DELAPAN

4.1K 478 57
                                    

Happy reading

.

.

"Kenapa menangis?"

Hinata menatap Sasuke tanpa berkedip. Tatapan bola mata hitam di sana terlihat berbeda dari yang terakhir dilihatnya di rumah sakit. Hinata tidak mengenali apa arti tatapannya saat ini.

Sasuke bergerak melepaskan jasnya dan memakaikannya pada Hinata, sementara gadis itu hanya diam membiarkan Sasuke menyampirkan jas ke pundak mungilnya.

Setelah semua usahanya menjauhkan Sasuke dari hidupnya, kenapa harus bertemu lagi? Kalau begini, bisa saja masa depannya tidak berubah.

Beberapa hari lalu ia baik-baik saja meski tidak bertemu Sasuke. Namun sekarang, hanya melihat wajahnya saja, membuat Hinata ingin menangis dan menjadi lebih emosional. Hinata benci ia yang menjadi selemah ini jika berhadapan dengan Sasuke.

Setelah beberapa lama menunduk, gadis berdarah Hyuuga itu berdiri dengan pelan dan melangkahkan kakinya. Ia harus pergi dari sini secepatnya.

"Mau kemana?" Sasuke menggenggam tangan Hinata. Mereka saling membelakangi.

"Lepaskan." Suaranya parau menahan tangis dan kesal. Hinata berusaha melepaskan genggaman pada tangannya. Ia sudah mengerahkan semua tenaganya namun pria itu bahkan tidak bergerak sedikitpun.

Pria berambut gelap itu tidak menjawab, namun genggaman tangannya mengerat.

"Kau ada masalah denganku?" Tanya Hinata, tangannya masih berusaha menguraikan genggaman tangan mereka.

Sasuke menghembuskan napas kasar. Genggaman tangannya semakin mengendur, hingga sepenuhnya terlepas. Hinata langsung mengambil kesempatan dengan berlari menjauhi pria itu.

Namun baru beberapa langkah berlari, ia kembali terhenti karena pria itu kembali menggenggam tangannya dan dengan cepat membalik tubuhnya hingga mereka saling berhadapan. Yang Hinata rasakan setelahnya ialah kehangatan yang membungkus tubuhnya.

Pria itu memeluknya erat seakan menemui orang yang sudah sangat lama berpisah.

"Kali ini tidak akan kubiarkan kau meninggalkanku lagi." Bisik Sasuke pelan.

"Ini salah. Ku mohon lepaskan." Ucap Hinata tidak kalah pelan. Air matanya kembali mengalir. Ia kesal dengan hatinya yang malah menghangat menerima pelukan Sasuke. Pelukan yang dulu bahkan tidak pernah diimpikannya.

Pria yang memeluknya hanya diam tidak menghiraukan permohonan Hinata maupun bajunya yang ikut basah. Ia menumpukkan kepalanya di pundak sang gadis. Sementara tangannya melingkar erat di punggung Hinata.

"Lepas--

Ucapan Hinata terpotong ketika Sasuke dengan tiba-tiba melonggarkan pelukannya, memberikan sedikit jarak diantara mereka.

"Kau menyuruhku melepaskanmu tapi kau sendiri yang mengikatku padamu. Apa mau mu sebenarnya Hinata? Kenapa kau membuatku seperti ini hah?!" Sasuke meninggikan suaranya di akhir kalimat. Menatap sepasang manik bulan di depannya dengan tajam.

Ditatap seperti itu membuat Hinata tersentak takut, air matanya mengalir semakin deras. Ia bisa merasakan amarah pada ucapan dan tatapan mata pria Uchiha itu. Menguncinya bagaikan kelinci yang ditatap oleh seekor singa.

"Aku tidak tau apa maksudmu. Tapi kalau kau merasa seperti itu, maka lepaskan aku. Aku tidak akan menemuimu lagi." Ucap Hinata tegas dengan jejak air mata yang mengalir di pipinya. Ia memberanikan dirinya menatap langsung pada dua bola mata hitam di depannya.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang