Sorry for typo... warning! Gaya penulisan yang aneh.
..
Beberapa menit berlalu setelah bangunnya Jeno. Tapi pemuda itu masih diam, seperti sedang linglung. Ketika ditanya, ia mengatakan ingin meresapi keadaan. Mempertanyakan tubuh Sehun dan Mark yang terluka lalu menatap malu ke arah Jaemin yang berjalan di depannya dengan darah mengering di lengan dan kening. Mereka masih berada di hutan sedangkan matahari sebentar lagi akan menunjukkan eksistensinya. Sementara sebelumnya mereka hanya beristirahat sekitar satu jam lebih untuk memulihkan keadaan. Regenerasi cukup lambat saat tubuh dalam kondisi kelelahan, begitulah penjelasan Sehun.
"Menyebrangi hutan ini dan kita akan sampai ke wilayah para bangsa werewolf." Tiba-tiba Haechan sedikit merinding mendengarnya, meski belum sepenuhnya percaya jika Jaemin adalah anak dalam cerita yang tempo hari Haechan ceritakan. Jaemin memang kuat dan Haechan bertanya-tanya darimana pemuda kurus itu memiliki kekuatan seperti itu. Sedikit takut sebenarnya, tapi ia tak mungkin kembali. Bagaimana jika masih ada kelompok lainnya yang mengejar dan mengenali wajahnya? Tanpa Jaemin dia hanya akan tinggal nama.
"Maaf Sehun-ssi, apa kami yang manusia ini boleh memasuki kawasan bangsa werewolf?" Haechan memutuskan bertanya di ambang rasa penasaran yang sebentar lagi akan meledak-ledak dan tentu saja sebelum ia memberondong Sehun atau Mark atau mungkin Jaemin. Situasi genting tadi malam adalah suatu hal yang baru untuknya dan tentu saja itu sangat menegangkan.
"Kelompok kami pernah hidup berkeluarga dengan seorang manusia biasa." Jaemin menunduk, belum lagi Haechan yang mendadak sadar situasi. Merasa bodoh karena seharusnya ia lekas sadar dan membaca situasi. "Maaf." Lalu keadaan menjadi hening, tak ada lagi yang bicara. Jeno yang bahkan berjalan di samping Sehun hanya diam seribu bahasa, ia tak tahu harus berkata apa.
"Setelah melewati hutan ini, kita akan sampai." Sehun menunjuk hutan yang berada tepat di seberang jalan. Suasana masih nampak sepi dan cukup gelap. Matahari belum sepenuhnya menunjukkan cahayanya. Beruntung mereka melarikan diri melalui hutan, karena jarak yang di tempuh relatif lebih singkat daripada melewati jalan normal. Yah, meski ini adalah awal dari kekacauan yang di buat oleh suatu kelompok sialan.
Sebuah gerbang besar dan megah berdiri kokoh di tengah-tengah hutan. Bukan sepenuhnya hutan karena Jaemin merasa ia seperti sedang berada di tanah kelahirannya sendiriㅡ yah, desa itu berada tak jauh dari tempatnya sekarang. Gerbang terbuka, beberapa anak werewolf terlihat berlarian di sekitar pekarangan atau mungkin jalanan. Pemandangannya terlihat seperti perumahan kawasan elit di kota besar.
"Wah anak itu lucu, lihat telinganya." Haechan yang beberapa jam lalu ketakutan rupanya melupakan bagaimana wajah nelangsanya beberapa waktu lalu. Tubuhnya bergerak ringan membaur dengan anak-anak yang sedikit syok melihat kehadirannya namun akhirnya mendekatinya karena Haechan memang seorang perayu ulung. "Dasar!" Jaemin mencibir pelan, namun ia bersyukur karena Haechan tidak merasa tertekan telah mengikuti dirinya hingga sejauh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Native [Nomin] ✔
Werewolf[Completed] Jaemin ditemani Jeno setiap harinya, namun ia tak pernah mengetahui darimana asal pemuda itu. Yang ia hanya tahu, Jeno sekarat dan hampir mati di tepi jurang ketika ia berkunjung ke desa tempat kedua orangtuanya di makamkan. bxb NOMIN ar...