BACANYA PELAN-PELAN SAJAAAA. PART INI LUMAYAN PANJANG.🤪
.
Pagi ini suasana ruang inap Soora terasa senyap. Nasib lagi-lagi harus sendirian. Ia merasa kesepian. Bangun di pagi hari dengan tubuh yang dilarang banyak bergerak tentu membuat bosan. Soora berkali-kali menghela napas. Menatap pintu ruangannya berharap ada segelintir orang akan datang menjenguknya. Kesepian di rumah sakit adalah hal yang buruk.Soora mengingat-ingat apakah ia pernah berbuat kebaikan selama hidupnya?
Jika ada, ia berharap orang itu datang dan berganti menolong dirinya yang kesepian. Soora tidak pamrih kok. Hanya ingin punya teman bicara.
Ah jika melihat kondisinya yang sekarang berarti jawabannya adalah tidak. Soora sadar hidupnya tidak se-ber-warna saat ayah dan ibunya ada. Ia cenderung kaku dan tidak memperdulikan sekitar, selain kuliah dan kerja. Soora hanya menghabiskan waktunya di dalam flat. Soora terkekeh, setelah ini ia harus rajin membantu orang lain supaya tidak terus dihukum dunia.Air matanya mau tak mau keluar. Soora sudah tidak tahan, dadanya terasa sesak. Sesuatu seperti mencekik lehernya, hingga rasanya sulit bernapas.
Hari ke-dua, Soora belum punya keinginan untuk buang air kecil ataupun besar. Bagaimana jika ingin? Siapa yang akan membantunya? Yang menjaganya saja tidak ada.
Soora tidak menyalahkan Hyera karena tidak bisa menemaninya. Ia bersyukur, kemarin ia sempat mendapatkan pertolongan. Alih-alih selamat Soora justru beranggapan ia akan mati. Menyusul ibu dan ayahnya, apakah itu harusnya lebih baik?Yah, jika biasanya Soora berusaha mandiri. Entah kenapa di rasa sakitnya kali ini. Soora ingin sekali dijaga, dan dilindungi. Wajarkan Soora punya perasaan itu, sekalipun ia sudah bisa mandiri?
Soora terisak dalam keheningan. Meremat selimut kencang sampai urat-urat tangannya terlihat. Dadanya amat terasa perih, sesuatu membuatnya sesak. Kali ini biarkan Soora menangis sebanyak-banyaknya. Ia marah sekali. Ia sedih sekali. Apakah ada rasa yang lebih sakit dari ini?
***
Sementara di luar, Jeon melihat semua itu. Bagaimana gadis itu pertama kali membuka mata di pagi hari, menyambut harinya dengan tatapan kosong. Soora sempat melihat ke arah pintu dan Jeon langsung bersembunyi.
“Apa dia menungguku?” tanya Jeon dalam hatinya.Detik berikutnya ia melihat Soora menangis tersedu-sedu. Jeon seakan mengerti perasaan gadis yang juga ia rindukan. Hatinya ikut sakit. Air matanya bergenang, cepat-cepat ia hapus. Ingin rasanya ia memeluk Soora saat ini. Menenangkan gadis itu dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tetapi lagi-lagi ia pengecut.
Jeon terus memandangi Soora melalui kaca tembus pandang pada pintu. Bukan waktu yang tepat untuk datang ke ruangan Soora. Jeon merasa Soora butuh waktu untuk sendiri. Ia perlu mengeluarkan kesedihannya.
Perawat yang ingin masuk, Jeon tahan.“Kita beri dia waktu sebentar.” Perawat itu mengangguk, kemudian berjalan ke arah lain.
Ponsel Jeon berdering, tanda panggilan masuk. Siapa lagi kalau bukan kakak kesayangannya.
“Ada apa hyung?”
“Kau harus menyusul ke konferensi ini sekarang. Banyak hal yang harus kau sampaikan.” Ucapnya menuntut.
“Tidak bisa. Aku harus menemani Soora hari ini.” Jeon mengecilkan suaranya.
“Harus Jeon! Kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini.” Suara hyungnya mulai meninggi.
“Tapi aku tidak bisa meninggalkan Soora sendirian, Hyung!” Jawab Jeon kesal.
“Ini tentang reputasi kau dan aku, juga untuk kebaikan Yoora nantinya.”
“Bicarakan saja di telepon apa susahnya?” Jeon menuntut hyungnya.
“Dasar bocah ini! Kau tidak boleh seenaknya saja. Banyak pihak yang akan dirugikan. Kau harus hadir pada konferensi hari ini! titik.” Jeon mulai frustasi mendengar suara hyungnya. Ia juga curi-curi pandang untuk melihat kondisi Soora.
![](https://img.wattpad.com/cover/188365575-288-k901399.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS - MAGIC SHOP
Hayran KurguSaat dunia mengatakan "You need to be perfect" Tetapi BTS mengatakan "You need to BE You" Magic Shop adalah keajaiban dalam hidup Soora. Bertemu 7 pria tampan yang berhasil menjungkir balikkan hidupnya. Psstt! Update setiap Selasa