Chapter XIV

12.3K 1.9K 76
                                    

..









Malam itu, mereka tidak menemukan apapun dan mansion mendadak gaduh karena amukan kekesalan Jeno. Susah payah menenangkan pemuda itu yang berharap bisa menangkap kedua penyusup sialan yang berhasil menyembunyikan bau dan lari dari kejaran mereka. Sehun bahkan tak bisa berbuat banyak kala Jeno enggan di tenangkan oleh dirinya.

"Jen! Tenanglah." Mark masih mencoba menenangkan kala Jeno memegangi kepalanya yang mendadak pening. Ingatkan pemuda itu untuk jangan terlalu keras pada dirinya yang masihlah belum pulih secara sempurna.

Di lain tempat, kedua orang yang baru saja berhasil meloloskan diri menggebrak meja si pria tua yang sedang sibuk dengan kartu di tangannya. Lawan mainnya hanya diam dengan fokus terarah pada kartu yang berada di tangannya. "Sialan! Ku pikir akan lebih mudah memasuki ruangan si bungsu itu. Mengingat semua orang sedang fokus menjaga Taeyong yang masih belum sadarkan diri." Perempuan itu menghempaskan tubuh dengan kasar di atas sofa.

"Carl kau bisa dan bahkan mampu mengirim anak buahmu sampai memasuki sebuah kamarㅡ yah walaupun sayang ternyata salah masuk kamar dan berakhir tragis. Tunggu!" Perempuan itu mengernyitkan dahi, kerutan nampak bertumpuk di wajah cantiknya.

"Sialan! Jangan bilang kau sengaja salah menunjukkan kamar agar mereka ketahuan dan membuat semua penghuni mansion untuk lebih berhati-hati hah! Kau mau merebut posisi itu dariku hah! Sialan kau!" Perempuan itu menondongkan telunjuknya tepat di depan wajah pria yang menjadi lawan si pria tua.

"Urusi saja urusanmu!" tegasnya tanpa memperhatikan wajah si perempuan yang ingin mengamuk, namun si pria tua segera menghentikannya.

"Sial! Aku hampir tertangkap basah oleh anak itu! Dan kau!" Lalu satu tendangan dari perempuan itu mematahkan kaki meja yang berada di hadapan Carl. Ia melengos pergi dan si pria tua tak menghiraukan kemarahannya. Sedangkan Carl meremas kartunya pelan sebelum mengabaikan apa yang baru saja terjadi.

Seorang pimpinan seperti tuan Lee mau tidak mau harus mulai menyusun sebuah strategi demi mencegah sebuah perang besar antara bangsa werewolf terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seorang pimpinan seperti tuan Lee mau tidak mau harus mulai menyusun sebuah strategi demi mencegah sebuah perang besar antara bangsa werewolf terjadi. Meski begitu, solusi terbaik yang ada saat ini yaitu hanya membiarkan lawan memulai pergerakan dan mereka yang harus bersiap siaga demi menghalau serangan.

Bukannya mereka tidak ingin melakukan perdamaian, tapi perkataan Na Jaemin beberapa waktu lalu menjadi sebuah patokan untuk tidak melakukan hal gegabah seperti memasuki wilayah musuh dengan membawa janji perdamaian yang bisa jadi, ㅡ"mereka sengaja memancing pihak kita untuk melakukan sebuah perencanaan perjanjian perdamaian. Jika umpan telah tertelan, maka semua orang yang ada disini sudah masuk dalam jebakan. Akan sulit untuk keluar dari posisi  itu jika sampai terjadi."

Dan beginilah dari hasil pertemuan pembahasan sementara, mereka harus bersiaga dengan pergerakan sekecil apapun demi mengurangi dampak buruk dari terror dan juga jumlah korban. Personil yang berjaga juga di tambah beberapa orang di setiap sudut wilayah agar setidaknya mereka mampu menjaga satu sama lain, mengurangi bertambahnya korban yang di culik dan hanya akan mati sia-sia tanpa perlawanan.

Native [Nomin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang