DUA PULUH SATU

6.3K 513 140
                                    

Happy reading

.

.


Sasuke menyisir rambutnya yang basah ke belakang menggunakan jari-jarinya karena menghalangi pandangan. Tubuhnya yang menguarkan aroma citrus segar hanya dibalut jubah mandi dengan beberapa tetes air yang turun dari rambutnya.  

Setelah mengenakan atasan kaos hitam dan celana panjang abu-abu tua, ia berjalan pelan menuju ruang kerja yang ada di penthouse nya. Di sana sudah berdiri Kakashi dengan membawa map coklat di tangan kanan.

"Sesuai dengan yang anda minta, Sasuke-sama." Ucapnya sambil menyerahkan map, yang disambut Sasuke dengan tidak sabaran.

"Terimakasih, paman boleh kembali."

Kakashi membungkuk sebentar sebelum meninggalkan ruangan yang kini lebih mirip kepal pecah itu. Sedikit lega karena raut wajah tuannya nampak lebih baik dibanding sebelumnya.

Sepeninggalan Kakashi, Sasuke segera menduduki sofa di dekat jendela dan membuka map di tangannya. Empat hari ia dibuat kelimpungan hanya demi mencari satu gadis.

Pikirannya kacau, gelisah yang berlebihan hingga kesulitan tidur. Bahkan ia harus mengonsumsi obat tidur demi menjaga pikirannya tetap rasional. Kini ia sangat tahu alasannya, Uchiha Sasuke menyukai Hyuga Hinata.

Empat hari ia mencoba memahami perasaannya, meraba-raba titik permasalahan yang membuatnya bertingkah berlebihan--- sangat tidak Uchiha sekali. Membuang jauh-jauh ego nya, ia menemukan fakta bahwa sejak awal ia memang sudah tertarik dan seiring berjalannya waktu berubah menjadi suka. Lagi-lagi Shikamaru benar soal perasaannya, sialan.

Menghiraukan kekacauan yang terjadi di sekitarnya, tangannya mulai mengambil lembar pertama. Menampilkan foto Hinata dengan seragam SMA nya, tersenyum tipis namun sangat manis. Jari-jarinya mengelus pelan permukaan foto sang gadis. Sasuke tanpa sadar ikut menggerakkan bibirnya menimbulkan segaris senyum.

Di bawah fotonya terdapat data diri sang gadis, mulai dari nama, tanggal kelahiran, tempat tinggal, hingga dimana saja gadis itu menempuh pendidikannya.

Lembar kedua menunjukkan hubungan keluarga gadis itu. Iris oniks nya membulat mengetahui gadis itu dan ibunya terpaksa menjual rumah demi menebus hutang sang ayah, dan beberapa hal lain yang cenderung menyedihkan seperti kematian sang ibu.

Sasuke mengerti sekarang kenapa Hinata begitu dekat dengan Mikoto, gadis itu merindukan sosok ibunya.

Lembar yang lain menunjukkan foto seorang laki-laki yang berstatus sebagai pamannya. Gigi Sasuke bergemelatuk membaca deretan tulisan dibawahnya. "Beraninya bajingan ini ...." Dan Sasuke lebih dari marah, tidak terima gadis itu pernah diperlakukan begitu buruk oleh laki-laki itu.

Sepertinya ia harus memerintahkan Kakashi untuk membuat paman bajingan ini merasa sedikit menderita. Ya, meskipun ia harap pria ini sudah tidak ada lagi di dunia.

Kenapa gadis itu dikelilingi oleh orang-orang jahat? Sasuke ingin memeluknya sekarang, ia ingin membawa gadis itu ke tempat dimana ia bisa tersenyum dan tertawa. Dan ia mengutuk orang-orang yang berani merampas senyum manis gadis itu--- tanpa ia tahu bahwa ia juga termasuk salah satu orang yang merampasnya.

Tangannya segera membuka lembar terakhir yang menampilkan foto sebuah mansion besar. "Hinata pindah ke tempat ini?" Sebuah tanda tanya besar, bagaimana bisa gadis itu berada di mansion semewah itu? Tidak tertulis keterangan apapun di bawahnya selain alamat dimana tempat itu berada, dan ini juga aneh, kenapa paman Kakashi tidak bisa mendapatkan informasi lain terkait mansion itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang