Our Angel

3.5K 310 43
                                    

Umma is Yunyun's angel

.

.

.

"Jejung-san, braceletmu indah sekali..."

Manik bulat Jaejoong teralih sekaligus menghentikan makannya "Benarkah?" senyum manis terulas seraya melepaskan benda berkilau itu "Apakah kau menginginkan ini?"

Wanita itu tentu terkejut, namun juga sigap menolaknya "Ah, mungkin aku akan membelinya setelah ini."

"Tidak apa, kau boleh memilikinya. Anggap saja sebagai salam perkenalan dariku," ujar Jaejoong yang sedikit memaksakannya.

Tentu hal itu tertangkap oleh sepasang manik musang mungil yang memperhatikan mereka, dengan mulut yang penuh oleh daging lezat serta salah satu tangan yang menggenggam garpu membuatnya urung untuk bertanya.

...

"Apa yang akan kita lakukan setelah ini, eoh?" tanya Jaejoong yang melirik Jeyun melalui spion tengah "Apakah kapten kecil umma ingin melakukan sesuatu sebelum kembali?"

Jeyun yang sebelumnya begitu menikmati pemandangan luar jendela lantas teralih. Dahinya berkerut, terlihat berpikir keras ketika matanya menangkap sesuatu yang sebelumnya hendak diketahui "Mma nda pakai gelang?"

"Eoh?" Jaejoong melihat pergelangannya yang polos, Jeyun mulai memperhatikan penampilannya? "Waeyo? Kenapa Jeyunnie bertanya seperti itu?"

"Mma kasih gelang ke bibi?"

Ah~ sepertinya Jeyun cukup jeli akan keadaan sekitarnya, "Ne, bibi tadi menyukai gelang umma."

"Wae?" Jeyun hendak memajukan tubuhnya namun seatbelt dari kursinya menghalangi.

"Kenapa ya...?" Jaejoong memutar kemudi untuk memasuki toserba, meski dirinya tidak berniat berbelanja namun cara menghabiskan waktu terbaik adalah melihat barang-barang cantik yang bisa saja menarik perhatiannya. Lagipula Jeyun juga pasti senang jika dibiarkan membeli banyak coklat.

Melepaskan pengaman yang masih membalut tubuhnya sebelum beranjak untuk menurunkan Jeyun. Kepalanya masih berpikir jawaban yang tepat untuk sang buah hati, mungkin saja Jaejoong bisa menyelipkan pesan yang baik juga di sana "Bagaimana jika seperti ini saja,"

Jeyun memandang Jaejoong penasaran, dimana kini tubuhnya telah berada dalam rengkuhan sang umma dengan kacamata hitam mungil yang menghiasi. Sejak Jeyun diikuti oleh bibi asing ketika menghabiskan waktu bersama Yunho, Jaejoong menjadi lebih protektif bahkan beberapa kali memberikan Jeyun penyamaran juga.

Meski kini Jeyun terlihat cukup menonjol untuk penampilan seorang balita.

"Karena umma masih memiliki banyak bracelet jadi tidak ada salahnya memberikan salah satu diantaranya kepada orang lain, lagipula itu bukan hal yang buruk dan membuat orang lain bahagia adalah suatu hal yang mulia." Jaejoong menempatkan Jeyun pada kursi khusus anak di troli "Seperti Jeyun yang memiliki banyak coklat. Jeyunie tidak mungkin menghabiskan semuanya, bukan?"

"Yunyun makan kok!" sahut Jeyun bermaksud untuk mengoreksi kalimat itu atau Jaejoong akan menjadikannya alasan sebagai pengurangan jatah coklatnya.

"Ne~ tapi jika seseorang merasa lebih, hm..." Jaejoong begitu berhati-hati menjelaskannya "Misal Jeyunnie memiliki terlalu banyak coklat dan berpikir tidak mungkin menghabiskannya sekaligus, maka Jeyunnie bisa membaginya kepada orang lain."

"Waeyo?"

Kembali Jaejoong dibuat memutar otak, mungkin dirinya bisa saja asal menjawaban namun memori anak-anak terlalu kuat untuk menyimpan kalimat-kalimat orang lain, bahkan jika itu makian.

Baby Bear -Jung Jeyun-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang