Segala hal yang dilakukan pasti selalu memiliki alasan, namun tidak semua orang ingin mengetahui alasan itu, karena mereka lebih mempercayai apa yang mereka lihat.
Tidak satupun berniat mengetahui maksud yang hendak disampaikan.
.
.
.
Bibir ranum itu mengulas lekuk tipis begitu dering ponsel nyapanya, panggilan pertama setelah hal gegabah yang dilakukan. Tanpa ragu meraih benda kotak dari atas meja sebelum mengangkatnya.
"Yunh-"
"Apa yang terjadi? Kau... benar-benar-"
Terdengar nada putus asa sekaligus cemas di seberang sana, hal yang telah diduga sebelumnya "Tidak ada, kau tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja."
"Tapi- media telah memberitakanmu dan mereka-"
Dahi pucatnya berkerut sejenak sebelum menghembuskan napas dalam, hatinya menjeritkan ketakutan namun dirinya seolah tidak bisa lagi menoleh kebelakang "Secepat itu?"
"Jaejoong-ah... apakah yang kau katakan itu benar? Maksudku, aku tidak berada di sana dan menemanimu..."
"Tidak ada yang terjadi padaku, Yunho! Aku sangat sehat dan baik... aku hanya ingin melakukan sesuatu."
"Apa maksudmu?!"
Amarah Yunho tentu akan diterimanya begitu saja, hal yang sudah pasti terjadi "Aku hanya merasa kesal, dan... aku tidak tahu jika mereka -media- sangat cepat melampauiku."
"Kau... tengah berbohong?"
Nada tak percaya penuh luka itu membuat suaranya tertahan "B-bukankah ini hari penuh gurauan?"
"Kim Jaejoong!" nada keras mengalun lantang, penuh rasa frustasi dan ketidakberdayaan "Jika bisa, aku akan meminta Changmin untuk memukulmu dengan keras! Sungguh, aku sama sekali tidak mengerti apa yang ada dipikiranmu? Membohongi orang lain dengan keadaanmu dalam situasi seperti ini? Dimana otakmu sebenarnya!?"
Bibi ranum itu sedikit bergetar namun menolak untuk meluapkan sakit hatinya oleh kalimat yang dilayangkan, ucapan kasar Yunho tetap tidak akan membuatnya mundur "Apakah kau sudah selesai memarahiku?"
"Aku bukan memarahimu! Aku hanya sedang mengingatkanmu! Kau pasanganku, Jaejoong! Dan yang kau lakukan sangat fatal. Aku tidak akan membelamu, namun aku juga tidak mungkin menyudutkanmu, bukan?"
"Lalu, apa yang kau inginkan?"
"Hapus sekarang juga, dan beri penjelasan atas apa yang kau lakukan. Katakan permintaan maafmu yang telah melukai banyak orang."
Napasnya jauh lebih berat dari sebelumnya "B-baiklah..." ketika dering ponselnya yang lain kembali berbunyi "Sepertinya aku harus mengangkat panggilan lain,"
Tut
.
Yunho menatap panggilannya yang terputus sebelum menghela napas dalam, kepalanya tertunduk dengan pemikiran runyam. Jika saja dirinya dapat berpindah tempat dalam sekejap, mungkin kini Jaejoong telah berada dalam pelukannya. Atau mungkin dirinya dapat memaksa sekaligus mencari tahu apa yang baru saja dilakukan pasangannya.
"Yunho-ah,"
Kepalanya menoleh untuk mendapati salah satu kakak perempuan Jaejoong yang menghampirinya "Apakah keadaan abeonim baik-baik saja, nuna?"
Suyoung mendekati Yunho dengan senyum tipis, seolah wanita itu mengetahui keadaan Yunho "Apakah kau sudah mengetahuinya?"
Sepertinya Yunho telah melepas berbagai keberuntungan dalam satu hari, mengingat dirinya kembali menghela napas "Apakah dia akan baik-baik saja?"
![](https://img.wattpad.com/cover/204932290-288-k675891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Bear -Jung Jeyun-
Fiksi PenggemarSpesial Jung Jeyun's story from Two Sides~~~ Kisah singkat dari tingkah nakal dan menggemaskan si kecil Jeyunnie bersama kedua orang tuanya~ Untuk yang merindukan Jeyun, silahkan merapattttt!!!