencana cadangannya setelah tidak berhasil menghindari Uchiha Sasuke adalah membuatnya tidak dibenci oleh pria itu.

Kedua pilihan yang akan diambilnya sama-sama memiliki potensi kegagalan. Jadi mana yang seharusnya Hinata pilih?

"Hey kenapa kau diam saja Hinata?" Pria itu masih belum melepaskan cengkeramannya. Dan Hinata membenci cara pria itu memanggil namanya.

Gadis itu menghembuskan napas panjang dan terus meyakinkan dirinya sendiri.

"Aku akan mengatakannya, tapi tolong lepaskan ini. Aku tidak bisa bicara." Ia meremat kedua tangannya yang mulai gemetaran.

Tanpa mengucapkan apapun Sasuke menjauhkan tangannya dari pipi sang gadis.

"Aku memang benar bekerja di tempat Naruto-senpai. Ga-gadis yang hiks. . kau lihat itu memang Hyuuga Hinata hiks . . Go-gomen nasai" Hinata segera berlari menjauhi Sasuke begitu ia berhasil menyelesaikan kalimatnya.

Meski beberapa orang melihatnya, ia tetap berlari. Ia hanya ingin segera sampai di flat dan menangis lebih keras.

Ia benci dirinya yang bisa dipermainkan semudah ini.

"Hinata?" Sasuke seketika merengkuh tubuh mungil Hinata dengan tangannya.

"Le-lepaskan aku!" Hinata meronta-ronta dalam pelukan pria itu, memukuli tangan sasuke yang melingkari perutnya.

"Kau menangis?"

Meskipun suara pria itu sudah melembut namun Hinata terlanjur mematri suara dingin Sasuke dalam ingatannya. Tubuhnya gemetar ketakutan.

Hinata justru menjawab pertanyaan Sasuke dengan tangisannya yang tersedu-sedu. Bahkan gadis itu seperti kesusahan menarik napas karena tangisannya sendiri.

Sasuke membalikkan tubuh Hinata hingga menghadapnya. Ia melonggarkan pelukannya dan menatap Hinata dengan selembut yang ia bisa. Ia takut tatapannya bisa melukai gadis ini.

"Maaf. Maafkan aku membuatmu menangis."

Hinata masih tetap menangis. Ia hanya menggelengkan kepalanya merespon pertanyaan Sasuke.

"Jangan begini. Aku minta maaf."

Tatapan tajam ia berikan pada pria di depannya. "Berhenti bersikap baik padaku. Kau pikir bisa mempermainkan ku lagi?"

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang