14. Galau

97.9K 5.4K 13
                                    

Hampir satu minggu aku tidak mendapatkan panggilan video dari Edo. Kesibukanku menjadi salah satu panitia acara ulang tahun pabrik membuatku melupakannya. Chat yang aku kirimkan pun juga tidak dibalas meskipun sudah dibaca. Aku mencoba menghubungi ponselnya tetapi selalu direject. Tidak biasanya Edo seperti itu. Aku merasakan ada yang sesuatu yang janggal dengan dirinya saat ini.

Aku berusaha mencoba menanyakan via chat ke Rendy, sahabatnya. Dan dia bilang Edo lagi mengambil cuti untuk pulang kampung. Kenapa Edo tidak memberitahuku sebelumnya jika dia berniat mengunjungi orang tuanya. Aku mulai khawatir, takut ada sesuatu yang disembunyikan Edo dariku dan tidak mau berbagi denganku.

"Mbak Salsa dipanggil Pak Jonathan ke ruangannya tuh!" Seruan Prita mengagetkanku. "Mbak pagi-pagi sudah melamun aja sih. Sampai bunyi airphone aja gak didenger!" omel Prita yang membuatku serba salah.

"Sorry, Prit! Radha blank ini."

"Lagi PMS ya mbak?"

"Emang kalo PMS bisa bikin blank ya?" Tanyaku balik sebelum beranjak dari dudukku dan segera keluar ruangan. Prita mendengus kesal.

Sebelum memasuki ruangan Pak Jonathan, sekilas aku menatap Mbak Linda. Sekretaris Pak Chandra itu berwajah manis, tubuhnya langsing sexy dengan dandanan yang agak menor alias tebal. Dia sedang sibuk menatap layar komputernya yang terletak di samping pintu Pak Chandra.

"Selamat pagi, Pak Jo!" sapaku ramah ketika aku sudah memasuki ruangannya. Pria yang aku sebut namanya itu sedang sibuk dengan beberapa kertas di depannya.

"Pagi juga, Sa! Duduk dulu ya! Ada yang mau aku diskusikan sama kamu."

"Siap, Pak! Bapak jadi kan berangkat ke Lombok hari ini?" tanyaku setelah aku duduk dan memandang berkas yang ada di mejanya.

"Iya, habis ini langsung ke bandara. Pesawat jam satu siang."

"Rencana berapa lama sih, Pak?"

"Habis Lombok trus ke Bali, Sa. Kalo sesuai jadwal saya kan semingguan tuh. Kecuali ada hal yang dadakan dan mengharuskan saya untuk menunda kembali ke sini."

"Dari Lombok terus ke Bali, terakhirnya ketemu sama nasi ya, Pak?" Aku mencoba bercanda yang membuat Pak Jo terkekeh sejenak sebelum kembali wajahnya terlihat serius. Beberapa bulan menjadi bawahannya, aku mulai memahami karakternya. Kertas yang ada di mejanya ditunjukkan kepadaku. Kami mendiskusikan mengenai laporan hasil evaluasi penjualan yang beberapa hari yang lalu aku serahkan kepadanya, dan juga rencana pengajuan product baru nanti. Untuk tiga bulan ke depan target yang diberikan oleh pimpinan semakin tinggi. Jadi banyak hal yang harus kami lakukan untuk memenuhinya.

Pak Jonathan menjelaskan garis besarnya saja apa yang harus aku lakukan selama seminggu beliau absen ke kantor, selebihnya aku bisa berkomunikasi via chat atau email. Aku mengiyakan arahannya dan segera merapikan semua berkas yang diperlukan Pak Jo, dan memasukkannya ke dalam amplop besar.

***

Makan siangku terasa hambar. Berulang kali aku mencoba menghubungi Edo lagi dan lagi, ternyata sama saja. Direject terus. Lama kelamaan aku kesal juga. Baru empat bulan berpisah saja sudah seperti ini, apalagi setahun.. Kepalaku terasa pening.

Waktu istirahat masih tersisa setengah jam lagi ketika aku masuk kembali ke ruanganku. Iseng saja aku membuka chat grup SMA untuk mendinginkan pikiranku. Ada seribu lebih comment terkumpul yang belum aku buka semenjak kemarin pagi. Aku paling malas kalau mesti membacanya dari awal. Yang aku baca kira-kira dua puluh komentar dari yang paling bawah. Dan akhirnya aku pun terkekeh sendirian..

Ternyata mereka lagi mengadakan acara lomba pantun, atau kalau istilah Jawanya..parikan, hahaha. Tak ku sangka ada-ada saja ide teman-teman jadulku. Dan hadiahnya satu juta rupiah untuk lima orang pemenang, yang disponsori oleh salah satu temanku yang bekerja di perusahaan methanol di Kalimantan.

Aku menggelengkan kepalaku tak percaya, karena baru kali ini mereka mengadakan kuis atau hal-hal seperti ini. Bisa jadi ke depannya akan menyambung lagi dengan kuis-kuis yang lain.

Waktu yang diberikan masih tersisa satu hari lagi ketika aku merasa penasaran ingin mengikutinya. Bukan masalah hadiahnya sih, tapi hal kecil seperti ini bisa mengakrabkan pertemanan kami lagi setelah bertahun-tahun terpisah oleh jarak. Dan bukankah seru juga, jika pantun yang kita buat, bisa diapresiasi oleh teman-teman dan bisa menghibur mereka. Dan buatku, hal ini bisa menjadi hiburan tersendiri disaat hati dan pikiranku sedang galau memikirkan Edo.

Aku kembali terkekeh sendiri membaca kelanjutan chatingan grup kami, sampai-sampai aku tak menyadari jika pintu ruanganku terbuka, dan kehadiran Pak Chandra yang datang tiba-tiba itu membuatku terkejut.

Revisi : 30 Maret 2021

BOSSku ternyata JODOHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang